Judo Belum Genjot Latihan Teknik
Biasanya latihan teknik dengan teman sendiri, tapi sebagai gantinya kita menggunakan karet. Karet dibanting dengan berbagai cara. Cara itu sedikit mengobati bisa masuk ke teknik.
DENPASAR, NusaBali
Pejudo Bali yang diproyeksikan untuk PON Papua XX/2021 hingga kini belum digenjot latihan teknik. Hal itu karena menghindari kontak fisik. Sebab, program teknik harus dipraktekkan secara langsung antar pejudo, sehingga dapat terjadi saling bersentuhan saat berlatih. Sedang latihan saat ini menerapkan protokol kesehatan ketat dengan jarak sekitar satu meter antar pejudo.
Dengan problem seperti itu, PJSI Bali berusaha menyiasati sparing dengan menarik karet. Hal itu dinilai ada celah untuk masuk ke tahap teknik, meskipun belum maksimal. Sebab, pengganti karet yang awalnya harus ada orang diajak latihan belum maksimal 100 persen.
"Biasanya latihan teknik dengan teman sendiri, tapi sebagai gantinya kita menggunakan karet. Cara itu sedikit mengobati bisa masuk ke teknik," ucap salah satu atlet PON Judo Bali, Fania Farid, Jumat (2/10).
Pejudo kelas individu -78 kg putri itu mengakui belum efektif dapat menggunakan tenaga karena diganti karet sebagai lawan. Biasanya, kalau latihan teknik dengan teman langsung jelas ada perlawanan dan gerakan otomatis.
Untuk mempraktekkan berbagai ragam teknik, baik kuncian, bantingan, cara memegang baju leher lawan, menghindari bantingan, menghindari kuncian, bahkan cara jatuh sekaligus dan seterusnya. Kalau menggunakan karet hasilnya tidak maksimal.
Namun jika dipaksakan, kata Fania Farid, harus dengan sparring. Karena pandemi Covid-19, full body kontak harus dihindari. Fania pun berharap Covid-19 segera berakhir, sehingga latihan dapat normal kembali. Dengan demikian dia dapat mempraktekkan beragam teknik Cabor judo.
Hal yang sama juga diakui Waketum Pengprov PJSI Bali, Nengah Sudiartha. "Program teknik kita belum masuk maksimal, ini masih berkutat soal fisik dan kebugaran saja. Bahkan ini juga akan dilakukan hingga akhir Desember nanti," tegas Sudiartha.
Pria yang kesehariannya anggota Polri itu mengakui belum masuk ke tahap teknik dalam upaya menghindari full body kontak, yang belum diperkenankan. Pasalnya, saat masuk tahap program teknik semuanya harus bersentuhan. Bahkan jika dipaksakan dengan memakai Alat Perlengkapan Diri (APD), maka APD-nya bisa robek. Hal yang dilakukan dengan latihan menggunakan karet.
"Hasilnya memang tidak maksimal. Saat digerakkan kan karet tanpa perlawanan. Lain dengan orang atau atlet, pasti ada perlawanan. Nantinya hal itu bisa menguji teknik," kata Sudiartha. *dek
Pejudo Bali yang diproyeksikan untuk PON Papua XX/2021 hingga kini belum digenjot latihan teknik. Hal itu karena menghindari kontak fisik. Sebab, program teknik harus dipraktekkan secara langsung antar pejudo, sehingga dapat terjadi saling bersentuhan saat berlatih. Sedang latihan saat ini menerapkan protokol kesehatan ketat dengan jarak sekitar satu meter antar pejudo.
Dengan problem seperti itu, PJSI Bali berusaha menyiasati sparing dengan menarik karet. Hal itu dinilai ada celah untuk masuk ke tahap teknik, meskipun belum maksimal. Sebab, pengganti karet yang awalnya harus ada orang diajak latihan belum maksimal 100 persen.
"Biasanya latihan teknik dengan teman sendiri, tapi sebagai gantinya kita menggunakan karet. Cara itu sedikit mengobati bisa masuk ke teknik," ucap salah satu atlet PON Judo Bali, Fania Farid, Jumat (2/10).
Pejudo kelas individu -78 kg putri itu mengakui belum efektif dapat menggunakan tenaga karena diganti karet sebagai lawan. Biasanya, kalau latihan teknik dengan teman langsung jelas ada perlawanan dan gerakan otomatis.
Untuk mempraktekkan berbagai ragam teknik, baik kuncian, bantingan, cara memegang baju leher lawan, menghindari bantingan, menghindari kuncian, bahkan cara jatuh sekaligus dan seterusnya. Kalau menggunakan karet hasilnya tidak maksimal.
Namun jika dipaksakan, kata Fania Farid, harus dengan sparring. Karena pandemi Covid-19, full body kontak harus dihindari. Fania pun berharap Covid-19 segera berakhir, sehingga latihan dapat normal kembali. Dengan demikian dia dapat mempraktekkan beragam teknik Cabor judo.
Hal yang sama juga diakui Waketum Pengprov PJSI Bali, Nengah Sudiartha. "Program teknik kita belum masuk maksimal, ini masih berkutat soal fisik dan kebugaran saja. Bahkan ini juga akan dilakukan hingga akhir Desember nanti," tegas Sudiartha.
Pria yang kesehariannya anggota Polri itu mengakui belum masuk ke tahap teknik dalam upaya menghindari full body kontak, yang belum diperkenankan. Pasalnya, saat masuk tahap program teknik semuanya harus bersentuhan. Bahkan jika dipaksakan dengan memakai Alat Perlengkapan Diri (APD), maka APD-nya bisa robek. Hal yang dilakukan dengan latihan menggunakan karet.
"Hasilnya memang tidak maksimal. Saat digerakkan kan karet tanpa perlawanan. Lain dengan orang atau atlet, pasti ada perlawanan. Nantinya hal itu bisa menguji teknik," kata Sudiartha. *dek
Komentar