Potret Sederhana HUT Ke-26 NusaBali di Tengah Pandemi Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat untuk berjarak. Untuk pertama kalinya, perayaan HUT ke-26 Harian Umum NusaBali, Sabtu (3/10) digelar dengan cara yang berbeda.
Perayaan digelar secara langsung dengan dihadiri beberapa orang dan sisanya secara online. Memang terasa berbeda, karena tidak ada keramaian seperti tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, HUT tetap berlangsung khidmat.
Acara berlangsung sangat sederhana. Seremonial tiup lilin dan potong tumpeng hanya dihadiri sekitar 15 orang dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada pukul 11.30 Wita di Lantai II Kantor HU NusaBali Jalan Hayam Wuruk No 110 Denpasar. Sedangkan karyawan lainnya mengikuti secara daring melalui aplikasi Zoom. Untuk mencairkan suasana, selain tiup lilin dan potong tumpeng, juga diadakan doorprize kepada sejumlah karyawan terpilih, baik yang hadir langsung maupun menyaksikan lewat zoom.
Meski jarak memisahkan dan pandemi memaksa kegiatan dilakukan sesederhana mungkin, namun semangat tetap menyala untuk memaknai usia yang semakin dewasa. Pemimpin Umum Harian Umum NusaBali, I Gde Muliarsana, mengatakan, di tengah pandemi yang melanda dunia, NusaBali masih mampu tetap eksis. Ini dikarenakan semangat NusaBali yang tetap terjaga untuk memberikan informasi selama pandemi.
“Covid-19 boleh memisahkan jarak kita. Tapi semangat kita tentu tidak bisa dihentikan oleh apapun dan siapapun, termasuk oleh Covid-19. Dalam situasi apapun, semangat NusaBali harus tetap terpacu, karena masyarakat membutuhkan informasi akurat dari NusaBali,” ujar Gde Muliarsana, sembari berharap tahun-tahun selanjutnya perayaan HUT NusaBali bisa dilakukan seperti sedia kala yang penuh kemeriahan.
Ditambahkan oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) NusaBali, I Ketut Naria, jika melihat situasi pandemi saat ini, NusaBali seperti menghadapi tantangan yang sama seperti saat awal berdiri. Bedanya, pada awal berdiri perjuangan beratnya lebih kepada membesarkan nama NusaBali dan mendapatkan hati pembaca. Sedangkan saat ini perjuangan berat yang dihadapi adalah berjuang ‘menyambung informasi’ yang dibutuhkan oleh pembaca dengan bertaruh kesehatan diri di lapangan.
“Saat ini tantangannya adalah berjuang menjaga kesehatan, tapi tetap berjuang mempertahankan isi koran yang tetap berpegang pada roh jurnalistik NusaBali. Dengan cara itu, kita tetap bisa eksis. Ini adalah ulang tahun yang pertama NusaBali merayakan dengan sederhana,” ungkap Ketut Naria.
Di tengah pandemi yang tak pasti kapan akan berakhir, Ketut Naria bersyukur, karena NusaBali hingga saat ini masih mampu mempertahankan jumlah halaman dan hari terbit, serta tidak mengurangi jumlah karyawan. Menurutnya, HUT di tengah pandemi ini harus menjadi momentum membangkitkan semangat mempertahankan eksistensi NusaBali. “Kita bersyukur karena masih mampu tetap eksis hingga saat ini. Ini menjadi momentum yang baik bagi kita untuk membangkitkan semangat, agar maju bersama-sama,” harapnya. *ind
Komentar