Beji Pura Dalem Puri, Dipakai Patirtan dan Air Langsung Minum
Beji (permandian suci, Red) Pura Dalem Puri di Banjar Tebasaya, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, salah satu mata air suci ‘unik’ di kawasan wisata Ubud.
GIANYAR, NusaBali
Tak hanya untuk patirtan Ida Batara dan pamedek (umat yang tangkil ke Pura) saat piodalan, air dari Beji ini juga dimanfaatkan untuk air langsung minum oleh masyarakat sekitar.
Seperti terlihat Senin (17/10), sejumlah warga sekitar membawa jerigen atau botol air mineral untuk mengambil air itu dari kran air Beji. Kran air dipasang di sudut tenggara Pura Dalem Puri. Airnya ditarik dari Beji dengan pompa listrik, kedalaman sekitar 50 meter. Tak hanya warga disini, banyak wisatawan mancanegara ikut nunas (mohon) air langsung minum itu. ‘’Banyaknya wisatawan nunas air ini telihat dari jenis mata uang asing dalam kotak sesari pada kran air ini,’’ jelas Dewa Gde Windia, salah seorang tokoh dan prajuru Desa Pakraman Peliatan, Ubud, di lokasi.
Kelian Pura Dalem Puri, Peliatan, Anak Agung Anom Bawa mengatakan, air langsung minum dari Beji ini mencapai 1,5 - 2 ton per hari. Penarikan air ke atas/jaba Pura ini pada tahun 2002, sejak rehab pada beberapa bangunan pura. Pihaknya dan kalangan prajuru desa pakraman serta prajuru pura setempat kini sangat mengkhawatiri ancaman lingkungan yang menimpa air Beji tersebut. Ancaman itu, antara lain, debit air Beji cenderung menurun karena pembabatan vegetasi atau hijauan pohon besar di bagian hulu yang tak terkendali. Warga di bagian hulu juga sering membuang sampah sembarangan hingga mengakibatkan kumuh di sekitar Tukad (sungai) Tirta Tawar, lokasi Beji itu.
Menyikapi kondisi itu, Senin (17/10), jajaran prajuru Desa Pakraman Peliatan dan prajuru Pura Dalem Puri menggelar paruman di Jaba Tengah Pura Dalem Puri, Peliatan. Paruman menghadirkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gianyar AA Ari Brahmanta, dan jajarannya. Hadir pula Perbekel Peliatan Cokorda Agung Krisnadi dan Bendesa Desa Pakraman Peliatan Ketut Sandi. ‘’Harapan kami, bagaimana air Beji ini tetap lestari dan terhindar dari ancaman kerusakan lingkungan. Kami harus selamatkan kualitas air yang sudah jadi air langsung minum oleh masyarakat disini,’’ jelas Bendesa Ketut Sandi, dikuatkan Perbekel Cokorda Agung Krisnadi.
Perbekel dan prajuru lainnya, mohon kepada Pemkab Gianyar untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan air, lingkungan dan mata air, khususnya Beji setempat. Jika tak segera diambil langkah, kerusakan lingkungan tak hanya terjadi pada Beji, juga di sekitar kawasan wisata Ubud pada umumnya.
Kepala BLH Gianyar AA Ari Brahmanta mengatakan, dirinya secara langsung telah melihat warga sekitar pura mengambil air Beji dari kran di Jaba Pura Dalem Puri. Pihaknya juga mengajak sejumlah petugas khusus untuk pengujian kualitas air tersebut. Terkait pelestarian lingkungan khususnya menjaga kelestarian air, pihaknya minta kepada pihak prajuru untuk membuat proposal kepada Pemkab Gianyar melalui BLH. Proposal itu, antara lain berisi permohonan bantuan penghijauan di sekitar lingkungan Beji. Selain itu, BLH akan berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Gianyar untuk penguatan program kebersihan di bagian hulu.
‘’Kami di BLH punya program khusus pengembangan hijauan berupa tanaman upakara. Dan, di Gianyar kini sudah ada Perda tentang kebersihan, barang siapa yang membuang sampah akan kena denda,’’ jelasnya. Ia sangat memuji semangat para prajuru Desa Pakraman Peliatan dan prajuru Pura Dalem Puri dalam upaya penyelamatan air dan kelestarian lingkungan ini. lsa
Seperti terlihat Senin (17/10), sejumlah warga sekitar membawa jerigen atau botol air mineral untuk mengambil air itu dari kran air Beji. Kran air dipasang di sudut tenggara Pura Dalem Puri. Airnya ditarik dari Beji dengan pompa listrik, kedalaman sekitar 50 meter. Tak hanya warga disini, banyak wisatawan mancanegara ikut nunas (mohon) air langsung minum itu. ‘’Banyaknya wisatawan nunas air ini telihat dari jenis mata uang asing dalam kotak sesari pada kran air ini,’’ jelas Dewa Gde Windia, salah seorang tokoh dan prajuru Desa Pakraman Peliatan, Ubud, di lokasi.
Kelian Pura Dalem Puri, Peliatan, Anak Agung Anom Bawa mengatakan, air langsung minum dari Beji ini mencapai 1,5 - 2 ton per hari. Penarikan air ke atas/jaba Pura ini pada tahun 2002, sejak rehab pada beberapa bangunan pura. Pihaknya dan kalangan prajuru desa pakraman serta prajuru pura setempat kini sangat mengkhawatiri ancaman lingkungan yang menimpa air Beji tersebut. Ancaman itu, antara lain, debit air Beji cenderung menurun karena pembabatan vegetasi atau hijauan pohon besar di bagian hulu yang tak terkendali. Warga di bagian hulu juga sering membuang sampah sembarangan hingga mengakibatkan kumuh di sekitar Tukad (sungai) Tirta Tawar, lokasi Beji itu.
Menyikapi kondisi itu, Senin (17/10), jajaran prajuru Desa Pakraman Peliatan dan prajuru Pura Dalem Puri menggelar paruman di Jaba Tengah Pura Dalem Puri, Peliatan. Paruman menghadirkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gianyar AA Ari Brahmanta, dan jajarannya. Hadir pula Perbekel Peliatan Cokorda Agung Krisnadi dan Bendesa Desa Pakraman Peliatan Ketut Sandi. ‘’Harapan kami, bagaimana air Beji ini tetap lestari dan terhindar dari ancaman kerusakan lingkungan. Kami harus selamatkan kualitas air yang sudah jadi air langsung minum oleh masyarakat disini,’’ jelas Bendesa Ketut Sandi, dikuatkan Perbekel Cokorda Agung Krisnadi.
Perbekel dan prajuru lainnya, mohon kepada Pemkab Gianyar untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan air, lingkungan dan mata air, khususnya Beji setempat. Jika tak segera diambil langkah, kerusakan lingkungan tak hanya terjadi pada Beji, juga di sekitar kawasan wisata Ubud pada umumnya.
Kepala BLH Gianyar AA Ari Brahmanta mengatakan, dirinya secara langsung telah melihat warga sekitar pura mengambil air Beji dari kran di Jaba Pura Dalem Puri. Pihaknya juga mengajak sejumlah petugas khusus untuk pengujian kualitas air tersebut. Terkait pelestarian lingkungan khususnya menjaga kelestarian air, pihaknya minta kepada pihak prajuru untuk membuat proposal kepada Pemkab Gianyar melalui BLH. Proposal itu, antara lain berisi permohonan bantuan penghijauan di sekitar lingkungan Beji. Selain itu, BLH akan berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Gianyar untuk penguatan program kebersihan di bagian hulu.
‘’Kami di BLH punya program khusus pengembangan hijauan berupa tanaman upakara. Dan, di Gianyar kini sudah ada Perda tentang kebersihan, barang siapa yang membuang sampah akan kena denda,’’ jelasnya. Ia sangat memuji semangat para prajuru Desa Pakraman Peliatan dan prajuru Pura Dalem Puri dalam upaya penyelamatan air dan kelestarian lingkungan ini. lsa
1
Komentar