Pelatih Binaraga Pantau Rival
GIANYAR, NusaBali
Pelatih Binaraga PON Bali I Wayan Bun Setiady mulai memantau dan mempelajari kekuatan rival pada PON Papua XX/2021.
Dari sekian nama pesaing, atlet Bali Herwin Adianto di kelas 85+kg akan mendapat lawan terberat atlet asal Jawa Timur, yakni I Gede Darma Susila, atau yang akrab dipanggil Iged. Selama ini Iged dikenal sebagai penguasa di kelas 85+kg itu.
Meski begitu, Bun Setiady sangat optimistis Herwin Adianto mampu bersaing dan menunjukkan prestasi. Apalagi, Herwin saat ini tetap menjalani proses latihan dengan disiplin tinggi, meski dalam suasana pandemi Covid-19.
"Saya tetap optimistis Herwin mampu bersaing. Peluangnya masih sangat terbuka. Yang terberat itu cuma atlet asal Jatim. Yang lain semua atlet baru di kelas berat. Intinya siapa yang persiapan lebih bagus dan mental bertandingnya juga bagus, saya yakin itu yang akan meraih medali di PON Papua," ucap kata Bun Setiady, Minggu (4/10).
Pria asal Peliatan Ubud Gianyar itu mengakui, para pesaing mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Soal jam terbang memang atlet Jatim sangat berpengalaman. Termasuk atlet Bali juga cukup senior di kelasnya.
PON Papua akan jadi ajang pembuktian bagi Erwin Adianto, Darma Susila, atlet asal Yogyakarta Nurhiksan, Afu Rahmat dari Banten, dan Andrianto (Aceh). Mereka nama-nama yang mumpuni di kelasnya, Darma Susila akan dipantau khusus.
Sebab yang bersangkutan sangat jarang ikut event nasional. Hanya bertanding pada saat kejuaraan tertentu dan ajang resmi. Sehingga selalu menjadi atensi lawan-lawannya. Darma Susila sendiri sejatinya asal Buleleng, tapi lama membela Jatim.
"Seminggu sekali kami masih latihan bersama sekalian evaluasi. Latihan di Massas Fitness Ubud, Gianyar. Kami konsisten latihan dan setiap harinya wajib fitnes," kata Bun Setiady.
Sementara itu Herwin Adianto juga mengakui nama atlet binaraga dari empat provinsi itu memang jadi pesaing beratnya. Atlet kelahiran 9 Mei tahun 1983 itu menegaskan, berkaca dari kelebihan dan kekurangan dari para rivalnya, dirinya tetap akan berusaha mempertahankan kelebihan yang dimilikinya.
"Kami menggenjot kelebihan dan memperbaiki kekurangan serta memaksimalkan program latihan dengan skala prioritas," tegas Herwin Adianto.
Bagi Herwin Adianto, persiapan maksimal sejak sekarang tetap dilakukan. Baginya, itu sangat menentukan performa atlet binaraga pada saat bertanding. Menurutnya, atlet tidak boleh stress, kecapean, dan kurang nutrisi.
“Jika ini tidak diperhatikan dengan baik, atlet akan tidak bisa maksimal tampil. Kami harap pengurus Binaraga Bali yang baru memperhatikan hal tersebut," kata Herwin Adianto. *dek
Meski begitu, Bun Setiady sangat optimistis Herwin Adianto mampu bersaing dan menunjukkan prestasi. Apalagi, Herwin saat ini tetap menjalani proses latihan dengan disiplin tinggi, meski dalam suasana pandemi Covid-19.
"Saya tetap optimistis Herwin mampu bersaing. Peluangnya masih sangat terbuka. Yang terberat itu cuma atlet asal Jatim. Yang lain semua atlet baru di kelas berat. Intinya siapa yang persiapan lebih bagus dan mental bertandingnya juga bagus, saya yakin itu yang akan meraih medali di PON Papua," ucap kata Bun Setiady, Minggu (4/10).
Pria asal Peliatan Ubud Gianyar itu mengakui, para pesaing mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Soal jam terbang memang atlet Jatim sangat berpengalaman. Termasuk atlet Bali juga cukup senior di kelasnya.
PON Papua akan jadi ajang pembuktian bagi Erwin Adianto, Darma Susila, atlet asal Yogyakarta Nurhiksan, Afu Rahmat dari Banten, dan Andrianto (Aceh). Mereka nama-nama yang mumpuni di kelasnya, Darma Susila akan dipantau khusus.
Sebab yang bersangkutan sangat jarang ikut event nasional. Hanya bertanding pada saat kejuaraan tertentu dan ajang resmi. Sehingga selalu menjadi atensi lawan-lawannya. Darma Susila sendiri sejatinya asal Buleleng, tapi lama membela Jatim.
"Seminggu sekali kami masih latihan bersama sekalian evaluasi. Latihan di Massas Fitness Ubud, Gianyar. Kami konsisten latihan dan setiap harinya wajib fitnes," kata Bun Setiady.
Sementara itu Herwin Adianto juga mengakui nama atlet binaraga dari empat provinsi itu memang jadi pesaing beratnya. Atlet kelahiran 9 Mei tahun 1983 itu menegaskan, berkaca dari kelebihan dan kekurangan dari para rivalnya, dirinya tetap akan berusaha mempertahankan kelebihan yang dimilikinya.
"Kami menggenjot kelebihan dan memperbaiki kekurangan serta memaksimalkan program latihan dengan skala prioritas," tegas Herwin Adianto.
Bagi Herwin Adianto, persiapan maksimal sejak sekarang tetap dilakukan. Baginya, itu sangat menentukan performa atlet binaraga pada saat bertanding. Menurutnya, atlet tidak boleh stress, kecapean, dan kurang nutrisi.
“Jika ini tidak diperhatikan dengan baik, atlet akan tidak bisa maksimal tampil. Kami harap pengurus Binaraga Bali yang baru memperhatikan hal tersebut," kata Herwin Adianto. *dek
Komentar