Bupati Beri 'Catatan Merah' Dua PD
Bupati Giri Prasta geram karena kebocoran di PDAM mencapai 50 persen. Sedangkan di PD Pasar banyak pegawai yang jarang bertugas alias malas.
MANGUPURA, NusaBali
Dua perusahaan plat merah, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dan Perusahaan Daerah (PD) Pasar mendapat ‘catatan merah’ dari Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Dalam acara penyerahan bantuan rumah sehat dan usaha ekonomi produktif (UEP) di GOR Mengwi, Senin (17/10), bupati menyindir kinerja dua perusahaan tersebut. Bupati Giri Prasta sempat menyebut kinerja PDAM banyak bocornya. “Kalau bocornya sedikit tidak apa-apa. Ini sampai 50 persen,” tegas pejabat asal Plaga, Kecamatan Petang, itu.
Seusai pertemuan, sejumlah wartawan sempat mempertanyakan kondisi PDAM Badung kepada bupati. Jawabnya, PDAM Tirta Mangutama memang perlu pembenahan segera. “Saya katakan kembali kondisinya sudah darurat. Kebocoran-kebocoran dan pencurian air tersebut harus segera diselesaikan. Yang terpenting bagi saya sekarang, bagaimana pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal,” tegasnya. Apakah tidak ada rencana merombak manajemen? “Untuk masalah itu (perombakan) hanya Giri Prasta yang tahu,” katanya sambil tersenyum dan berlalu.
Masih di acara yang sama, kinerja PD Pasar juga tak luput kena sorotan. Terutama masalah kinerja pegawai yang disebutnya malas. “Pegawai PD Pasar overloaded (kelebihan). Tapi justru banyak yang jarang bertugas,” ucap Bupati Giri Prasta.
Di sisi lain Ketua Komisi III DPRD Badung I Nyoman Satria menyatakan memungkinkan adanya pemberhantian direksi PDAM Tirta Mangutama. Menurutnya, hal tersebut mengacu pada Perda 6 Tahun 2005 tentang PDAM Kabupaten Badung. Pasal 20 huruf (f) menyatakan, Direksi diberhentikan bila terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan.
“Direksi PDAM bisa diberhentikan, salah satunya karena mengakibatkan kerugian perusahaan,” tegas Satria secara terpisah. Dia menilai munculnya puluhan sambungan ilegal jelas-jelas merugikan perusahaan.
Satria juga menuding kondisi PDAM tak kunjung membaik, salah satu indikasi menurunya setoran ke PAD, padahal penyertaan modal oleh pemerintah sangat besar. Jika setoran tahun 2015 sebesar Rp 13 miliar, di tahun 2016 menjadi hanya Rp 9,4 miliar. “Kontribusi ke PAD rendah, malah keluhan masyarakat semakin banyak,” ucap Satria. Dirut PDAM Tirta Mangutama I Made Subargayasa belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telepon tidak ada jawaban.
Sementara Dirut PD Pasar I Made Sutarma dihubungi terpisah tak membantah bila ada sejumlah pegawainya yang malas. Meski bagitu, berbagai upaya pembenahan terus dilakukan. “Kami tidak pungkiri itu, tapi kami lakukan pembenahan secara bertahap sejak saya memimpin,” katanya. “Saat ini punishment dan reward betul-betul kami terapkan,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku menerima masukan dari bupati. “Kami menerima masukan dari bapak bupati, kami akan berupaya maksimal lagi meningkatkan kinerja,” tandas Sutarma. asa
Seusai pertemuan, sejumlah wartawan sempat mempertanyakan kondisi PDAM Badung kepada bupati. Jawabnya, PDAM Tirta Mangutama memang perlu pembenahan segera. “Saya katakan kembali kondisinya sudah darurat. Kebocoran-kebocoran dan pencurian air tersebut harus segera diselesaikan. Yang terpenting bagi saya sekarang, bagaimana pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal,” tegasnya. Apakah tidak ada rencana merombak manajemen? “Untuk masalah itu (perombakan) hanya Giri Prasta yang tahu,” katanya sambil tersenyum dan berlalu.
Masih di acara yang sama, kinerja PD Pasar juga tak luput kena sorotan. Terutama masalah kinerja pegawai yang disebutnya malas. “Pegawai PD Pasar overloaded (kelebihan). Tapi justru banyak yang jarang bertugas,” ucap Bupati Giri Prasta.
Di sisi lain Ketua Komisi III DPRD Badung I Nyoman Satria menyatakan memungkinkan adanya pemberhantian direksi PDAM Tirta Mangutama. Menurutnya, hal tersebut mengacu pada Perda 6 Tahun 2005 tentang PDAM Kabupaten Badung. Pasal 20 huruf (f) menyatakan, Direksi diberhentikan bila terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan.
“Direksi PDAM bisa diberhentikan, salah satunya karena mengakibatkan kerugian perusahaan,” tegas Satria secara terpisah. Dia menilai munculnya puluhan sambungan ilegal jelas-jelas merugikan perusahaan.
Satria juga menuding kondisi PDAM tak kunjung membaik, salah satu indikasi menurunya setoran ke PAD, padahal penyertaan modal oleh pemerintah sangat besar. Jika setoran tahun 2015 sebesar Rp 13 miliar, di tahun 2016 menjadi hanya Rp 9,4 miliar. “Kontribusi ke PAD rendah, malah keluhan masyarakat semakin banyak,” ucap Satria. Dirut PDAM Tirta Mangutama I Made Subargayasa belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telepon tidak ada jawaban.
Sementara Dirut PD Pasar I Made Sutarma dihubungi terpisah tak membantah bila ada sejumlah pegawainya yang malas. Meski bagitu, berbagai upaya pembenahan terus dilakukan. “Kami tidak pungkiri itu, tapi kami lakukan pembenahan secara bertahap sejak saya memimpin,” katanya. “Saat ini punishment dan reward betul-betul kami terapkan,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku menerima masukan dari bupati. “Kami menerima masukan dari bapak bupati, kami akan berupaya maksimal lagi meningkatkan kinerja,” tandas Sutarma. asa
1
Komentar