Kehilangan Istri dan Anak, Menangis di Pelukan Bupati
Delapan (8) jenazah korban ambruknya Jembatan Kuning penyeberangan Nusa Ceningan-Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung sudah dipulangkan ke rumah duka dari Puskesmas Nusa Penida II di Desa Lembongan, Senin (17/10).
Dua Bocah Kakak Adik Juga Ikut Jadi Korban Ambruknya Jembatan Kuning
SEMARAPURA, NusaBali
Dari 8 jenazah itu, 4 orang di antaranya dari dua keluarga berbeda. Pertama, ibu dan anaknya. Kedua, bocah kakak adik.
Korban ibu dan anaknya yang tewas dalam musibah jembatan ambruk, Minggu (16/10) petang pukul 18.10 Wita, adalah Ni Ketut Werni, 55 dan I Putu Surya, 3 , asal Banjar Kaja, Desa Jungut Batu, Kecamatan Nusa Penida. Sedangkan dua bocah kakak adik yang tewas adalah Ni Putu Putri Krisna Dewi, 9 (siswi Kelas III SDN 3 Lembongan) dan Ni Kadek Mustika Safitri, 6 (siswi TK), asal Banjar Ancak, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida.
Korban Ni Ketut Werni merupakan istri dari I Wayan Suryadita, 60. Sedangkan I Putu Surya, balita yang baru berusia 3 tahun, merupakan anak lelaki satu-satunya pasangan Wayan Suryadita-Ketut Werni. Putu Surya adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Tak heran jika duka mendalam menyelimputi keluarga Wayan Suryadita, yang kehilangan istri dan anak bungsunya akibat musibah jembatan ambruk, Minggu (16/10) petang pukul 18.10 Wita. Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka di Banjar Kaja, Desa Pakraman Jungut Batu, Senin siang,
Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka, Senin siang, suasana pilu sangat men-dominasi keluarga korban, diwarnai isak tangis sanak famili. Namun, Wayan Suryadita selaku kepala keluarga berusaha tabah. Bahkan, Suryadita yang kehilangan istri dan anaknya sempat menangis di pelukan Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta.
Suryadita yang kesehariannya menjadi pegawai di Dinas Perhubungan-Komunikasi-Informatika (Dishubkomonfo) Klungkung dan betugas di Pelabuhan Jungut Batu, masih sempat menceritakan seputar peristiwa maut yang merenggut istri dan anak bungsunya. Suryadita sendiri mengaku tidak menyangka bakal ditinggalkan istri dan anak bungsu buat selama-lamanya,
SELANJUTNYA . . .
SEMARAPURA, NusaBali
Dari 8 jenazah itu, 4 orang di antaranya dari dua keluarga berbeda. Pertama, ibu dan anaknya. Kedua, bocah kakak adik.
Korban ibu dan anaknya yang tewas dalam musibah jembatan ambruk, Minggu (16/10) petang pukul 18.10 Wita, adalah Ni Ketut Werni, 55 dan I Putu Surya, 3 , asal Banjar Kaja, Desa Jungut Batu, Kecamatan Nusa Penida. Sedangkan dua bocah kakak adik yang tewas adalah Ni Putu Putri Krisna Dewi, 9 (siswi Kelas III SDN 3 Lembongan) dan Ni Kadek Mustika Safitri, 6 (siswi TK), asal Banjar Ancak, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida.
Korban Ni Ketut Werni merupakan istri dari I Wayan Suryadita, 60. Sedangkan I Putu Surya, balita yang baru berusia 3 tahun, merupakan anak lelaki satu-satunya pasangan Wayan Suryadita-Ketut Werni. Putu Surya adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Tak heran jika duka mendalam menyelimputi keluarga Wayan Suryadita, yang kehilangan istri dan anak bungsunya akibat musibah jembatan ambruk, Minggu (16/10) petang pukul 18.10 Wita. Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka di Banjar Kaja, Desa Pakraman Jungut Batu, Senin siang,
Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka, Senin siang, suasana pilu sangat men-dominasi keluarga korban, diwarnai isak tangis sanak famili. Namun, Wayan Suryadita selaku kepala keluarga berusaha tabah. Bahkan, Suryadita yang kehilangan istri dan anaknya sempat menangis di pelukan Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta.
Suryadita yang kesehariannya menjadi pegawai di Dinas Perhubungan-Komunikasi-Informatika (Dishubkomonfo) Klungkung dan betugas di Pelabuhan Jungut Batu, masih sempat menceritakan seputar peristiwa maut yang merenggut istri dan anak bungsunya. Suryadita sendiri mengaku tidak menyangka bakal ditinggalkan istri dan anak bungsu buat selama-lamanya,
SELANJUTNYA . . .
Komentar