Industri Jasa Keuangan RI Takut Go Global
JAKARTA, NusaBali
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan industri jasa keuangan di Indonesia belum memiliki keberanian untuk berbisnis di luar negeri, termasuk di kawasan ASEAN.
Dia menjabarkan, hal itu disebabkan mulai dari efisiensi industri jasa keuangan di Indonesia yang rendah, dan teknologi yang belum memadai. Alasan lainnya adalah prospek bisnis di luar negeri yang butuh modal besar.
"Jadi antara (Industri jasa keuangan) pilih di dalam dulu, keluar takut, agak tipis karena keluar kita ke sana enggak kuat kita," kata Wimboh di DPR, seperti dilansir Viva, Senin (5/10).
Wimboh mengakui, negara-negara tetangga di ASEAN, seperti Malaysia hingga Singapura telah membuka pasar keuangannya untuk Indonesia. Namun, memang keberanian industri dalam negeri belum ada.
"Kita masih pikir dua kali (Perluas bisnis ke luar negeri) karena terlalu mahal capital-nya. Nah ini mungkin kita coba dorongan apa yang bisa kita berikan," tuturnya.
Karena itu, Wimboh menekankan pemerintah saat ini fokus untuk memperkuat modal, sumber daya manusia hingga teknologi terlebih dahulu. Caranya dengan mengacu pada industri asing yang ada di Indonesia.
"Ini kita harap yang produk-produk ini akan maju, SDM maju, teknologi maju, otomatis kita bisa bersaing penetrasi keluar," lanjut dia. *
"Jadi antara (Industri jasa keuangan) pilih di dalam dulu, keluar takut, agak tipis karena keluar kita ke sana enggak kuat kita," kata Wimboh di DPR, seperti dilansir Viva, Senin (5/10).
Wimboh mengakui, negara-negara tetangga di ASEAN, seperti Malaysia hingga Singapura telah membuka pasar keuangannya untuk Indonesia. Namun, memang keberanian industri dalam negeri belum ada.
"Kita masih pikir dua kali (Perluas bisnis ke luar negeri) karena terlalu mahal capital-nya. Nah ini mungkin kita coba dorongan apa yang bisa kita berikan," tuturnya.
Karena itu, Wimboh menekankan pemerintah saat ini fokus untuk memperkuat modal, sumber daya manusia hingga teknologi terlebih dahulu. Caranya dengan mengacu pada industri asing yang ada di Indonesia.
"Ini kita harap yang produk-produk ini akan maju, SDM maju, teknologi maju, otomatis kita bisa bersaing penetrasi keluar," lanjut dia. *
1
Komentar