700 Liter Eco Enzim Dituang di Tukad Buleleng
Penuangan dilakukan di sebelah utara jembatan Banyuning, wilayah Buitan, dan di jembatan tua peninggalan Belanda yang merupakan di muara Sungai Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 700 liter eco enzim telah dituangkan ke Tukad Buleleng oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng. Eco enzim diyakini mampu membersihkan air sungai dan menurunkan jumlah bakteri e-coli dan total coliform yang terkandung. Serta untuk menjernihkan air Tukad Buleleng yang saat ini masih sangat kotor.
Ratusan liter cairan fermentasi sampah organik yang memiliki sejumlah manfaat tersebut dituangkan secara bertahap setiap 2 minggu sekali selama hampir 3 bulan sejak dituangkan pertama kali pada momen HUT Kemerdekaan RI ke-75 lalu. "Penuangan eco enzim masih berlanjut setiap 2 minggu sekali," ucap Kadis Lingkungan Hidup Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, Kamis (8/10).
Penuangan tersebut masih dilakukan di tiga titik di sepanjang Tukad Buleleng. Di antaranya di sebelah utara jembatan Banyuning, wilayah Buitan, dan di jembatan tua peninggalan Belanda yang merupakan di muara Sungai Buleleng. "Kami hanya lakukan selama 2 minggu sekali. Kalau bisa setiap hari lebih baik," imbuhnya.
Ariadi mengatakan, DLH akan melakukan evaluasi dengan nelakukan uji laboratorium dan uji kasat mata di lapangan untuk mengetahui perubahan yang didapatkan setelah sekian kali eco enzim dituangkan di Tukad Buleleng. "Kalau sekarang kondisinya ada beberapa tempat yang sudah jernih airnya, namun masih ada beberapa tempat yang masih belum. Karena masih ada saluran drainase yang ada sampahnya yang ke sana," lanjutnya.
Untuk menuntaskan permasalahan sampah, DLH melakukan koordinasi ke Dinas PUPR Buleleng mengupayakan pemasangan bronjong besi di ujung drainase dan juga sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah lagi di aliran drainase. "Kalau sekarang yang masih ada sampai kita upayakan memasang bronjong besi di ujung drainase, hingga sampahnya bisa terjaring dan tidak langsung masuk kesungai," sambungnya.
Selain itu, kata dia, pihak dinas juga terus berupaya mensosialisasikan penggunaan eco enzim kepada seluruh lapisan masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk mencegah dan mengurangi pencemaran akibat bahan kimia melalui cairan eco enzim serta sebagai upaya mengefektifkan pengolahan sampah organik.*cr75
Sebanyak 700 liter eco enzim telah dituangkan ke Tukad Buleleng oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng. Eco enzim diyakini mampu membersihkan air sungai dan menurunkan jumlah bakteri e-coli dan total coliform yang terkandung. Serta untuk menjernihkan air Tukad Buleleng yang saat ini masih sangat kotor.
Ratusan liter cairan fermentasi sampah organik yang memiliki sejumlah manfaat tersebut dituangkan secara bertahap setiap 2 minggu sekali selama hampir 3 bulan sejak dituangkan pertama kali pada momen HUT Kemerdekaan RI ke-75 lalu. "Penuangan eco enzim masih berlanjut setiap 2 minggu sekali," ucap Kadis Lingkungan Hidup Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, Kamis (8/10).
Penuangan tersebut masih dilakukan di tiga titik di sepanjang Tukad Buleleng. Di antaranya di sebelah utara jembatan Banyuning, wilayah Buitan, dan di jembatan tua peninggalan Belanda yang merupakan di muara Sungai Buleleng. "Kami hanya lakukan selama 2 minggu sekali. Kalau bisa setiap hari lebih baik," imbuhnya.
Ariadi mengatakan, DLH akan melakukan evaluasi dengan nelakukan uji laboratorium dan uji kasat mata di lapangan untuk mengetahui perubahan yang didapatkan setelah sekian kali eco enzim dituangkan di Tukad Buleleng. "Kalau sekarang kondisinya ada beberapa tempat yang sudah jernih airnya, namun masih ada beberapa tempat yang masih belum. Karena masih ada saluran drainase yang ada sampahnya yang ke sana," lanjutnya.
Untuk menuntaskan permasalahan sampah, DLH melakukan koordinasi ke Dinas PUPR Buleleng mengupayakan pemasangan bronjong besi di ujung drainase dan juga sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah lagi di aliran drainase. "Kalau sekarang yang masih ada sampai kita upayakan memasang bronjong besi di ujung drainase, hingga sampahnya bisa terjaring dan tidak langsung masuk kesungai," sambungnya.
Selain itu, kata dia, pihak dinas juga terus berupaya mensosialisasikan penggunaan eco enzim kepada seluruh lapisan masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk mencegah dan mengurangi pencemaran akibat bahan kimia melalui cairan eco enzim serta sebagai upaya mengefektifkan pengolahan sampah organik.*cr75
Komentar