107 Ha Sawah Diserang Hama Tikus
Dinas Pertanian Berencana Gelar Ngaben Bikul
MANGUPURA, NusaBali
Serangan hama tikus semakin meluas di Kabupaten Badung. Total lahan yang terkena dampak langsung sekitar 107 hektare dari total luas lahan pertanian di Badung sekitar 9.593 ha.
Untuk itu, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung berencana menyelenggarakan ngaben tikus (bikul) pada November 2020 mendatang. “Kami memang banyak mendapatkan laporan serangan hama tikus dari petani, sejak beberapa bulan lalu. Atas laporan tersebut kami sudah menurunkan pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) untuk melakukan pengamatan dan upaya pengendalian,” ungkap Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, Kamis (8/10).
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan, serangan hama tikus tercatat tersebar di Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Abiansemal, hingga Kecamatan Petang. Total lahan yang terkena dampak langsung sekitar 107 hektare dari total luas lahan pertanian di Badung sekitar 9.593 ha.
Menurut Wijana, ada sejumlah faktor terjadinya serangan hama tikus tersebut, antara lain kemampuan adaptasi OPT (organisme pengganggu tumbuhan), penanaman varietas yang sama terus menerus, perubahan iklim, perubahan ekosistem. Begitu pun tidak bisa dipungkiri akibat alih fungsi lahan. “Tapi kami sudah melakukan gerakan pengendalian (Gerdal) dengan melibatkan krama subak berupa pengeropyokan, pengasapan, dan pemasangan racun tikus,” ujar Wijana.
Tidak itu saja, Dinas Pertanian dan Pangan juga berencana melakukan upaya niskala sesuai keyakinan masyarakat, yakni dengan melaksanakan ngaben bikul (tikus). Rencananya ngaben bikul akan dilaksanakan sekitar November 2020 mendatang.
Disamping itu, Dinas Pertanian dan Pangan sedang menjajagi untuk memanfaatkan musuh alami tikus yaitu burung hantu yang terbukti mampu menekan populasi tikus. “Di beberapa daerah, penggunaan burung hantu sebagai musuh alami tikus sudah dilakukan,” ungkap mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung itu. *asa
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan, serangan hama tikus tercatat tersebar di Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Abiansemal, hingga Kecamatan Petang. Total lahan yang terkena dampak langsung sekitar 107 hektare dari total luas lahan pertanian di Badung sekitar 9.593 ha.
Menurut Wijana, ada sejumlah faktor terjadinya serangan hama tikus tersebut, antara lain kemampuan adaptasi OPT (organisme pengganggu tumbuhan), penanaman varietas yang sama terus menerus, perubahan iklim, perubahan ekosistem. Begitu pun tidak bisa dipungkiri akibat alih fungsi lahan. “Tapi kami sudah melakukan gerakan pengendalian (Gerdal) dengan melibatkan krama subak berupa pengeropyokan, pengasapan, dan pemasangan racun tikus,” ujar Wijana.
Tidak itu saja, Dinas Pertanian dan Pangan juga berencana melakukan upaya niskala sesuai keyakinan masyarakat, yakni dengan melaksanakan ngaben bikul (tikus). Rencananya ngaben bikul akan dilaksanakan sekitar November 2020 mendatang.
Disamping itu, Dinas Pertanian dan Pangan sedang menjajagi untuk memanfaatkan musuh alami tikus yaitu burung hantu yang terbukti mampu menekan populasi tikus. “Di beberapa daerah, penggunaan burung hantu sebagai musuh alami tikus sudah dilakukan,” ungkap mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung itu. *asa
Komentar