Pandemi, Plastic Exchange Jadi Rutinitas
GIANYAR, NusaBali
Aksi plastic exchange (penukaran sampah plastik) sudah menjadi rutinitas masyarakat selama masa pandemi Covid-19.
Pelaksanaan aksi ini menggugah donatur untuk berpartisipasi menyediakan alat tukar dan membiasakan masyarakat memilah sampah. Dampak positifnya, di masa sulit ekonomi warga dapat alat tukar berupa beras, sayur mayur dan lain sebagainya. Plastic exchange juga berdampak positif terhadap kebersihan lingkungan.
Seperti tampak pada aksi tukar sampah plastik digelar Sekaa Teruna Bina Warga, Banjar Mas, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Sabtu (10/10). Sekaa teruna ini menggandeng komunitas Plastic Exchange Rare Angon Dekil, dan sponsor lainnya. Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat jam tersebut, disediakan setengah ton beras atau 500 Kilogram.
Koordinator aksi I Wayan Asta menjelaskan kegiatan itu merupakan yang kedua kali dilakukan di desa setempat. Tujuannya, di tengah pandemi ini dapat membantu warga, meski tidak banyak. “Ini kami melakukan Plastic Exchange, supaya dapat meringankan beban masyarakat. Di tengah perekonomian seperti ini tentunya tukar sampah dapat beras ini sangat membantu warga. Selain lingkungan bersih dari plastik, tentunya keuntungan yang kita mendapatkan beras sesuai jumlah sampah yang dibawa,” jelasnya saat ditemui, Minggu (11/10).
Untuk pengadaan setengah ton beras, sekaa teruna aktif mencari sponsor. "Banyak yang membantu kegiatan itu terdiri dari Mana Ecco, Yayasan Plastic Exchange Bali, warga Banjar Mas, Sekaa Teruna Bina Warga, dan Rare Angon Dekil Desa Sayan," jelasnya.
Selain kegiatan tukar sampah plastik dapat beras, pihaknya juga mengedukasi masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan covid 19. Dengan membiasakan diri wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan, dan wajib menjaga jarak (3M). Setiap warga yang menukar sampahnya juga mendapatkan masker gratis yang disediakan oleh sekaa teruna. Sehingga dengan demikian penyebaran virus covid 19 di desa setempat dapat diantisipasi.
Smpah yang terkumpul langsung diangkut oleh pengepul yang sebelumnya telah diajak bekerjasama. Rata-rata sampah itu dapat didaur ulang, sehingga tidak ada lagi yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Rata-rata sampah yang ditukarkan ada nilai ekonominya, dalam artian bisa didaur ulang. Dengan kegiatan ini juga kita menyuarakan menjaga lingkungan yang bebas dari sampah plastik dan lingkungan yang bersih,” imbuh Asta.
Salah seorang warga Ni Nyoman Musi mengaku sangat terbantu dengan adanya program dari Sekaa Teruna tersebut. Bahkan dari program sebelumnya yang sudah berlangsung, ia sendiri telah mengumpulkan lima karung sampah plastik dan kardus untuk ditukar. “Mengumpulkan sampah sudah sejak tiga bulan lalu. Ya cukup membantu kami di masyarakat di tengah ekonomi sulit seperti ini,” ujarnya. *nvi
Seperti tampak pada aksi tukar sampah plastik digelar Sekaa Teruna Bina Warga, Banjar Mas, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Sabtu (10/10). Sekaa teruna ini menggandeng komunitas Plastic Exchange Rare Angon Dekil, dan sponsor lainnya. Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat jam tersebut, disediakan setengah ton beras atau 500 Kilogram.
Koordinator aksi I Wayan Asta menjelaskan kegiatan itu merupakan yang kedua kali dilakukan di desa setempat. Tujuannya, di tengah pandemi ini dapat membantu warga, meski tidak banyak. “Ini kami melakukan Plastic Exchange, supaya dapat meringankan beban masyarakat. Di tengah perekonomian seperti ini tentunya tukar sampah dapat beras ini sangat membantu warga. Selain lingkungan bersih dari plastik, tentunya keuntungan yang kita mendapatkan beras sesuai jumlah sampah yang dibawa,” jelasnya saat ditemui, Minggu (11/10).
Untuk pengadaan setengah ton beras, sekaa teruna aktif mencari sponsor. "Banyak yang membantu kegiatan itu terdiri dari Mana Ecco, Yayasan Plastic Exchange Bali, warga Banjar Mas, Sekaa Teruna Bina Warga, dan Rare Angon Dekil Desa Sayan," jelasnya.
Selain kegiatan tukar sampah plastik dapat beras, pihaknya juga mengedukasi masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan covid 19. Dengan membiasakan diri wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan, dan wajib menjaga jarak (3M). Setiap warga yang menukar sampahnya juga mendapatkan masker gratis yang disediakan oleh sekaa teruna. Sehingga dengan demikian penyebaran virus covid 19 di desa setempat dapat diantisipasi.
Smpah yang terkumpul langsung diangkut oleh pengepul yang sebelumnya telah diajak bekerjasama. Rata-rata sampah itu dapat didaur ulang, sehingga tidak ada lagi yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Rata-rata sampah yang ditukarkan ada nilai ekonominya, dalam artian bisa didaur ulang. Dengan kegiatan ini juga kita menyuarakan menjaga lingkungan yang bebas dari sampah plastik dan lingkungan yang bersih,” imbuh Asta.
Salah seorang warga Ni Nyoman Musi mengaku sangat terbantu dengan adanya program dari Sekaa Teruna tersebut. Bahkan dari program sebelumnya yang sudah berlangsung, ia sendiri telah mengumpulkan lima karung sampah plastik dan kardus untuk ditukar. “Mengumpulkan sampah sudah sejak tiga bulan lalu. Ya cukup membantu kami di masyarakat di tengah ekonomi sulit seperti ini,” ujarnya. *nvi
Komentar