Kadus di Desa Bukian Bunuh Diri Usai Pimpin Kegiatan Gotong Royong
Korban Titip Wasiat Lewat Status FB
GIANYAR, NusaBali
Kepala Dusun (Kadus) Bukian, Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Gianyar, I Made Yudana, 48, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Kadus berusia 48 tahun ini ditemukan tewas menggantung dalam gubuk di tengah persawahan kawasan Banjar Bukian, Rabu (14/10) siang sekitar pukul 11.00 Wita, seusai memimpin kegiatan gotong royong bersama perangkat Desa Bukian.
Informasi di lapangan, kematian tragis I made Yudana pertama kali diketahui Kepala Desa (Perbekel) Bukian, I Made Junartha, yang sengaja melalukan pencarian koban, karena Kadus Bukian tersebut mengunggah postingan mencurigakan melalui akun facebook (FB)-nya. Gubuk dalam persawahan yang terletak di sebelah selatan Setra Desa Adat Bukian di mana korban tewas gantung diri, beratapkan genting.
Saat Perbekel Made Junartha tiba di lokasi TKP, pintu gubuk tersebut dalam keadaan tertutup. Setelah pintu dibuka, Made Junartha yang masih ada hubungan keluarga dengan Kadus Bukian ini menemukan korban sudah mengantung dengan leher terjerat tali plastik yang dikaitkan pada balok lambang setinggi 3 meter.
Melihat pemandangan mengejutkan tersebut, Made Junartha langsung berupaya menolong korban dengan memotong tali plastik yang menjerat lehernya. Kemudian, Perbekel Bukian ini minta tolong warga untuk menurunkan tubuh korban yang dalam kondisi lemas, tapi masih bernasas. Selanjutnya, korban langsung dibawa ke RSUD Payangan di Desa Melinggih, Kecamatan Payangan. Sayangnya, nyawa korban gagal diselamatkan. Kadus Bukian ini meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Payangan.
Beberapa jam sebelum ditemukan tewas gantung diri, korban Made Yudana bersama perangkat Desa Bukian sempat memimpin gotong royong di rumah I Wayan Tapa kawasan Banjar Bukian Kawan. Korban sebelumnya pergi dari rumah ke Kantor Desa Bukian, Rabu pagi pukul 07.00 Wita, untuk selanjutnya memimpin gotong royong.
Menurut Perbekel Made Junartha, selama gotong royong kemarin pagi, korban beraktivitas seperti biasa, tidak ada yang aneh. Usai gotong royong sekitar pukul 09.30 Wita, seluruh kelian dan perangkat desa pulang ke rumah masing-masing. Setiba di rumah, Perbekel Made Junartha yang masih ada hubungan keluarga dengan korban terkejut membaca status Kadus Bukian tersebut di FB.
Dalam wasiatnya di status FB, korban Made Yudana menyampaikan permintaan maaf kepada istri, ketiga anak, dan cucunya. Kadus Bukian ini juga minta maaf kepada teman sesama kelian banjar dinas, Perbekel Bukian, anggota DPRD Gianyar, hingga Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra.
Kepada Perbekel, anggota Dewan, dan Bupati Gianyar, korban Made Yudana juga sekalian menitipkan tiga anak-anaknya agar dibantu dapat pekerjaan. Khusus untuk anak bungsunya yang masih Kelas IV SD, korban meminta agar bisa tetap sekolah. Curiga dengan status FB Kadus Bukian seperti itu, Perbekel Made Junartha pun coba mencari korban ke sawah di sebelah selatan Setra Desa Adat Bukian. Ternyata, sang Kadus Bukian ditemukan gantung diri dalam gubuk.
Jenazah korban Made Yudana yang meninggal dalam perjalanan, lanjut dibawa ke RSUD Payangan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan hasil visum tim dokter, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Dari anusnya keluar kotoran, sementara dilehernya ditemukan lebam melingkar bekas jeratan tali. Kadus Bukian ini pun disimpukan tewas gantung diri.
Kapolsek Payangan, AKP I Made Tama, mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Dari hasil olah TKP, korban gantung diri menggunakan tali pasltik warna hijau sepanjang 1,5 meter. Posisi tubuh korban menghadap ke selatan. Sementara tinggi balok lambang di mata tali yang menjerat leher korban dikaitkan, mencapai 3 meter dari tanah.
“Kadus Bukian ini disimpulkan meninggal murni karena gantung diri. Dari hasil olah TKP dan visum luar, tidak ditemukan adanya tanda tanda bekas kekerasan di tubuh korban," jelas AKP Made Tama saat dikonfirmasi NusaBali.
Kadus Made Yudana sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Wayan Purni dan tiga anak, serta beberapa cucu. Jenazah Kadus kelahiran 19 Desember 1972 ini sudah dibawa pulang dari rumah sakit ke rmah duka di Banjar/Desa Bukian, Rabu siang pukul 13.00 Wita. Jenazah almarhum sudah langsung dikuburkan di Setra Desa Adat Bukian pada Budha Pon Pujut, Rabu petang pukul 18.00 Wita.
Hingga saat ini, motif di balik aksi nakat ulahpati Kadus Bukian tersebut masih misterius. Menurut sepupu korban, I Wayan Kartawan, 48, selama ini almarhum tidak pernah ada permasalahan pelik di internal keluarga maupun lingkungan sekitarnya. “Kami keluarga terkejut juga dengan peristiwa ini. Tapi, kami sudah mengikhlaskan kepergian almarhum. Kami menganggap kejadian ini sebagai musibah,” ungkap Wayan Kartawan.
Paparan senada juga sisampaikan Perbekel Bukian, Made Junartha, yang masih merupakan kerabat korban. Menurut Junartha, selama ini almarhum termasuk Kadus yang sangat aktif. "Almarhum sudah cukup lama, yakni sekitar 7 tahun, menjabat sebagai Kadus Bukian,” papar Junartha. *nvi
Komentar