KBS Bergema di Senayan, Koster Diminta Bangun Sekolah
Gaung Koster Bali Satu (KBS) bukan hanya menggema di Bali, tapi juga merambah Gedung Parlemen Senayan, Jakarta.
JAKARTA, NusaBali
KBS menggema saat anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali, Dr Ir Wayan Koster MM, 54, menerima rombongan SMAN 2 Tabanan yang kunjungan ke gedung wakil rakyat di Senayan, Rabu (19/10) pagi.
Dalam pertemuan itu, salah satu siswa SMAN2 Tabanan menanyai Wayan Koster, apa yang telah diperbuatnya selama menjadi wakil rakyat Bali di Senayan dan apa pula yang akan dilakukan bila Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020 ini kelak terpilih menjadi Gubernur Bali melalui Pilgub 2018? Sedangkan Wakasek Humas SMAN 2 Tabanan, I Wayan Sumerta, selaku ketua rombongan, langsung meminta bantuan kepada Wayan Koster untuk membangun sekolah, karena sekolahnya kekurangan kelas.
Wayan Koster pun langsung menyanggupi permintaan Wakasek SMAN 2 Tabanan tersebut. Bahkan, dia menawarkan agar sekolah dibangun bertingkat. Koster siap me-mperjuangkannya di Badan Anggaran (Banggar) DPR untuk mendapat kucuran dana APBN. Pembangunan ditargetkan terealisasi tahun 2017.
"Kalau SMA kurang kelas, kenapa tidak dari dulu kontak saya? Tidak ada permintaan dari Bali yang tidak saya penuhi. Sampai-sampai saya banyak bikin SMK, tadinya tidak ada menjadi ada seperti SMKN 1 Nusa Penida, Klungkung. Juga SMK Kesehatan di Kubutambahan (Buleleng), SMK Kuta (di Badung) pun dari nol. Saya perjuangkan anggarannya dari APBN," ujar Koster yang kemarin menerima rombongan SMAN 2 Tabanan di Ruang Rapat Fraksi PDIP DPR.
Tidak hanya SMK yang menjadi perhatian Koster untuk mendapatkan bantuan, namun juga sekolah PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja yang dulunya IKIP, juga tak luput dari bantuan anggota Komisi X (membidangi pendidikan pemuda, olahraga, kebudayaan, pariwisata) DPR RI tiga kali periode ini.
Selain itu, rumah sakit dan jalan-jalan juga dibantu Koster, termasuk jalan-jalan rusak di Tabanan. Pasalnya, selama ini jalan rusak di Tabanan kerap dijadikan kampanye agar Bupati dari kader PDIP tidak terpilih lagi. "Tapi tunggu dulu, ada Koster di Banggar DPR. Saya perjuangkan dana, ditambah untuk memperbaiki jalan di sana sebesar Rp 96 miliar agar di-hotmix. Target 2018 selesai, juga untuk kabupaten/kota lainnya di Bali," jelas ayah dua anak dari pernikahannya dengan dramawati Ni Putu Putri Suastini ini.
Kini, ketika ditodong bantu penambahan ruang kelas SMAN 2 Tabanan, Koster tidak masalah, karena sudah kewajibannya sebagai wakil rakyat Bali untuk memperjuangkan aspirasi konstituen. “Gedung SMAN 2 Tabanan tahun 2017 beres. Ini mau dua tingkat atau tiga tingkat, saya prioritaskan," tegas Koster seraya menambahkan, bila ada siswa miskin di SMAN 2 Tabanan, agar diserahkan datanya guna mendapat bantuan siswa miskin (BSM) dari Kemendikbud. Terkait BSM, Koster telah menggolkan sekitar 1.500 orang siswa miskin di sejumlah kabupaten/kota di Bali.
Menjawab pertanyaan salah satu siswa SMAN 2 Tabanan tentang apa saja yang telah dperbuat, Koster menyatakan sejak pertama terpilih menjadi anggota DPR tahun 2004, sudah banyak program yang digulirkan. Tak ketinggalan menyerap aspirasi dari konstituen mulai masalah listrik, jalan, air bersih, pariwisata, pendidikan, pembangunan pura, hingga bantuan gong. Banyak juga guru meminta bantuan sertifikasi kepadanya. Nah, Rektor yang menangani masalah sertifikasi dia panggil, agar membantu para guru.
Ke depan, kata Koster, dirinya ingin membangun Bali lebih lengkap bila terpilih sebagai Gubernur, sehingga Bali jauh lebih berbudaya, cerdas, sementara ekonomi dan pertaniannya lebih maju. Begitu pula dengan infrastruktur, pariwisata, pendidikan, dan lainnya. "Kalau mau maju ikuti KBS, pendidikan saya tata dengan betul-betul. PAUD, TK sampai sekolah menengah akan menggunakan bahasa Bali, karena saya ingin Bali berkarakter sesuai dengan jatidiri, alam, masyarakat, adat istiadat, budaya, dan tradisi yang kuat," papar papar politisi akadsemisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Koster sendiri kemarin sempat menceritakan perjalanan hidupnya hingga menjadi anggota DPR RI tiga kali periode. Menurut Koster, dirinya lahir dari keluarga di bawah garis kemiskinan di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng Timur. Kondisi itu justru memotivasi dirinya agar menjadi sosok yang sukses, sehingga lebih mengutamakan pendidikan, meski orangtua tidak mampu membiayai.
Politisi kelahiran 20 Oktober 1962 ini menempuh pendidikan SD di Desa Sembiran, SMPN 1 Singaraja, SMAN 1 Singaraja, lanjut ke ITB Bandung ambil jurusan Matematika. "Saya jago Matematika dan saya sering buat rumus. Sampai sekarang saya masih ingat kalkulus, integral, matrik, sinus, cosinus," katanya.
Selain diterima di ITB, Koster sebenarnya diterima pula di Fakultas Kedokteran Unud. Namun, Koster memilih ITB. Berbekal dana seadanya yang berasal dari pamannya dan jualan hasil pertanian, pria yang kerap menjadi juara kelas ini mantap melanjutkan pendidikan di ITB. Soal biaya sehari-hari, Koster memperoleh dari mengajar les Matematika. Sekali datang, alumnus SMAN 1 Singaraja tahun 1981 ini memperoleh bayaran Rp 5.000.
Dalam seminggu, Koster bisa dua kali datang untuk satu orang. "Dari mengajar les Matematika, saya dapat Rp 80.000. Dana itu cukup untuk biaya hidup. Sebanyak Rp 30.000 untuk saya, sisanya Rp 50.000 lagi untuk biaya sekolah adik-adik saya di Bali," tutur anak sulung dari lima bersaudara ini.
Tamat kuliah di ITB, Koster bekerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), plus menjadi dosen di sebuah pergurun tinggi swasta di Jakarta. Pada 1997, Koster memutuskan terjun ke dunia politik. Namun, saat diminta PDIP sebagai caleg di Pileg 1999, Koster tidak mau karena tahu diri masih junior. Barulah pada Pileg 2004, Koster maju secagai caleg DPR RI dari PDIP Dapil Bali dan lolos. “Itu pun, atas dorongn teman sekampus yakni Pramono Anung Wibowo yang kini menjadi Sekretaris Kabinet,” kenang caleg peraih suara terbanyak ketiga se-Indonesia untuk kursi DPR RI dalam Pileg 2014 ini. k22
Dalam pertemuan itu, salah satu siswa SMAN2 Tabanan menanyai Wayan Koster, apa yang telah diperbuatnya selama menjadi wakil rakyat Bali di Senayan dan apa pula yang akan dilakukan bila Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020 ini kelak terpilih menjadi Gubernur Bali melalui Pilgub 2018? Sedangkan Wakasek Humas SMAN 2 Tabanan, I Wayan Sumerta, selaku ketua rombongan, langsung meminta bantuan kepada Wayan Koster untuk membangun sekolah, karena sekolahnya kekurangan kelas.
Wayan Koster pun langsung menyanggupi permintaan Wakasek SMAN 2 Tabanan tersebut. Bahkan, dia menawarkan agar sekolah dibangun bertingkat. Koster siap me-mperjuangkannya di Badan Anggaran (Banggar) DPR untuk mendapat kucuran dana APBN. Pembangunan ditargetkan terealisasi tahun 2017.
"Kalau SMA kurang kelas, kenapa tidak dari dulu kontak saya? Tidak ada permintaan dari Bali yang tidak saya penuhi. Sampai-sampai saya banyak bikin SMK, tadinya tidak ada menjadi ada seperti SMKN 1 Nusa Penida, Klungkung. Juga SMK Kesehatan di Kubutambahan (Buleleng), SMK Kuta (di Badung) pun dari nol. Saya perjuangkan anggarannya dari APBN," ujar Koster yang kemarin menerima rombongan SMAN 2 Tabanan di Ruang Rapat Fraksi PDIP DPR.
Tidak hanya SMK yang menjadi perhatian Koster untuk mendapatkan bantuan, namun juga sekolah PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja yang dulunya IKIP, juga tak luput dari bantuan anggota Komisi X (membidangi pendidikan pemuda, olahraga, kebudayaan, pariwisata) DPR RI tiga kali periode ini.
Selain itu, rumah sakit dan jalan-jalan juga dibantu Koster, termasuk jalan-jalan rusak di Tabanan. Pasalnya, selama ini jalan rusak di Tabanan kerap dijadikan kampanye agar Bupati dari kader PDIP tidak terpilih lagi. "Tapi tunggu dulu, ada Koster di Banggar DPR. Saya perjuangkan dana, ditambah untuk memperbaiki jalan di sana sebesar Rp 96 miliar agar di-hotmix. Target 2018 selesai, juga untuk kabupaten/kota lainnya di Bali," jelas ayah dua anak dari pernikahannya dengan dramawati Ni Putu Putri Suastini ini.
Kini, ketika ditodong bantu penambahan ruang kelas SMAN 2 Tabanan, Koster tidak masalah, karena sudah kewajibannya sebagai wakil rakyat Bali untuk memperjuangkan aspirasi konstituen. “Gedung SMAN 2 Tabanan tahun 2017 beres. Ini mau dua tingkat atau tiga tingkat, saya prioritaskan," tegas Koster seraya menambahkan, bila ada siswa miskin di SMAN 2 Tabanan, agar diserahkan datanya guna mendapat bantuan siswa miskin (BSM) dari Kemendikbud. Terkait BSM, Koster telah menggolkan sekitar 1.500 orang siswa miskin di sejumlah kabupaten/kota di Bali.
Menjawab pertanyaan salah satu siswa SMAN 2 Tabanan tentang apa saja yang telah dperbuat, Koster menyatakan sejak pertama terpilih menjadi anggota DPR tahun 2004, sudah banyak program yang digulirkan. Tak ketinggalan menyerap aspirasi dari konstituen mulai masalah listrik, jalan, air bersih, pariwisata, pendidikan, pembangunan pura, hingga bantuan gong. Banyak juga guru meminta bantuan sertifikasi kepadanya. Nah, Rektor yang menangani masalah sertifikasi dia panggil, agar membantu para guru.
Ke depan, kata Koster, dirinya ingin membangun Bali lebih lengkap bila terpilih sebagai Gubernur, sehingga Bali jauh lebih berbudaya, cerdas, sementara ekonomi dan pertaniannya lebih maju. Begitu pula dengan infrastruktur, pariwisata, pendidikan, dan lainnya. "Kalau mau maju ikuti KBS, pendidikan saya tata dengan betul-betul. PAUD, TK sampai sekolah menengah akan menggunakan bahasa Bali, karena saya ingin Bali berkarakter sesuai dengan jatidiri, alam, masyarakat, adat istiadat, budaya, dan tradisi yang kuat," papar papar politisi akadsemisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Koster sendiri kemarin sempat menceritakan perjalanan hidupnya hingga menjadi anggota DPR RI tiga kali periode. Menurut Koster, dirinya lahir dari keluarga di bawah garis kemiskinan di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng Timur. Kondisi itu justru memotivasi dirinya agar menjadi sosok yang sukses, sehingga lebih mengutamakan pendidikan, meski orangtua tidak mampu membiayai.
Politisi kelahiran 20 Oktober 1962 ini menempuh pendidikan SD di Desa Sembiran, SMPN 1 Singaraja, SMAN 1 Singaraja, lanjut ke ITB Bandung ambil jurusan Matematika. "Saya jago Matematika dan saya sering buat rumus. Sampai sekarang saya masih ingat kalkulus, integral, matrik, sinus, cosinus," katanya.
Selain diterima di ITB, Koster sebenarnya diterima pula di Fakultas Kedokteran Unud. Namun, Koster memilih ITB. Berbekal dana seadanya yang berasal dari pamannya dan jualan hasil pertanian, pria yang kerap menjadi juara kelas ini mantap melanjutkan pendidikan di ITB. Soal biaya sehari-hari, Koster memperoleh dari mengajar les Matematika. Sekali datang, alumnus SMAN 1 Singaraja tahun 1981 ini memperoleh bayaran Rp 5.000.
Dalam seminggu, Koster bisa dua kali datang untuk satu orang. "Dari mengajar les Matematika, saya dapat Rp 80.000. Dana itu cukup untuk biaya hidup. Sebanyak Rp 30.000 untuk saya, sisanya Rp 50.000 lagi untuk biaya sekolah adik-adik saya di Bali," tutur anak sulung dari lima bersaudara ini.
Tamat kuliah di ITB, Koster bekerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), plus menjadi dosen di sebuah pergurun tinggi swasta di Jakarta. Pada 1997, Koster memutuskan terjun ke dunia politik. Namun, saat diminta PDIP sebagai caleg di Pileg 1999, Koster tidak mau karena tahu diri masih junior. Barulah pada Pileg 2004, Koster maju secagai caleg DPR RI dari PDIP Dapil Bali dan lolos. “Itu pun, atas dorongn teman sekampus yakni Pramono Anung Wibowo yang kini menjadi Sekretaris Kabinet,” kenang caleg peraih suara terbanyak ketiga se-Indonesia untuk kursi DPR RI dalam Pileg 2014 ini. k22
1
Komentar