Dua Ibu Guru Meninggal
Ni Komang Widyawati menderita kanker serviks sedangkan Ni Wayan Putu Supadmi meninggal karena infeksi paru.
AMLAPURA, NusaBali
Dunia pendidikan di Karangasem berduka. Dua ibu guru, Ni Komang Widyawati SPd, 37, guru SMPN 1 Amlapura dari Banjar Ramia Saba, Desa Pakraman Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem dan Ni Wayan Putu Supadmi SPd, guru SMAN Bebandem dari Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli, mendadak meninggal. Ni Komang Widyawati telah diaben di Setra Desa Adat Jasri, Buda Pon Pujut, Rabu (14/10).
Paman Ni Komang Widyawati, I Komang Suweca yang juga Kasek SMPN 1 Amlapura mengungkapkan, almarhum meninggal karena sakit kanker serviks di RSUP Sanglah Denpasar, Senin (12/10) malam. Ni Komang Widyawati sempat menjalani operasi kanker serviks, namun penyakitnya kumat lagi. Selain sebagai guru bahasa Bali, almarhum dipercaya sebagai Kelian Sekaa Gong Wanita Gratha Jnana SMPN 1 Amlapura, juga aktif di Sekaa Gong Wanita Kumuda Sari di Desa Adat Jasri.
Menurut Komang Suweca, almarhum terakhir ke sekolah pada pertengahan Juni 2020 saat penerimaan siswa baru. Selanjutnya mengajar siswa dari rumah karena belajar daring. Almarhum meninggalkan seorang suami dan dua anak. “Saya kehilangan seorang pendidik yang memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan pendidikan dan aktif memimpin sekaa gong. Sekarang saya kesulitan mencari pengganti guru bahasa Bali,” ungkap Komang Suweca.
Komang Suweca mengaku terkesan dengan almarhum Ni Komang Widyawati atas caranya mendidik siswa. Almarhum dikenal dekat dengan siswa. Mampu mempersatukan seluruh ibu guru melalui wadah seka gong. Terpisah, Kasek SMAN Bebandem, I Ketut Marta Ariana, juga mengaku kehilangan guru Ni Wayan Putu Supadmi, guru Geografi dan Sosiologi. Ni Wayan Putu Supadmi meninggal pada Minggu (11/10) di salah satu rumah sakit di Bangli. Menurut Ketut Marta Ariana, almarhum meninggal karena menderita sakit infeksi paru.
Almarhum meninggalkan seorang suami dan dua anak perempuan. Upacara makingsan ring gni digelar pada Anggara Paing Pujut, Selasa (13/10). “Almarhum selama ini tidak pernah meninggalkan tugas-tugasnya, dikenal disiplin. Menjalankan tugas meski PP (pergi pulang) dari Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli menuju SMAN Bebandem,” kata Ketut Marta Ariana. *k16
Dunia pendidikan di Karangasem berduka. Dua ibu guru, Ni Komang Widyawati SPd, 37, guru SMPN 1 Amlapura dari Banjar Ramia Saba, Desa Pakraman Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem dan Ni Wayan Putu Supadmi SPd, guru SMAN Bebandem dari Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli, mendadak meninggal. Ni Komang Widyawati telah diaben di Setra Desa Adat Jasri, Buda Pon Pujut, Rabu (14/10).
Paman Ni Komang Widyawati, I Komang Suweca yang juga Kasek SMPN 1 Amlapura mengungkapkan, almarhum meninggal karena sakit kanker serviks di RSUP Sanglah Denpasar, Senin (12/10) malam. Ni Komang Widyawati sempat menjalani operasi kanker serviks, namun penyakitnya kumat lagi. Selain sebagai guru bahasa Bali, almarhum dipercaya sebagai Kelian Sekaa Gong Wanita Gratha Jnana SMPN 1 Amlapura, juga aktif di Sekaa Gong Wanita Kumuda Sari di Desa Adat Jasri.
Menurut Komang Suweca, almarhum terakhir ke sekolah pada pertengahan Juni 2020 saat penerimaan siswa baru. Selanjutnya mengajar siswa dari rumah karena belajar daring. Almarhum meninggalkan seorang suami dan dua anak. “Saya kehilangan seorang pendidik yang memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan pendidikan dan aktif memimpin sekaa gong. Sekarang saya kesulitan mencari pengganti guru bahasa Bali,” ungkap Komang Suweca.
Komang Suweca mengaku terkesan dengan almarhum Ni Komang Widyawati atas caranya mendidik siswa. Almarhum dikenal dekat dengan siswa. Mampu mempersatukan seluruh ibu guru melalui wadah seka gong. Terpisah, Kasek SMAN Bebandem, I Ketut Marta Ariana, juga mengaku kehilangan guru Ni Wayan Putu Supadmi, guru Geografi dan Sosiologi. Ni Wayan Putu Supadmi meninggal pada Minggu (11/10) di salah satu rumah sakit di Bangli. Menurut Ketut Marta Ariana, almarhum meninggal karena menderita sakit infeksi paru.
Almarhum meninggalkan seorang suami dan dua anak perempuan. Upacara makingsan ring gni digelar pada Anggara Paing Pujut, Selasa (13/10). “Almarhum selama ini tidak pernah meninggalkan tugas-tugasnya, dikenal disiplin. Menjalankan tugas meski PP (pergi pulang) dari Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli menuju SMAN Bebandem,” kata Ketut Marta Ariana. *k16
Komentar