Pandemi, Penghobi Bonsai Meningkat
GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid 19 menjadikan warga punya banyak waktu luang untuk berkebun, bertani, atau aktivitas pemenuhan hobi lainnya.
Tak terkecuali penghobi baru bonsai kini makin meningkat. Bagi para pemula, tak sedikit yang menghabiskan waktu untuk berburu dongkelan, bahan setengah jadi, atau jenis bakalan lain. Mereka biasanya berburu dari tegelan, tebing sepanjang sungai bahkan sampai di pematang sawah.
Kondisi itu menjadi perhatian Penasihat Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PBBI) Cabang Gianyar I Wayan Arthana. Seperti diungkapkan Senin (19/10), belakangan ini fenomena perburuan bakalan bonsai makin banyah. ‘’Sah-sah saja warga mencari bakalan bonsai sampai berburu ke gunung-gunung atau bukit-bukit. Namun satu hal penting, jangan sampai merusak alam,” terang kolektor sekitar 50 bonsai high class ini.
Menurutnya, jika berburu bakalan bonsai tak cukup peralatan, namun juga harus berbekal ilmu tentang bonsai. “Ketemu bakalan jangan langsung cabut, tanpa memahami bentuk dasar,” tuturnya. Menurutnya, bila tidak mengetahui struktur dasar bentuk, lebih baik tidak diambil. Karena akan sia-sia dalam pemeliharaan. Menurutnya, memahami prospek itu sangat penting, sehingga saat dilakukan pencabutan menjadi bakalan tidak sembarangan.
Dikatakan, dalam pandemi Covid-19 saat ini warga berburu bakalan sampai ke tegalan milik orang. “Ini sebaiknya minta izin ke pemilik lahan dan setelah mencabut agar mengembalikan kondisi tanah seperti semula,” harapnya. Perburuan bakalan yang sangat merusak, menurutnya, jika dilakukan di pematang sawah. Karena akan merusak pematang sawah dan merusak alam. Sebagai pencinta bonsai, yang ada di dalam pikran adalah ikut memelihara alam.
Dia berharap penggemar bonsai paham pelajaran dasar tentang bonsai. Dia mengaku bersedia menularkan ilmunya ke SMA/SMK dengan membagikan ilmu secara gratis. “Saya siap membagikan pengalaman saya sebagai penggemar bonsai, mengingat animo masyarakat saat ini tinggi,” jelas Arthana yang sudah memenangi kontes nasional dan internasional ini. Disebutnya lagi, perawatan bonsai butuh ketekunan dan kesabaran dengan memahami tampilan, gerak dasar, pematangan dan keserasian. Rumahnya sering dikunjungi penggemar bonsai pemula sampai yang sudah penekun.
Sementara melihat meningkatnya penghobi bonsai, PPBI Cabang Gianyar dan Pemkab Gianyar akan menyiapkan pameran bonsai ke-15 serangkaian perayaan HUT Kota Gianyar, 19 April 2021, dengan catatan pandemi sudah berakhir.
Penasehat PPBI Cabang Gianyar Wayan Arthana, mengatakan pihaknya tidak menyangka selama pandemi covid-19, penghobi bonsai di Gianyar mengalami peningkatan. Bahkan di sejumlah jalan utama di Kabupaten Gianyar, terdapat pedagang bonsai dadakan atau bermobil, dimana saat situasi masih normal, ia tak pernah melihat hal tersebut. "Peminat bonsai luar biasa saat pandemi. Di pinggir jalan banyak pedagang bonsai membawa pick up dan truk. Pembelinya dari anak muda, orang tua ada di situ. Sebelum pandemi, tidak pernah ada seperti itu," ujar pria asal Banjar Puseh, Desa Ketewel, Sukawati, Gianyar ini. *nvi
Kondisi itu menjadi perhatian Penasihat Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PBBI) Cabang Gianyar I Wayan Arthana. Seperti diungkapkan Senin (19/10), belakangan ini fenomena perburuan bakalan bonsai makin banyah. ‘’Sah-sah saja warga mencari bakalan bonsai sampai berburu ke gunung-gunung atau bukit-bukit. Namun satu hal penting, jangan sampai merusak alam,” terang kolektor sekitar 50 bonsai high class ini.
Menurutnya, jika berburu bakalan bonsai tak cukup peralatan, namun juga harus berbekal ilmu tentang bonsai. “Ketemu bakalan jangan langsung cabut, tanpa memahami bentuk dasar,” tuturnya. Menurutnya, bila tidak mengetahui struktur dasar bentuk, lebih baik tidak diambil. Karena akan sia-sia dalam pemeliharaan. Menurutnya, memahami prospek itu sangat penting, sehingga saat dilakukan pencabutan menjadi bakalan tidak sembarangan.
Dikatakan, dalam pandemi Covid-19 saat ini warga berburu bakalan sampai ke tegalan milik orang. “Ini sebaiknya minta izin ke pemilik lahan dan setelah mencabut agar mengembalikan kondisi tanah seperti semula,” harapnya. Perburuan bakalan yang sangat merusak, menurutnya, jika dilakukan di pematang sawah. Karena akan merusak pematang sawah dan merusak alam. Sebagai pencinta bonsai, yang ada di dalam pikran adalah ikut memelihara alam.
Dia berharap penggemar bonsai paham pelajaran dasar tentang bonsai. Dia mengaku bersedia menularkan ilmunya ke SMA/SMK dengan membagikan ilmu secara gratis. “Saya siap membagikan pengalaman saya sebagai penggemar bonsai, mengingat animo masyarakat saat ini tinggi,” jelas Arthana yang sudah memenangi kontes nasional dan internasional ini. Disebutnya lagi, perawatan bonsai butuh ketekunan dan kesabaran dengan memahami tampilan, gerak dasar, pematangan dan keserasian. Rumahnya sering dikunjungi penggemar bonsai pemula sampai yang sudah penekun.
Sementara melihat meningkatnya penghobi bonsai, PPBI Cabang Gianyar dan Pemkab Gianyar akan menyiapkan pameran bonsai ke-15 serangkaian perayaan HUT Kota Gianyar, 19 April 2021, dengan catatan pandemi sudah berakhir.
Penasehat PPBI Cabang Gianyar Wayan Arthana, mengatakan pihaknya tidak menyangka selama pandemi covid-19, penghobi bonsai di Gianyar mengalami peningkatan. Bahkan di sejumlah jalan utama di Kabupaten Gianyar, terdapat pedagang bonsai dadakan atau bermobil, dimana saat situasi masih normal, ia tak pernah melihat hal tersebut. "Peminat bonsai luar biasa saat pandemi. Di pinggir jalan banyak pedagang bonsai membawa pick up dan truk. Pembelinya dari anak muda, orang tua ada di situ. Sebelum pandemi, tidak pernah ada seperti itu," ujar pria asal Banjar Puseh, Desa Ketewel, Sukawati, Gianyar ini. *nvi
1
Komentar