Bali Manfaatkan Liburan Akhir Tahun
Momentum Persiapan Pariwisata Pasca Covid-19
Ada event Bali Democracy Forum (BDF) atau forum kerjasama tahunan negara-negara demokrasi di Asia, pada Desember. Selain itu, liburan Natal dan Tahun Baru 1 Januari 2021.
DENPASAR,NusaBali
Pelaku industri pariwisata Bali berharap ada dampak positif pada sejumlah momentum dan event akhir tahun 2020. Mereka ingin jumlah wisatawan ke Bali meningkat. Pendekatan G to G akan diusulkan kepada pemerintah untuk merealisasikan peningkatan kunjungan turis dan memulihkan pariwisata Bali pasca Covid-19.
“Ada sejumlah event penting akhir tahun ini yang dapat dimanfaatkan sebagai promosi pariwisata Bali memasuki era pasca Covid-19,” ujar Ketua BPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya, Selasa (20/10).
Menurut Rai Suryawijaya, momentum itu adalah penyelenggaran Bali Democracy Forum (BDF) atau forum kerjasama tahunan negara-negara demokrasi di Asia, setiap Desember. Selain itu, juga ada liburan Natal dan Tahun Baru 1 Januari 2021.
“Ini moment penting jangan sampai lewat begitu saja. Setidaknya dimanfaatkan untuk memberi pesan dan promosi, industri pariwisata Bali siap menyongsong pariwisata era baru pasca Covid-19,” kata pria asal Desa Adat/Dalung, Kuta Utara itu.
Harapannya, kata Rai Suryawijaya, industri pariwisata Bali menggeliat kembali, dengan penerapan protokol kesehatan, yakni Cleanliness, Healty, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE). Untuk itu, kata Rai Suryawijaya, semua komponen masyarakat harus disiplin mematuhi protokol kesehatan
Jika pandemi mereda, kata Rai Wijaya, pihaknya akan mengusulkan kepada pemerintah untuk penjajagan, dengan mekanisme G to G maupun B to B untuk negara-negara utama asal wisatawan manca negara. Tujuannya membuka border, sehingga penerbangan langsung dilakukan dari dan ke negara-negara tujuan.
Diantaranya negara itu, kata Rai Suryawijaya, Australia, yang jumlah warganya jadi turis di Bali di urutan pertama. Menurutnya, Australia baru akan membolehkan warganya ke luar negeri termasuk ke Indonesia (Bali) pada akhir 2021.
“Jika ini terjadi akan semakin berat bagi pariwisata Bali,” kata Rai Suryawijaya. Dia berharapk Australia lebih cepat memberikan izin warganya ke luar negeri, khususnya ke Indonesia dan Bali.
Pada tahun 2019 jumlah wisman Australia ke Bali mencapai 1,27 juta jiwa. Lalu dari China di posisi kedua, 1,117 jiwa. Penerbangan juga relatif cepat, yakni sekitar 6 jam dari Denpasar ke Australia.
Rai Suryawijaya juga mengusulkan travel burble untuk Jepang, Korea, Filipina, Malaysia, Singapura dan lainnya. “Juga promosi lewat VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) di luar negeri,” ujar Rai.
Fakta penurunan jumlah wisman dipastikan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada 10 Oktober lalu. BPS menyebutkan jumlah wisman ke Bali per Agustus hanya 22 orang. Jumlah ini menurun 53,19 persen dari bulan sebelumnya, masing-masing 12 orang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dan 10 orang lewat pelabuhan. Bila dibandingkan Agustus 2019 menurun -99,996 persen atau hampir minus -100 persen.
Kondisi ini berimbas pada tingkat hunian kamar (THK) yakni hanya 3,68 persen. “Atau turun sedalam -63,42 poin,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho. Lama tamu juga menginap juga tercatat hanya 1,66 hari atau turun -1,17 poin dari lama dari Agustus 2019. Karena saat itu lama tamu menginap 2,83 hari. *K17.
“Ada sejumlah event penting akhir tahun ini yang dapat dimanfaatkan sebagai promosi pariwisata Bali memasuki era pasca Covid-19,” ujar Ketua BPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya, Selasa (20/10).
Menurut Rai Suryawijaya, momentum itu adalah penyelenggaran Bali Democracy Forum (BDF) atau forum kerjasama tahunan negara-negara demokrasi di Asia, setiap Desember. Selain itu, juga ada liburan Natal dan Tahun Baru 1 Januari 2021.
“Ini moment penting jangan sampai lewat begitu saja. Setidaknya dimanfaatkan untuk memberi pesan dan promosi, industri pariwisata Bali siap menyongsong pariwisata era baru pasca Covid-19,” kata pria asal Desa Adat/Dalung, Kuta Utara itu.
Harapannya, kata Rai Suryawijaya, industri pariwisata Bali menggeliat kembali, dengan penerapan protokol kesehatan, yakni Cleanliness, Healty, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE). Untuk itu, kata Rai Suryawijaya, semua komponen masyarakat harus disiplin mematuhi protokol kesehatan
Jika pandemi mereda, kata Rai Wijaya, pihaknya akan mengusulkan kepada pemerintah untuk penjajagan, dengan mekanisme G to G maupun B to B untuk negara-negara utama asal wisatawan manca negara. Tujuannya membuka border, sehingga penerbangan langsung dilakukan dari dan ke negara-negara tujuan.
Diantaranya negara itu, kata Rai Suryawijaya, Australia, yang jumlah warganya jadi turis di Bali di urutan pertama. Menurutnya, Australia baru akan membolehkan warganya ke luar negeri termasuk ke Indonesia (Bali) pada akhir 2021.
“Jika ini terjadi akan semakin berat bagi pariwisata Bali,” kata Rai Suryawijaya. Dia berharapk Australia lebih cepat memberikan izin warganya ke luar negeri, khususnya ke Indonesia dan Bali.
Pada tahun 2019 jumlah wisman Australia ke Bali mencapai 1,27 juta jiwa. Lalu dari China di posisi kedua, 1,117 jiwa. Penerbangan juga relatif cepat, yakni sekitar 6 jam dari Denpasar ke Australia.
Rai Suryawijaya juga mengusulkan travel burble untuk Jepang, Korea, Filipina, Malaysia, Singapura dan lainnya. “Juga promosi lewat VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) di luar negeri,” ujar Rai.
Fakta penurunan jumlah wisman dipastikan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada 10 Oktober lalu. BPS menyebutkan jumlah wisman ke Bali per Agustus hanya 22 orang. Jumlah ini menurun 53,19 persen dari bulan sebelumnya, masing-masing 12 orang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dan 10 orang lewat pelabuhan. Bila dibandingkan Agustus 2019 menurun -99,996 persen atau hampir minus -100 persen.
Kondisi ini berimbas pada tingkat hunian kamar (THK) yakni hanya 3,68 persen. “Atau turun sedalam -63,42 poin,” ujar Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho. Lama tamu juga menginap juga tercatat hanya 1,66 hari atau turun -1,17 poin dari lama dari Agustus 2019. Karena saat itu lama tamu menginap 2,83 hari. *K17.
Komentar