Beredar Poster Ajakan Bikin Demo Rusuh di Bali
Namanya Dicatut, Aliansi Bali Tidak Diam Bantah Pasang Poster Provokatif
DENPASAR, NusaBali
Sejumlah poster berisi ajakan bikin demo rusuh ditemukan terpasang di sejumlah titik kawasan Kota Denpasar, Rabu (21/10), selain juga viral melalui media sosial.
Poster ajakan demo rusuh itu justru mengatasnamakan ‘Aliansi Bali Tidak Diam’, gabungan elemn masyarakat yang sebelumnya sempat demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Jumat (16/10) lalu.
Poster berisi ajakan demo rusuh yang meresahkan masyarakat itu, antara lain, di-temukan terpasang di tiang listrik depan Kantor DPD Demokrat Bali (Jalan Ir Juanda Nomor 4 Niti Mandala Denpasar), depan Kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Bali (Jalan Ir Juanda Nomor 1 Niti Mandala Denpasar), dan depan Gedung Keuangan Negara (Jalan Kusuma Atmaja Niti Mandala Denpasar).
Poster-poster ajakan demo rusuh yang terpasang di tiga titik kawasan Civic Centre Niti Mandala Denpasar ini semuanya mengatasnamakan ‘Aliansi Bali Tidak Diam’. Poster tersebut menggunakan kertas A4 dan diprint berwarna, lengkap dengan logo ‘Aliansi Bali Tidak Diam’. Namun, dalam poster itu tidak berisi tanggal kapan aksi demo rusuh akan digelar.
"Aksi nasional bergerak bersama batalkan Omnibus Law. BEM bersama rakyat Bali bergerak. Mari kita kumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah. SERANG, HANCURKAN, JARAH DAN BAKAR. #Balitidakdiam. #Mositidkapercaya. Bersama BEM PM Udayana - LBH Bali - BEM PM Undiknas - Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional - Front Mahasiswa Nasional - Pembaru Bali - Seruni Bali - Politeknik Negeri Bali - FSPM Bali - AMP KK Bali,” bunyi tulisan dalam poster provokasi tersebut.
Pihak Aliansi Bali Tidak Diam sendiri membantah pasang postrer berisi ajakan bikin demo rusuh di Bali. Korlap Aliansi Bali Tidak Diam, Dewa Gede Satya Rana Sika Kusuma, menegaskan poster ajakan bikin rusuh itu adalah ulah oknum tak bertanggung jawab. Menurut Dewa Satya Rana, Aliansi Bali Tidak Diam memang pernah menyebarkan poster ajakan berdemo, tapi tidak berisi provokasi bikin rusuh.
Poster yang disebar itu, kata Dewa Satya Rana, berisi ajakan demo tolak Omnibus Law UU Ciopta Kerja, Kamis (22/10) sore ini. “Poster ajakan hadir bersama ikut demo dari Aliansi Bali Tidak Diam tersebut sudah disebarkan hari Selasa (20/10). Tapi, tidak ada isi ajakan bikin rusuh. Posternya juga hanya terdiri dari dua warna, hitam dan putih,” ungkap Dewa Satya Rana saat menggelar konferensi pers di Gedung Student Center Unud, Jalan Dr Goris Nomor 10 Denpasar Timur, Rabu kemarin.
Dewa Satya Rana menegaskan, poster dari Aliansi Bali Tidak Diam itu baru 1 jam dipasang, sudah banyak yang dirobek orang tak bertanggung jawab. "Besok (hari ini) kami adakan demo. Tapi, kami tidak pernah mencetak poster selain warna hitam dan putih. Kami tidak pernah menginisiasi aksi kerusuhan. Kami mengecam dan mengutuk oknum yang menginisiasi poster meresahkan itu," tandas Dewa Satya Rana yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unud.
Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengakui poster ajakan bikin demo rusuh yang terpasang di depan kantornya sudah dicabut. Mudarta tidak tahu siapa oknum pemasang poster tersebut. Menurut Mudarta, informasi adanya pemasangan poster tersebut diketahuinya dari temannya. Begitu menerima informasi itu, dia langsung perintahkan staf di Kantor DPD Demokrat Bali untuk mencopot dan mengamankan poster yang terpasang hanya beberapa puluh meter sebelah tenggara Kantor Gubernur Bali itu.
Mudarta menyebutkan, dua poster berisi ajakan bikin demo rusuh itu terpasang pada tiang listrik depan Kantor DPD Demokrat Bali. "Kalimat ajakannya ini seperti teroris. Kata-kata ini tidak sesuai dengan manusia yang hidup di Indonesia. Ini sangat kejam," tegas Mudarta.
"Saya yakin ini bukan dibuat oleh orang atau kelompok yang disebutkan di sini (Aliansi Bali Tidak Diam, Red). Tapi, untuk memastikan ini, kami meminta aparat kepolisian untuk mengusut pelakunya," lanjut politisi Demokrat asat Desa Nusasari, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.
Kendati poster bernuansa provokasi itu terpasang di depan Kantor DPD Demokrat Bali, menurut Mudarta, tidak lantas dikaitkan dengan posisi Partai Demokrat yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Dia menilai pemasangan poster di depan kantornya itu hanya faktor tempat saja.
"Saya melihat pemasangan poster ini tujuannya agar banyak yang baca. Kawasan Lapangan Renon (Niti Mandala Denpasar) ini kan dilalui banyak orang. Lalu dikaitkan dengan isi pesan provokasi ini, tentu tujuannya agar banyak orang ikut demo dan bikin rusuh. Ini sangat menyesatkan," sesal Mudarta.
Mudarta pun mengajak semua pihak untuk menjaga Bali. Jangan sampai suasana Bali yang sudah aman, kondusif, dan masyarakatnya susah karena ekonomi lesu akibat pandemi Covid-19, dibikin rusuh. "Mari kita menjaga suasana Bali yang aman, damai, tenteram, saling merangkul untuk membantu perintah dalam rangka mengatasi Covid-19 agar segera berlalu. Kalau ajakan seperti dalam pamflet itu, sungguh sangat kejam," katanya. *pol
Poster berisi ajakan demo rusuh yang meresahkan masyarakat itu, antara lain, di-temukan terpasang di tiang listrik depan Kantor DPD Demokrat Bali (Jalan Ir Juanda Nomor 4 Niti Mandala Denpasar), depan Kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Bali (Jalan Ir Juanda Nomor 1 Niti Mandala Denpasar), dan depan Gedung Keuangan Negara (Jalan Kusuma Atmaja Niti Mandala Denpasar).
Poster-poster ajakan demo rusuh yang terpasang di tiga titik kawasan Civic Centre Niti Mandala Denpasar ini semuanya mengatasnamakan ‘Aliansi Bali Tidak Diam’. Poster tersebut menggunakan kertas A4 dan diprint berwarna, lengkap dengan logo ‘Aliansi Bali Tidak Diam’. Namun, dalam poster itu tidak berisi tanggal kapan aksi demo rusuh akan digelar.
"Aksi nasional bergerak bersama batalkan Omnibus Law. BEM bersama rakyat Bali bergerak. Mari kita kumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah. SERANG, HANCURKAN, JARAH DAN BAKAR. #Balitidakdiam. #Mositidkapercaya. Bersama BEM PM Udayana - LBH Bali - BEM PM Undiknas - Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional - Front Mahasiswa Nasional - Pembaru Bali - Seruni Bali - Politeknik Negeri Bali - FSPM Bali - AMP KK Bali,” bunyi tulisan dalam poster provokasi tersebut.
Pihak Aliansi Bali Tidak Diam sendiri membantah pasang postrer berisi ajakan bikin demo rusuh di Bali. Korlap Aliansi Bali Tidak Diam, Dewa Gede Satya Rana Sika Kusuma, menegaskan poster ajakan bikin rusuh itu adalah ulah oknum tak bertanggung jawab. Menurut Dewa Satya Rana, Aliansi Bali Tidak Diam memang pernah menyebarkan poster ajakan berdemo, tapi tidak berisi provokasi bikin rusuh.
Poster yang disebar itu, kata Dewa Satya Rana, berisi ajakan demo tolak Omnibus Law UU Ciopta Kerja, Kamis (22/10) sore ini. “Poster ajakan hadir bersama ikut demo dari Aliansi Bali Tidak Diam tersebut sudah disebarkan hari Selasa (20/10). Tapi, tidak ada isi ajakan bikin rusuh. Posternya juga hanya terdiri dari dua warna, hitam dan putih,” ungkap Dewa Satya Rana saat menggelar konferensi pers di Gedung Student Center Unud, Jalan Dr Goris Nomor 10 Denpasar Timur, Rabu kemarin.
Dewa Satya Rana menegaskan, poster dari Aliansi Bali Tidak Diam itu baru 1 jam dipasang, sudah banyak yang dirobek orang tak bertanggung jawab. "Besok (hari ini) kami adakan demo. Tapi, kami tidak pernah mencetak poster selain warna hitam dan putih. Kami tidak pernah menginisiasi aksi kerusuhan. Kami mengecam dan mengutuk oknum yang menginisiasi poster meresahkan itu," tandas Dewa Satya Rana yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unud.
Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengakui poster ajakan bikin demo rusuh yang terpasang di depan kantornya sudah dicabut. Mudarta tidak tahu siapa oknum pemasang poster tersebut. Menurut Mudarta, informasi adanya pemasangan poster tersebut diketahuinya dari temannya. Begitu menerima informasi itu, dia langsung perintahkan staf di Kantor DPD Demokrat Bali untuk mencopot dan mengamankan poster yang terpasang hanya beberapa puluh meter sebelah tenggara Kantor Gubernur Bali itu.
Mudarta menyebutkan, dua poster berisi ajakan bikin demo rusuh itu terpasang pada tiang listrik depan Kantor DPD Demokrat Bali. "Kalimat ajakannya ini seperti teroris. Kata-kata ini tidak sesuai dengan manusia yang hidup di Indonesia. Ini sangat kejam," tegas Mudarta.
"Saya yakin ini bukan dibuat oleh orang atau kelompok yang disebutkan di sini (Aliansi Bali Tidak Diam, Red). Tapi, untuk memastikan ini, kami meminta aparat kepolisian untuk mengusut pelakunya," lanjut politisi Demokrat asat Desa Nusasari, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.
Kendati poster bernuansa provokasi itu terpasang di depan Kantor DPD Demokrat Bali, menurut Mudarta, tidak lantas dikaitkan dengan posisi Partai Demokrat yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Dia menilai pemasangan poster di depan kantornya itu hanya faktor tempat saja.
"Saya melihat pemasangan poster ini tujuannya agar banyak yang baca. Kawasan Lapangan Renon (Niti Mandala Denpasar) ini kan dilalui banyak orang. Lalu dikaitkan dengan isi pesan provokasi ini, tentu tujuannya agar banyak orang ikut demo dan bikin rusuh. Ini sangat menyesatkan," sesal Mudarta.
Mudarta pun mengajak semua pihak untuk menjaga Bali. Jangan sampai suasana Bali yang sudah aman, kondusif, dan masyarakatnya susah karena ekonomi lesu akibat pandemi Covid-19, dibikin rusuh. "Mari kita menjaga suasana Bali yang aman, damai, tenteram, saling merangkul untuk membantu perintah dalam rangka mengatasi Covid-19 agar segera berlalu. Kalau ajakan seperti dalam pamflet itu, sungguh sangat kejam," katanya. *pol
Komentar