Balawista Gianyar Kurang Peralatan
Misal, perahu karet ada dua, tapi sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi.
GIANYAR, NusaBali
Kejadian orang hanyut hingga tenggelam di pantai kawasan Gianyar relatif sering terjadi. Belum lama ini, misalnya, tiga pemuda terseret ombak di Pantai Keramas, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh. Balawista Gianyar berhasil menyelamatkan. Namun tak sedikit pula, kejadian hanyut sulit dievakuasi karena keterbatasan alat penyelamatan.
Atas kondisi itu, Balawista Kabupaten Gianyar saat ini mendambakan tambahan alat untuk penyelamatan. Mulai dari cube rescue, papan surfing rescue, pengumuman dilarang berenang, hingga perahu karet. Meski tidak setiap hari digunakan, namun ketika ada kejadian setidaknya dapat diantisipasi dengan peralatan yang memadai.
Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar Ngakan Dharma Jati, Kamis (22/10), membenarkan keadaan tersebut. Kata dia, peralatan yang ada saat ini sangat terbatas. “Peralatan kami memang pas-pasan. Misal, perahu karet ada dua, tapi sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi. Kami simpan di Pos Lebih,” jelasnya.
Ketika ada kejadian atau melaksanakan evakuasi, pihaknya sering meminjam di instansi terkait. Mulai dari BPBD Provinsi, Basarnas, maupun Pol Air Polda Bali. “Kalau prosedurnya memang harus ada perahu karet. Sementara yang ada saat ini baru cube rescue, papan surfing beberapa, dan itu pun masih kurang. Untuk tanda larangan berenang juga beberapa titik rawan belum ada,” sambungnya.
Dharma Jati menambahkan ketika ada penyelamatan terlebih dahulu biasanya memanfaatkan perahu tradisional milik nelayan setempat. Dari empat pos Balawista yang ada, rata-rata lokasi perahu nelayan cukup gampang dipinjam terutaman untuk penanganan mendadak. “Terlebih anggota juga beberapa memang pekerjaannya nelayan,” jelasnya.
Khusus di Kabupaten Gianyar, jelas dia, terdapat empat pos Balawista yakni Pos Lebih, Pos Masceti, Pos Saba, dan Pos Purnama. Atas kekurangan alat tersebut, Dharma Jati mengaku akan mencoba mengusulkan ke Pemkab maupun ke Pusat. *nvi
Atas kondisi itu, Balawista Kabupaten Gianyar saat ini mendambakan tambahan alat untuk penyelamatan. Mulai dari cube rescue, papan surfing rescue, pengumuman dilarang berenang, hingga perahu karet. Meski tidak setiap hari digunakan, namun ketika ada kejadian setidaknya dapat diantisipasi dengan peralatan yang memadai.
Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar Ngakan Dharma Jati, Kamis (22/10), membenarkan keadaan tersebut. Kata dia, peralatan yang ada saat ini sangat terbatas. “Peralatan kami memang pas-pasan. Misal, perahu karet ada dua, tapi sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi. Kami simpan di Pos Lebih,” jelasnya.
Ketika ada kejadian atau melaksanakan evakuasi, pihaknya sering meminjam di instansi terkait. Mulai dari BPBD Provinsi, Basarnas, maupun Pol Air Polda Bali. “Kalau prosedurnya memang harus ada perahu karet. Sementara yang ada saat ini baru cube rescue, papan surfing beberapa, dan itu pun masih kurang. Untuk tanda larangan berenang juga beberapa titik rawan belum ada,” sambungnya.
Dharma Jati menambahkan ketika ada penyelamatan terlebih dahulu biasanya memanfaatkan perahu tradisional milik nelayan setempat. Dari empat pos Balawista yang ada, rata-rata lokasi perahu nelayan cukup gampang dipinjam terutaman untuk penanganan mendadak. “Terlebih anggota juga beberapa memang pekerjaannya nelayan,” jelasnya.
Khusus di Kabupaten Gianyar, jelas dia, terdapat empat pos Balawista yakni Pos Lebih, Pos Masceti, Pos Saba, dan Pos Purnama. Atas kekurangan alat tersebut, Dharma Jati mengaku akan mencoba mengusulkan ke Pemkab maupun ke Pusat. *nvi
1
Komentar