Larangan Mendaki Gunung, Pemandu Cari Kerjaan Lain
AMLAPURA, NusaBali
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melarang pendakian Gunung Agung sejak tahun 2017.
Puluhan pemandu wisata mendaki Gunung Agung pun cari pekerjaan lain. Ada jadi juru kebersihan, ada pula jadi fotografer amatir bagi wisatawan yang berkunjung ke Pura Besakih. Mereka berharap kondisi segera normal dari pandemi Covid-19 dan pendakian kembali dibuka
Pemandu wisata, I Nengah Kariana, dari Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, mengaku tidak lagi melayani wisatawan mendaki Gunung Agung. “Saya jadi tukang foto langsung jadi untuk wisatawan yang berkunjung ke Pura Besakih,” kata Nengah Kariana, Kamis (22/10). Sesekali juga juru kebersihan di Pura Besakih sehingga masih ada nafkah untuk keluarga. Diakui hasil kerja tidak sebesar saat melayani wisatawan mendaki Gunung Agung. Kunjungan ke Objek Wisata Pura Besakih juga sepi karena pandemi Covid-19.
Pemandu lainnya, I Ketut Mudiada, mengaku sesekali masih antar wisatawan trekking. “Saya tetap antar wisatawan mendaki Gunung Agung, hanya saja jalurnya lingkar Gunung Agung, bukan mendaki hingga ke puncak kawah. Mendaki di lingkar Gunung Agung masih dibolehkan dan tidak membahayakan,” kata Ketut Mudiada. Dia juga melayani wisatawan yang ingin trekking ke sawah, jalur bukit, dan tegalan dengan panorama yang indah. “Hanya saja wisatawan yang datang sejak Covid-19 jauh menurun,” keluh Ketut Mudiada.
Koordinator Pemandu Wisata Gunung Agung Desa Besakih, Jro Mangku Komang Kayun, mengakui banyak anggotanya alih pekerjaan. “Banyak yang beralih jadi tukang bersih-bersih di Pura Besakih, ada juga jadi tukang foto di Pura Besakih,” ungkap Jro Mangku Komang Kayun. Dikatakan, larangan mendaki diberlakukan sejak Gunung Agung berstatus waspada tahun 2017 hingga tahun 2020. Pada 16 Juli 2020 dari status siaga menjadi status waspada (level II), tetap berlaku larangan mendaki radius 2 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. *k16
Pemandu wisata, I Nengah Kariana, dari Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, mengaku tidak lagi melayani wisatawan mendaki Gunung Agung. “Saya jadi tukang foto langsung jadi untuk wisatawan yang berkunjung ke Pura Besakih,” kata Nengah Kariana, Kamis (22/10). Sesekali juga juru kebersihan di Pura Besakih sehingga masih ada nafkah untuk keluarga. Diakui hasil kerja tidak sebesar saat melayani wisatawan mendaki Gunung Agung. Kunjungan ke Objek Wisata Pura Besakih juga sepi karena pandemi Covid-19.
Pemandu lainnya, I Ketut Mudiada, mengaku sesekali masih antar wisatawan trekking. “Saya tetap antar wisatawan mendaki Gunung Agung, hanya saja jalurnya lingkar Gunung Agung, bukan mendaki hingga ke puncak kawah. Mendaki di lingkar Gunung Agung masih dibolehkan dan tidak membahayakan,” kata Ketut Mudiada. Dia juga melayani wisatawan yang ingin trekking ke sawah, jalur bukit, dan tegalan dengan panorama yang indah. “Hanya saja wisatawan yang datang sejak Covid-19 jauh menurun,” keluh Ketut Mudiada.
Koordinator Pemandu Wisata Gunung Agung Desa Besakih, Jro Mangku Komang Kayun, mengakui banyak anggotanya alih pekerjaan. “Banyak yang beralih jadi tukang bersih-bersih di Pura Besakih, ada juga jadi tukang foto di Pura Besakih,” ungkap Jro Mangku Komang Kayun. Dikatakan, larangan mendaki diberlakukan sejak Gunung Agung berstatus waspada tahun 2017 hingga tahun 2020. Pada 16 Juli 2020 dari status siaga menjadi status waspada (level II), tetap berlaku larangan mendaki radius 2 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. *k16
Komentar