Paket Surya Kandas, Sesepuh Golkar Minta Bersiap di Pilkada 2018
Kandasnya calon independen, Dewa Nyoman Sukrawan – I Gede Dharmawijaya (Paket Surya) di verifikasi Pilkada Buleleng membuat sesepuh Golkar minta Partai Beringin melepas Pilkada Buleleng dan fokus ke Pilkada 2018 saja.
DENPASAR, NusaBali
Namun di sisi lain, jajaran pengurus DPD I Golkar Bali lebih sepakat menggugat KPU yang tidak memverifikasi 27 ribu KTP pendukung Paket Surya.
Dewan Penasihat Partai Golkar Provinsi Bali Ida Tjokorda Pemecutan XI, mengemukakan, Golkar Bali sebaiknya melepas saja urusan Pilkada Buleleng dan fokus ke Pilkada 2018, dimana akan dihelat Pilkada Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, dan Pilgub Bali.
“Lepas saja sudah Buleleng. Karena saya lihat di Buleleng sejak awal tidak menyiapkan kandidat calon. Lebih baik fokus ke Pilkada Gianyar 2018, Pilkada Klungkung 2018, dan Pilkada Bali 2018 saja,” ujar Tjok Pemecutan di Denpasar, Sabtu (22/10) siang.
Sebagai sesepuh Golkar, Tjok Pemecutan merasakan Golkar tidak ada keberanian sejak awal. Padahal dirinya mendorong kader-kader partai di Buleleng maju melawan incumbent untuk menunjukkan eksistensi Golkar. “Kayak angkaban barong sumi (kelihatannya saja berani). Sekarang paket independen yang didukung sudah tidak lolos, ya lupakan saja. Golkar jangan milu-milu tuwung (ikut-ikutan) lagi urusan pencalonan. Kalau saja sejak awal mencalonkan kader sendiri, saya rasa tidak akan terlalu panjang seperti sekarang dan memalukan partai. Pola macam ini ke depan harus dievaluasi,” tuturnya.
Tjok Pemecutan menegaskan daripada memaksakan diri bertarung tetapi tidak mengusung calon secara langsung, kekuatan partai lebih baik diarahkan untuk kesiapan di pilkada yang lain. “Ketua DPD Golkar Bali Sudikerta kan mau maju, siapkan diri secara serius sejak sekarang saja. Buleleng, lupakan saja,” imbuh pendiri Golkar Bali yang waktu walaka bernama Anak Agung Ngurah Manik Parasara.
Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah I Gusti Putu Wijaya, secara terpisah, mengatakan tidak lolosnya Paket Surya bukan lagi masalah calon atau tidak. “Kami mau gugat verifikasi yang tidak demokratis dan mengebiri hak-hak rakyat,” ujar politisi senior Golkar Bali asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, ini.
Wijaya menegaskan, Senin (besok) gugatan Paket Surya akan dilakukan. Saat ini tim advokasi masih melakukan kajian. Dasar gugatan adalah tidak terverifikasinya KTP pendukung Paket Surya di Buleleng. Kalau pihak penyelenggara KPU Buleleng lebih demokratis, harusnya 27 ribu KTP pendukung Paket Surya diberi kesempatan untuk diverifikasi.
“Ini tidak ada kesempatan verifikasi lagi. Ada 27 ribu KTP tidak terverifikasi di Buleleng. Harusnya 27 ribu KTP pendukung Paket Surya diverifikasi dong. Kalau mau terbuka dan demokratis dalam menampung hak-hak rakyat,” ujar mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan, ini.
Wijaya menyebutkan Golkar Bali belum menuju persoalan pencalonan kader di Pilkada Buleleng. Walaupun sejatinya ada kesempatan pencalonan dengan peluang dibukanya perpanjangan pendaftaran. “Walaupun ada peluang perpanjangan pendaftaran bagi kandidat dari partai politik, kami belum berpikir ke arah mendaftarkan calon. Kita tunggu gugatan Paket Surya dulu,” kata Wijaya.
Sementara Ketua KPU Buleleng I Gede Suardana belum bisa dikonfirmasi terkait dengan tudingan bahwa 27 ribu KTP pendukung Paket Surya tak terverifikasi. Gede Suardana dihubungi melalui ponselnya, tidak aktif. * nat
Namun di sisi lain, jajaran pengurus DPD I Golkar Bali lebih sepakat menggugat KPU yang tidak memverifikasi 27 ribu KTP pendukung Paket Surya.
Dewan Penasihat Partai Golkar Provinsi Bali Ida Tjokorda Pemecutan XI, mengemukakan, Golkar Bali sebaiknya melepas saja urusan Pilkada Buleleng dan fokus ke Pilkada 2018, dimana akan dihelat Pilkada Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, dan Pilgub Bali.
“Lepas saja sudah Buleleng. Karena saya lihat di Buleleng sejak awal tidak menyiapkan kandidat calon. Lebih baik fokus ke Pilkada Gianyar 2018, Pilkada Klungkung 2018, dan Pilkada Bali 2018 saja,” ujar Tjok Pemecutan di Denpasar, Sabtu (22/10) siang.
Sebagai sesepuh Golkar, Tjok Pemecutan merasakan Golkar tidak ada keberanian sejak awal. Padahal dirinya mendorong kader-kader partai di Buleleng maju melawan incumbent untuk menunjukkan eksistensi Golkar. “Kayak angkaban barong sumi (kelihatannya saja berani). Sekarang paket independen yang didukung sudah tidak lolos, ya lupakan saja. Golkar jangan milu-milu tuwung (ikut-ikutan) lagi urusan pencalonan. Kalau saja sejak awal mencalonkan kader sendiri, saya rasa tidak akan terlalu panjang seperti sekarang dan memalukan partai. Pola macam ini ke depan harus dievaluasi,” tuturnya.
Tjok Pemecutan menegaskan daripada memaksakan diri bertarung tetapi tidak mengusung calon secara langsung, kekuatan partai lebih baik diarahkan untuk kesiapan di pilkada yang lain. “Ketua DPD Golkar Bali Sudikerta kan mau maju, siapkan diri secara serius sejak sekarang saja. Buleleng, lupakan saja,” imbuh pendiri Golkar Bali yang waktu walaka bernama Anak Agung Ngurah Manik Parasara.
Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah I Gusti Putu Wijaya, secara terpisah, mengatakan tidak lolosnya Paket Surya bukan lagi masalah calon atau tidak. “Kami mau gugat verifikasi yang tidak demokratis dan mengebiri hak-hak rakyat,” ujar politisi senior Golkar Bali asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, ini.
Wijaya menegaskan, Senin (besok) gugatan Paket Surya akan dilakukan. Saat ini tim advokasi masih melakukan kajian. Dasar gugatan adalah tidak terverifikasinya KTP pendukung Paket Surya di Buleleng. Kalau pihak penyelenggara KPU Buleleng lebih demokratis, harusnya 27 ribu KTP pendukung Paket Surya diberi kesempatan untuk diverifikasi.
“Ini tidak ada kesempatan verifikasi lagi. Ada 27 ribu KTP tidak terverifikasi di Buleleng. Harusnya 27 ribu KTP pendukung Paket Surya diverifikasi dong. Kalau mau terbuka dan demokratis dalam menampung hak-hak rakyat,” ujar mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan, ini.
Wijaya menyebutkan Golkar Bali belum menuju persoalan pencalonan kader di Pilkada Buleleng. Walaupun sejatinya ada kesempatan pencalonan dengan peluang dibukanya perpanjangan pendaftaran. “Walaupun ada peluang perpanjangan pendaftaran bagi kandidat dari partai politik, kami belum berpikir ke arah mendaftarkan calon. Kita tunggu gugatan Paket Surya dulu,” kata Wijaya.
Sementara Ketua KPU Buleleng I Gede Suardana belum bisa dikonfirmasi terkait dengan tudingan bahwa 27 ribu KTP pendukung Paket Surya tak terverifikasi. Gede Suardana dihubungi melalui ponselnya, tidak aktif. * nat
Komentar