Sulit Akses Internet, Guru Datangi Rumah Siswa
SINGARAJA, NusaBali
Minimnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran daring terutama jaringan internet di wilayah Kecamatan Banjar, Buleleng, membuat sebagian besar tenaga pengajar di wilayah tersebut tetap harus turun langsung dari rumah ke rumah untuk memberikan pendampingan terhadap siswa yang menjalani proses pembelajaran dari rumah.
Semenjak diberlakukannya pembelajaran dari rumah bagi siswa selama pandemi Covid-19, masih ditemukan kendala bagi guru dan siswa di wilayah yang tidak terjangkau layanan internet atau siswa tidak memiliki telepon pintar. Kegiatan pendampingan pun dilakukan para guru untuk memastikan para siswa tidak ketinggalan materi pelajaran saat masa pandemi.
Seperti yang dilakukan guru kontrak SMPN 1 Banjar, Ida Ayu Komang Sulastri. Dia dan beberapa guru lainnya harus melakukan kunjungan ke rumah siswa sebagai bentuk bimbingan belajar karena kediaman siswanya tak terjangkau layanan internet. Ketika menyambangi rumah siswa, ia memberikan arahan secara langsung. Terutama materi pembelajaran yang bagi siswa masih dirasa sulit.
"Sejak pemberlakuan sekolah di rumah selama pandemi, kami tidak berhenti mengajar karena sebagian besar siswa tidak memiliki telepon pintar dan sulit mengakses internet. Sehingga kami jemput bola dengan mendatangi rumah siswa yang jaraknya saling berjauhan," katanya saat dikonfirmasi NusaBali, Sabtu (24/10).
Setiap hari dia bersama guru kontrak lainnya mendampingi hingga belasan siswa yang melakukan pembelajaran secara offline karena keterbatasan akses internet maupun telepon pintar. Diakuinya, letak geografis rumah siswa yang cukup jauh membuat dirinya tidak dapat memaksimalkan pendampingan terhadap siswa setiap harinya.
Untuk sampai ke lokasi rumah siswa yang berjarak hingga 7 kilometer dari sekolah, mereka membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tak jarang, sepeda motor hanya bisa dititipkan di rumah warga. Karena untuk sampai ke rumah siswa yang dituju hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Meski demikian hal tersebut dijalani dengan sepenuh hati dengan harapan hasil belajar siswa dapat memuaskan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Banjar, Made Sutarjana mengakui pembelajaran daring belum bisa dilaksanakan secara efektif untuk saat ini. Hal itu terjadi lantaran wilayah tempat tinggal beberapa siswa berada di dataran tinggi yang memang sulit terjangkau sinyal internet. Belum lagi faktor ekonomi orang tua siswa yang sulit untuk membeli ponsel pintar.
"Harapan kami jaringan internet bisa sampai ke pelosok, sehingga upaya pendampingan dapat dilakukan melalui telepon pintar. Meskipun masih sulit, pihak sekolah tetap berupaya melakukan pendampingan secara langsung seperti sekarang meskipun waktu dan tenaga yang kami miliki terbatas," katanya.
Dirinya pun memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pengabdian para guru yang sudah menyempatkan hadir melakukan pendampingan ke rumah siswa sebagai bentuk bimbingan belajar karena kediaman siswa tak terjangkau layanan internet. Ia berharap agar pemerintah memberikan perhatian khusus kepada para guru-guru tersebut. *cr75
Komentar