Satu TPS 3R Dibangun di Selabih
Di Tabanan Ada 12 TPS 3R, 3 Tidak Aktif
TABANAN, NusaBali
Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, memiliki TPS 3R (reuse, reduce, dan recycle).
Pembangunan TPS yang dibantu anggaran dari pusat sebesar Rp 600 juta ini serah terima pekerjaan pada Selasa (27/10). Dengan ditambahnya TPS di Desa Selabih, total desa yang sudah memiliki TPS 3R di Tabanan sebanyak 12 desa, namun 3 TPS di antaranya tidak aktif alias macet.
TPS yang macet tersebut adalah TPS di Desa Baru, Kecamatan Marga, TPS di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, dan TPS di Desa Buahan, Kecamatan Tabanan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Tabanan I Made Subagia menjelaskan, pembangunan TPS di Desa Selabih ini sesuai dengan proposal 2 tahun lalu ke pusat. Ditambah pula bantuan dari desa dan kabupaten sehingga pembangunan bisa terwujud. “Pusat memberikan anggaran Rp 600 juta untuk pembangunam TPS 3R di Desa Selabih,” ungkapnya.
Menurut Subagia, agar TPS bisa berjalan maksimal, Dinas LH akan membantu 2 orang tenaga pendamping untuk mengelola sampah. “Kita akan dampingi dulu karena baru pemula. Proses pendampingan terutama dalam memilah sampah supaya ada yang bisa dimanfaatkan maupun dijadikan pupuk organik,” katanya.
Dengan adanya TPS 3R ini otomatis penanganan sampah di Desa Selabih bisa dikelola dengan lebih baik. “Pembangunan TPS 3R ini sebagai implementasi dari Perda Adat Nomor 14 Tahun 2019 yang di dalamnya tercantum bahwa desa adat harus bisa mengolah sampah dengan membangun TPS 3R,” tutur Subagia.
Subagia menjelaskan, sekarang TPS 3R yang ada di Tabanan berjumlah 12 unit tersebar di 12 desa. Namun dari jumlah itu, tiga di antaranya tidak aktif karena berbagai faktor.
TPS yang ada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri tidak aktif karena lahan sebelumnya sistem sewa. Kemudian TPS 3R di Desa Buahan, akibat bencana banjir kemarin, tempat pembangunan TPS jebol. Dan satu lagi adalah TPS 3R di Desa Baru, Kecamatan Marga, karena lahannya tidak strategis berdekatan dengan pura. “Ketiga TPS yang tidak aktif ini sudah dicarikan lahan pengganti dan sudah masuk permohonan untuk dilakukan pembangunan TPS kembali,” kata Subagia.
Di sisi lain meskipun ada desa yang belum memiliki TPS 3R, masyarakat Tabanan diminta sadar ikut melakukan pengolahan sampah di masing-masing rumah tangga.
“Memilah yang sederhana dulu, plastik dan organik dipisah. Sehingga sampah yang dibawa ke TPA bisa berkurang. Ataupun bisa juga membuat teknologi komposter skala rumah tangga dengan menggunakan ember,” sarannya.
Sebab, menurut Subagia, penanganan sampah harus dilakukan secara bersama-sama tidak hanya mengandalkan pemerintah. “Seperti yang kita ketahui kemarin, akibat bencana banyak sampah plastik yang timbul di saluran, bahkan sampah plastik banyak menggantung di pohon bambu. Ini yang harus kita tangani bersama-sama agar bisa mengimplementasikan aturan yang sudah dibuat,” tutur Subagia. *des
Komentar