Festival Seni Bali Jani II Libatkan 1.000 Seniman
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 1.000 seniman dan pekerja seni akan dilibatkan dalam Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020, yang digelar 31 Oktober-7 November 2020 nanti.
Mengusung tagar #BaliArtsVirtual, FSBJ II 2020 akan menampilkan 45 sanggar, komunitas, maupun yayasan seni se-Bali. Kegiatan berupa lomba, pameran, sarasehan, dan atraksi seni lainnya semua akan disajikan secara virtual melalui kanal YouTube Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Kurator FSBJ II 2020, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSkar MHum, mengatakan festival yang digelar untuk kedua kalinya ini mengusung tajuk utama 'Candika Jiwa: Puitika Atma Kerthi', yang bermakna semesta kreativitas terkini dalam 'mencandikan' jiwa, spirit, taksu, atau ide-ide cemerlang. Dalam FSBJ yang gelaran perdananya dilakukan tahun 2019 ini, apresiasi budaya berfokus pada ragam kesenian modern, kontemporer, dan kesenian yang bersifat inovatif.
FSBJ II 2020 yang digelar selama seminggu ini meliputi Pawimba (Lomba), Adilango (Pergelaran), Megarupa (Pameran), Timbang Rasa (Serasehan), Beranda Pustaka (Bursa Buku), dan Penghargaan Bali Jani Nugraha. "Festival Seni Bali Jani dijadikan sebagai wahana apresiasi sekaligus upaya membangun ekosistem pemajuan seni modern, kontemporer, dan karya-karya inovatif lainnya," ungkap Prof Arya Sugiartha, di Denpasar, Rabu (29/10).
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof Dr I Wayan 'Kun' Adnyana SSn MSn, mengatakan format seni virtual kali ini diharapkan dapat menjangkau seluas-luasnya kemungkinan kreatif, elaborasi, dan eksplorasi terkait estetik, stilistik, teknik artistik, dan tematik. Termasuk olah wahana atau media (penggunaan berbagai piranti media baru/digital dalam proses dan penyajian).
"Format penyelenggaraan festival secara virtual ini merupakan sebentuk transformasi sosial bagi masyarakat Bali. Ada proses alih pengetahuan dan keterampilan yang terjadi serentak di Bali, yakni terkait proses persiapan dan produksi suatu pementasan karya seni komunal secara daring, termasuk bagaimana cara publik menikmati serta menghikmahi sajian tersebut," jelas Kun Adnyana.
Menurut Kun Adnyana‚ FSBJ II 2020 bukan semata festival kesenian, melainkan juga sebuah upaya bersama menjaga optimisme masyarakat di tengah rundungan berita tentang Covid-19. Melalui program seni yang berkesinambungan secara terencana, terkelola, dan terlaksana dengan baik, diharapkan menumbuhkan solidaritas masyarakat agar peduli pada sesama, sigap tanggap dalam menghadapi kesulitan dan problematik sosial. Seni bukan hanya menghadirkan keindahan, melainkan juga seruan kesadaran.
"Kehadiran festival ini juga diharapkan dapat menjadi pelebur sekat-sekat antar bidang seni melalui interaksi, dialog, kerja sama, dan kolaborasi melalui seni alih media, multimedia, maupun transmedia yang bersifat lintas batas, sekaligus kontekstual dengan dinamika kekinian," imbuh akademisi ISI Denpasar ini.
Pada pembukaan FSBJ II 2020 melalui kanal daring YouTube Disbud Prov Bali, 31 Oktober besok, akan ditampilkan Adilango (Pergelaran) Seni Kolosal bertajuk 'Malaikat Pencubit Jiwa' berupa operet sajian Sanggar Kini Berseri, berkolaborasi dengan komunitas seni SMA/SMK. Sejumlah komunitas seni terpilih akan turut mempresentasikan karya mereka.
Komunitas tersebut, antara lain, Teater Kalangan, Sanggar Seni Gumiart, Gus Teja World Music, Sanggar Silurbarong, Teater Mini, Komunitas Mahima, Seniman Klungkung Berani (Sekuni), Teater Mandiri, Yayasan Symphony Kasih, Kampung Seni Banyuning, Sanggar Surya Nada Mandala, Komunitas Budaya Pramusti Bali, Sanggar Seni Gita Lestari, Komunitas Seni Musik Candrametu, Bali Experimental Teater (BET), Yayasan Pendidikan Dria Raba (Yapendra), Sanggar Seni Guntur Madu ‘Neo Nolin’, Teater Jineng, dan Komunitas Seni Gede Yudi Production.
Terdapat 8 ragam Pawimba (Lomba) yang dihadirkan pada FSBJ II 2020 ini, masing-masing Video TikTok Bali Jani (tingkat umum), Musikalisasi Puisi (tingkat umum), Teater Modern (tingkat SMA/SMK), Seni Lukis (tingkat SMP/SLB), Naskah Drama (tingkat umum), Vlog Kuliner Bali Jani (tingkat umum), Artikel Jurnalistik (tingkat umum), dan Karya Cipta Fotografi (tingkat umum).
Sedangkan khusus Pameran Bali Megarupa serangkaian FSBJ II 2020, dilangsungkan di Agung Rai Museum of Arts (ARMA) Ubud, Gianyar, 28 Oktober-10 November 2020. Tidak kurang dari 45 perupa dan satu komunitas mural menampilkan karya berupa mural, video art, seni lukis, patung, dan karya tiga dimensi lainnya.
Di sisi lain, sejumlah nama penting dan mumpuni dihadirkan sebagai narasumber Timbang Rasa (Sarasehan) dan Timbang Buku.l Mereka, antara lain, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Dr Hilmar Farid hingga jurnalis senior Seno Joko Suyono, Sha Ine Febriyanti, dan Dr Tommy Awuy. Sarasehan juga mengetengahkan topik perihal tata kelola pameran seni virtual, bersama narasumber Dr Djuli Djati Prambudi dan Drs Pustanto.
Sedangkan penutupan FSBJ II 2020 akan disemarakkan dengan gelaran 'Alun Bali Bangkit' kolaborasi musik Sanggar Rareangon Sejati dengan Lolot Band, The Hydrant, Meiska Adinda, Blackstarboys, Avara, Percussion Intrument, dan lainnya.
Kun Adnyana mengatakan, perhelatan FSBJ II 2020 ini terbilang istimewa, bukan hanya karena diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19, namun juga sebagai konsistensi jawaban atas pemberlakuan Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, yang diundangkan 9 Juli 2020. Festival ini juga sejalan dengan visi misi pembangunan Provinsi Bali 2018-2023 ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru’. *ind
Komentar