Pemuda Hindu Diminta Aktif Berorganisasi
JAKARTA, NusaBali
Sekjen Pergerakan Sanatana Dharma (Persadha) Nusantara D Sures Kumar mengatakan, Industri 4.0 dapat dipahami sebagai era komputerisasi yang mengintegrasikan proses produksi secara virtual berbasis siber dan artificial intellegence.
Di era 4.0 tersebut, pemuda Hindu lebih baik berkiprah aktif di organisasi ketimbang sibuk main handphone. Sebab, berorganisasi sangat penting untuk melatih dan meningkatkan daya kritis mereka.
"Berorganisasi dapat meningkatkan kedisiplinan diri dan meningkatkan kepekaan terhadap masalah sosial yang ada. Kemudian bisa membawa ide-ide segar, berpikir kreatif dan out of the box. Jadi, melalui berorganisasi membuat kita dapat berpikir dan bersikap kritis pula," ujar Sures, Jumat (30/10).
Namun berpikir dan bersikap kritisnya harus membangun dan sehat sehingga mampu memberikan kontribusi untuk memajukan bangsa dan negara, khususnya agama Hindu.
Sures mendorong agar ada grup-grup diskusi rutin sebulan atau tiga bulan sekali diantara mahasiswa atau kalangan muda Hindu.
Bagi Sures, mahasiswa atau kalangan muda Hindu merupakan intelektual muda. Mereka wajib berperan dalam kemajuan bangsa dan negara. Apalagi IMF memprediksi, Indonesia di tahun 2023 nanti akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke enam dari negara-negara lain.
"Di tahun 2020, ekonomi Indonesia menempati posisi ke 13. Mahasiswa atau kalangan muda Hindu harus memastikan posisi, apakah akan berkontribusi mewujudkan agar Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke enam atau hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman," papar pria yang juga menjabat sebagai Pembantu Asisten (PA) Koordinator Staf Khusus Presiden ini.
Untuk mampu berperan maximal dalam perubahan yang ada, lanjut Sures, mereka perlu berpikir kritis dan kreatif. Tidak kecanduan penggunaan gadget, meski saat ini adalah era industri 4.0. Menurut Sures, gadget dipakai seperlunya saja sehingga waktu yang ada dapat mereka gunakan untuk berorganisasi ketimbang bermain handphone. *k22
"Berorganisasi dapat meningkatkan kedisiplinan diri dan meningkatkan kepekaan terhadap masalah sosial yang ada. Kemudian bisa membawa ide-ide segar, berpikir kreatif dan out of the box. Jadi, melalui berorganisasi membuat kita dapat berpikir dan bersikap kritis pula," ujar Sures, Jumat (30/10).
Namun berpikir dan bersikap kritisnya harus membangun dan sehat sehingga mampu memberikan kontribusi untuk memajukan bangsa dan negara, khususnya agama Hindu.
Sures mendorong agar ada grup-grup diskusi rutin sebulan atau tiga bulan sekali diantara mahasiswa atau kalangan muda Hindu.
Bagi Sures, mahasiswa atau kalangan muda Hindu merupakan intelektual muda. Mereka wajib berperan dalam kemajuan bangsa dan negara. Apalagi IMF memprediksi, Indonesia di tahun 2023 nanti akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke enam dari negara-negara lain.
"Di tahun 2020, ekonomi Indonesia menempati posisi ke 13. Mahasiswa atau kalangan muda Hindu harus memastikan posisi, apakah akan berkontribusi mewujudkan agar Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke enam atau hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman," papar pria yang juga menjabat sebagai Pembantu Asisten (PA) Koordinator Staf Khusus Presiden ini.
Untuk mampu berperan maximal dalam perubahan yang ada, lanjut Sures, mereka perlu berpikir kritis dan kreatif. Tidak kecanduan penggunaan gadget, meski saat ini adalah era industri 4.0. Menurut Sures, gadget dipakai seperlunya saja sehingga waktu yang ada dapat mereka gunakan untuk berorganisasi ketimbang bermain handphone. *k22
1
Komentar