'Sakit', Wisatawan Dilarang Keluar Hotel
Protokol kesehatan harus disiplin, terutama bagi hotel yang menerima wisatawan dan mengalami masalah pada kesehatannya.
DENPASAR,NusaBali
Pihak properti diminta benar-benar ketat menerapkan protokol kesehatan atau Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE). Hal tersebut menyusul mulai meningkatnya kunjungan wisatawan, yang otomatis diyakini meningkatkan tingkat hunian hotel. Tujuannya jangan sampai peningkatan kunjungan sejak hari libur nasional dan cuti bersama, malah menjadi klaster baru penularan virus corona atau Covid-19. Kadisparda Bali I Putu Astawa menegaskan hal tersebut Jumat (30/10).
“Karena itu semua pihak harus benar-benar patuh dan ketat menerapkan protokol CHSE,” tegasnya.
Astawa mengakui ada indikasi peningkatan kunjungan wisatawan menyusul liburan dan cuti bersama jelang akhir Oktober ini. Peningkatan kunjungan tersebut kata Astawa tentu mengembirakan. Namun di pihak lain jangan sampai peningkatan kunjungan berdampak negatif terhadap upaya penanggulangan dan pemutusan mata rantai pandemi Covid-19.
“Jika ada wisatawan yang memang sakit umpamanya, jangan paksakan keluar hotel,” ujar Astawa mengandaikan. Karena itulah manajemen hotel diminta benar-benar mengawasi kondisi tamunya.
Dikatakan Astawa ada tiga titik yang mesti benar-benar harus diwaspadai dan mendapat atensi yang ketat. Pertama pintu masuk Bali lewat darat. Di antaranya Pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, Benoa dan yang lainnya.Yang kedua adalah objek wisata. Dan ketiga hotel atau akomodasi pariwisata lainnya.
Tegas Astawa, di semua titik harus diwaspadai dengan pengawasan yang ketat. Kewaspadaan atau pengawasan mulai soal administrasi seperti surat keterangan sehat (suket), pengecekan suhu tubuh. “Saya yakin teman- teman maupun stakeholder terkait sudah sangat paham hal tersebut,” ujar Astawa. Namun tetap, lanjut Astawa, pihaknya mengingatkan hal tersebut. Jangan sampai pandemi yang sudah mereda, malah meningkat lagi. *k17
Pihak properti diminta benar-benar ketat menerapkan protokol kesehatan atau Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE). Hal tersebut menyusul mulai meningkatnya kunjungan wisatawan, yang otomatis diyakini meningkatkan tingkat hunian hotel. Tujuannya jangan sampai peningkatan kunjungan sejak hari libur nasional dan cuti bersama, malah menjadi klaster baru penularan virus corona atau Covid-19. Kadisparda Bali I Putu Astawa menegaskan hal tersebut Jumat (30/10).
“Karena itu semua pihak harus benar-benar patuh dan ketat menerapkan protokol CHSE,” tegasnya.
Astawa mengakui ada indikasi peningkatan kunjungan wisatawan menyusul liburan dan cuti bersama jelang akhir Oktober ini. Peningkatan kunjungan tersebut kata Astawa tentu mengembirakan. Namun di pihak lain jangan sampai peningkatan kunjungan berdampak negatif terhadap upaya penanggulangan dan pemutusan mata rantai pandemi Covid-19.
“Jika ada wisatawan yang memang sakit umpamanya, jangan paksakan keluar hotel,” ujar Astawa mengandaikan. Karena itulah manajemen hotel diminta benar-benar mengawasi kondisi tamunya.
Dikatakan Astawa ada tiga titik yang mesti benar-benar harus diwaspadai dan mendapat atensi yang ketat. Pertama pintu masuk Bali lewat darat. Di antaranya Pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, Benoa dan yang lainnya.Yang kedua adalah objek wisata. Dan ketiga hotel atau akomodasi pariwisata lainnya.
Tegas Astawa, di semua titik harus diwaspadai dengan pengawasan yang ketat. Kewaspadaan atau pengawasan mulai soal administrasi seperti surat keterangan sehat (suket), pengecekan suhu tubuh. “Saya yakin teman- teman maupun stakeholder terkait sudah sangat paham hal tersebut,” ujar Astawa. Namun tetap, lanjut Astawa, pihaknya mengingatkan hal tersebut. Jangan sampai pandemi yang sudah mereda, malah meningkat lagi. *k17
Komentar