KEMBALI20, Asa Kebangkitan Bali Masa Depan
GIANYAR, NusaBali
Festival KEMBALI20 dibuka secara resmi melalui Virtual Gala Opening disiarkan langsung melalui website dan kanal YouTube Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), Rabu (28/10) malam.
Pembukaan dilakukan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
“Karena pandemi Covid-19, hidup kami berubah dan banyak hal berubah secara permanen. Dalam situasi ini, kami telah mengambil yang terbaik dari UWRF dan UFF (Ubud Food Festival). Kemudian kami menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna dan lebih beragam dari sebelumnya,” ujar Pendiri dan Direktur KEMBALI20 Janet DeNeefe.
Turut memberikan sambutan dalam acara pembukaan yang berlangsung virtual ini, Pendiri Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana, penyair kenamaan asal Bali Warih Wisatsana, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati berharap bahwa KEMBALI20 dapat menjadi wadah untuk menghubungkan berbagai komunitas pecinta sastra, seni, budaya, dan kuliner di segala penjuru dunia, mengobarkan semangat bahwa Pulau Bali dapat bangkit kembali. “Semoga kisah-kisah inspiratif dan semangat yang dibagi oleh KEMBALI 2020 bisa menjadi langkah awal dalam membuat dunia ini lebih baik,” ujarnya.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan mengatakan bahwa KEMBALI 2020 adalah sebuah acara yang unik di waktu yang unik dalam sejarah Bali. “Festival ini tidak hanya untuk merevitalisasi dan membangun kembali Bali, tetapi untuk membantu membangitkan kembali kita semua, hidup kita, komunitas kita, di masa sulit ini,” ujar Gary Quinlan. Dia berkeyakinan festival ini akan menjadi bagian yang sangat penting yang dibutuhkan untuk membangun kembali dan merevitalisasi masa depan.
Sebagaimana pada agenda Ubud Writers and Readers Festival, setiap tahun pengelola UWRF memberikan penghargaan kepada satu tokoh yang berdedikasi dalam dunia sastra. Dalam Virtual Opening KEMBALI20 ini Yayasan Mudra Swari Saraswati juga memberikan penghargaan sepanjang masa atau Lifetime Achievement Award kepada sosok sastrawan terpilih yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan sastra Indonesia melalui karya-karyanya. Beberapa penerima penghargaan ini sebelumnya termasuk almarhum Sitor Situmorang, almarhumah NH. Dini, almarhum Sapardi Djoko Damono, dan Made Taro. Tahun ini, penerima Lifetime Achievement Award adalah penulis, penyair, dan akademisi Indonesia, Toeti Heraty.
Toeti Heraty lahir di Bandung tahun 1933 dari keluarga yang memiliki latar akademisi. Dia mengambil studi kedokteran tahun 1951 hingga 1955, dan mengambil gelar sarjana di bidang psikologi pada tahun 1962. Setelah itu, dirinya pindah ke Leiden, Belanda, melanjutkan studi di bidang Filosofi dan menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Indonesia pada 1979.
Kecintaannya pada seni dan sastra yang kemudian menjadi yang terpenting baginya. Dia adalah penyair, filsuf, sejarawan seni, dan pegiat hak asasi manusia. Dia telah mulai menulis puisi saat masih mahasiswa, dan sejak tahun 1966 mulai menulis untuk jurnal dan publikasi sastra. Toety Heraty disebut sebagai satu-satunya wanita di antara penyair terkemuka Indonesia, dan merupakan generasi pertama dari cendekiawan feminis Indonesia.
Dia juga telah menulis mengenai perempuan dan isu yang melingkupinya seperti hidup dalam masyarakat dengan budaya patriarki. “Saya sangat bangga dan senang menerima penghargaan ini, begitu juga melihat plakat penghargaan yang menyerupai buku ini. Kalian tidak melupakan buku. Saya harus terbiasa meletakkan plakat penghargaan ini di perpustakaan saya,” kesan Toeti Heraty saat menerima penghargaan Lifetime Achievement Award ini. *cr74
“Karena pandemi Covid-19, hidup kami berubah dan banyak hal berubah secara permanen. Dalam situasi ini, kami telah mengambil yang terbaik dari UWRF dan UFF (Ubud Food Festival). Kemudian kami menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna dan lebih beragam dari sebelumnya,” ujar Pendiri dan Direktur KEMBALI20 Janet DeNeefe.
Turut memberikan sambutan dalam acara pembukaan yang berlangsung virtual ini, Pendiri Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana, penyair kenamaan asal Bali Warih Wisatsana, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati berharap bahwa KEMBALI20 dapat menjadi wadah untuk menghubungkan berbagai komunitas pecinta sastra, seni, budaya, dan kuliner di segala penjuru dunia, mengobarkan semangat bahwa Pulau Bali dapat bangkit kembali. “Semoga kisah-kisah inspiratif dan semangat yang dibagi oleh KEMBALI 2020 bisa menjadi langkah awal dalam membuat dunia ini lebih baik,” ujarnya.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan mengatakan bahwa KEMBALI 2020 adalah sebuah acara yang unik di waktu yang unik dalam sejarah Bali. “Festival ini tidak hanya untuk merevitalisasi dan membangun kembali Bali, tetapi untuk membantu membangitkan kembali kita semua, hidup kita, komunitas kita, di masa sulit ini,” ujar Gary Quinlan. Dia berkeyakinan festival ini akan menjadi bagian yang sangat penting yang dibutuhkan untuk membangun kembali dan merevitalisasi masa depan.
Sebagaimana pada agenda Ubud Writers and Readers Festival, setiap tahun pengelola UWRF memberikan penghargaan kepada satu tokoh yang berdedikasi dalam dunia sastra. Dalam Virtual Opening KEMBALI20 ini Yayasan Mudra Swari Saraswati juga memberikan penghargaan sepanjang masa atau Lifetime Achievement Award kepada sosok sastrawan terpilih yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan sastra Indonesia melalui karya-karyanya. Beberapa penerima penghargaan ini sebelumnya termasuk almarhum Sitor Situmorang, almarhumah NH. Dini, almarhum Sapardi Djoko Damono, dan Made Taro. Tahun ini, penerima Lifetime Achievement Award adalah penulis, penyair, dan akademisi Indonesia, Toeti Heraty.
Toeti Heraty lahir di Bandung tahun 1933 dari keluarga yang memiliki latar akademisi. Dia mengambil studi kedokteran tahun 1951 hingga 1955, dan mengambil gelar sarjana di bidang psikologi pada tahun 1962. Setelah itu, dirinya pindah ke Leiden, Belanda, melanjutkan studi di bidang Filosofi dan menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Indonesia pada 1979.
Kecintaannya pada seni dan sastra yang kemudian menjadi yang terpenting baginya. Dia adalah penyair, filsuf, sejarawan seni, dan pegiat hak asasi manusia. Dia telah mulai menulis puisi saat masih mahasiswa, dan sejak tahun 1966 mulai menulis untuk jurnal dan publikasi sastra. Toety Heraty disebut sebagai satu-satunya wanita di antara penyair terkemuka Indonesia, dan merupakan generasi pertama dari cendekiawan feminis Indonesia.
Dia juga telah menulis mengenai perempuan dan isu yang melingkupinya seperti hidup dalam masyarakat dengan budaya patriarki. “Saya sangat bangga dan senang menerima penghargaan ini, begitu juga melihat plakat penghargaan yang menyerupai buku ini. Kalian tidak melupakan buku. Saya harus terbiasa meletakkan plakat penghargaan ini di perpustakaan saya,” kesan Toeti Heraty saat menerima penghargaan Lifetime Achievement Award ini. *cr74
Komentar