DPRD Bali Tolak Ikut Sidang Rakyat Mahasiswa
Karena Mahasiswa Ubah Pola Penyampaian Aspirasi UU Ciptaker
Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry berang ketika aktivis mahasiswa sampai ‘usir’ petugas keamanan dari Wantilan Gedung Dewan
DENPASAR, NusaBali
Sejumlah anggota DPRD Bali tolak ikut sidang rakyat yang digelar aktivis mahasiswa saat aksi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, di Wantilan Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Senin (2/11) siang. Alasannya, sidang ala mahasiswa itu melenceng dari materi awal yakni keinginan penyampaian aspirasi soal UU Ciptaker.
Para anggota DPRD Bali ini pun pilih walk out (WO) dari sidang rakyat ala mahasiswa tersebut. Mereka yang tolak ikut sidang rakyat ini, masing-masing Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry (dari Fraksi Golkar), Ketua Komisi IV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta alias Gung De (dari Fraksi PDIP), dan anggota Komisi IV DPRD Bali I Ketut Boping Suryadi (dari Fraksi PDIP).
Awalnya, jajaran DPRD Bali yang dikomandoi Sugawa Korry bersedia menerima para aktivis mahasiswa di bawah koordinator Made Gerry Gunawan dari Fakultas Hukum Unud, terkait aspirasi tolak UU Ciptaker. Namun, pihak mahasiswa ingin penyampaian aspirasi itu dilakukan dengan pola sidang rakyat.
Dalam sidang rakyat itu, hakimnya para aktivis mahasiswa, lengkap dengan membawa draft RUU Ciptaker yang sedianya akan dibacakan. Ada juga mahasiswa siap dengan palu hakim pemimpin sidang rakyat. Sedangkan anggota DPRD Bali diminta mengikuti sidang rakyat tersebut. Karena merasa didikte dan dipancing, anggota DPRD Bali pun emosi. Bahkan, sempat terjadi ketegangan antara aktivis mahasiswa vs Sugawa Korry.
Ketegangan memuncak ketika mahasiswa meminta petugas keamanan tidak berada di Wantilan DPRD Bali. Petugas keamanan ‘diusir’ untuk berada di luar Wantilan DPRD Bali. Aksi ‘pengusiran’ petugas keamanan ini membuat Sugawa Korry selaku Pimpinan DPRD Bali berang.
"Kalau petugas keamanan Anda (mahasiswa) suruh pergi, kami menolak. Saya perintahkan petugas keamanan tetap di tempat. Ini gedung wakil rakyat dan petugas keamanan bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa di sini," tandas Sugawa Korry.
Mahasiswa ternyata tidak kehabisan akal. Mereka tetap melanjutkan sidang rakyat dengan lebih dulu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan teks Pancasila. Setelah itu, sidang rakyat hendak dibuka untuk penyampaian materi RUU Ciptaker.
Sugawa Korry dan anggota DPRD Bali lainnya spontan tolak mengikuti sidang rakyat ala mahasiswa tersebut. Mereka hanya mau menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila. "Saya sebagai warga negara di sini menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila. Tapi, saya tidak ikut sidang saudara," teriak Sugawa Korry.
Namun, seusai prosesi menyanyikan Indonesia Raya dan bacakan teks Pancasila, aktivis mahasiswa tetap saja membuka sidang rakyat. Hal inilah yang menyulut emosi Sugawa Korry, hingga spontan turun dari podium bersama Gung De dan Boping Suryadi. Mereka kemudian mendekati Gerry Gunawan cs.
"Anda tarik ucapan Anda membuka sidang rakyat itu. Kalau tidak, saya nggak akan ikut. Kalau mau sampaikan aspirasi, akan kami terima. Kalau sidang seperti ini, bukan ranah kami," tandas Sugawa Korry dengan suara menggelegar dan dikawal petugas kepolisian.
Sementara, Gerry Gunawan menyebutkan bahwa sidang rakyat sudah dibuka. Mereka pun klaim bukan pendemo yang anarkis. "Ini sidang rakyat dan bapak-bapak harus mendengarkan. Kami menyampaikan sikap rakyat soal RUU Ciptaker di sini. Kami tidak anarkis," ujar Gerry Gunawan.
Hanya saja, Sugawa Korry tidak menggubris Gerry Gunawan cs. Bersama anggota Dewan lainnya, Sugawa Korry langsung meninggalkan Wantilan DPRD Bali. “Oh ya, kalau begitu kami DPRD Bali tidak berada di sini. Silakan kalian lanjut," sergah politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPD I Golkar Bali ini sembari meninggalkan lokasi.
Ditemui NusaBali di Lobi Gedung DPRD Bali, Sugawa Korry mengatakan sidang rakyat ala mahasiswa ditolak, bukan berarti pihaknya menolak kehadiran mahasiswa yang akan menyampaikan aspirasi. "Kalau sidang rakyat begitu, bertentangan dengan Tatib DPRD Bali. Nggak ada sidang begitu selama ini. Kalau mereka mau sampaikan aspirasi, sampai malam saya ladeni," tegas Sugawa Korry. *nat
Para anggota DPRD Bali ini pun pilih walk out (WO) dari sidang rakyat ala mahasiswa tersebut. Mereka yang tolak ikut sidang rakyat ini, masing-masing Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry (dari Fraksi Golkar), Ketua Komisi IV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta alias Gung De (dari Fraksi PDIP), dan anggota Komisi IV DPRD Bali I Ketut Boping Suryadi (dari Fraksi PDIP).
Awalnya, jajaran DPRD Bali yang dikomandoi Sugawa Korry bersedia menerima para aktivis mahasiswa di bawah koordinator Made Gerry Gunawan dari Fakultas Hukum Unud, terkait aspirasi tolak UU Ciptaker. Namun, pihak mahasiswa ingin penyampaian aspirasi itu dilakukan dengan pola sidang rakyat.
Dalam sidang rakyat itu, hakimnya para aktivis mahasiswa, lengkap dengan membawa draft RUU Ciptaker yang sedianya akan dibacakan. Ada juga mahasiswa siap dengan palu hakim pemimpin sidang rakyat. Sedangkan anggota DPRD Bali diminta mengikuti sidang rakyat tersebut. Karena merasa didikte dan dipancing, anggota DPRD Bali pun emosi. Bahkan, sempat terjadi ketegangan antara aktivis mahasiswa vs Sugawa Korry.
Ketegangan memuncak ketika mahasiswa meminta petugas keamanan tidak berada di Wantilan DPRD Bali. Petugas keamanan ‘diusir’ untuk berada di luar Wantilan DPRD Bali. Aksi ‘pengusiran’ petugas keamanan ini membuat Sugawa Korry selaku Pimpinan DPRD Bali berang.
"Kalau petugas keamanan Anda (mahasiswa) suruh pergi, kami menolak. Saya perintahkan petugas keamanan tetap di tempat. Ini gedung wakil rakyat dan petugas keamanan bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa di sini," tandas Sugawa Korry.
Mahasiswa ternyata tidak kehabisan akal. Mereka tetap melanjutkan sidang rakyat dengan lebih dulu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan teks Pancasila. Setelah itu, sidang rakyat hendak dibuka untuk penyampaian materi RUU Ciptaker.
Sugawa Korry dan anggota DPRD Bali lainnya spontan tolak mengikuti sidang rakyat ala mahasiswa tersebut. Mereka hanya mau menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila. "Saya sebagai warga negara di sini menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila. Tapi, saya tidak ikut sidang saudara," teriak Sugawa Korry.
Namun, seusai prosesi menyanyikan Indonesia Raya dan bacakan teks Pancasila, aktivis mahasiswa tetap saja membuka sidang rakyat. Hal inilah yang menyulut emosi Sugawa Korry, hingga spontan turun dari podium bersama Gung De dan Boping Suryadi. Mereka kemudian mendekati Gerry Gunawan cs.
"Anda tarik ucapan Anda membuka sidang rakyat itu. Kalau tidak, saya nggak akan ikut. Kalau mau sampaikan aspirasi, akan kami terima. Kalau sidang seperti ini, bukan ranah kami," tandas Sugawa Korry dengan suara menggelegar dan dikawal petugas kepolisian.
Sementara, Gerry Gunawan menyebutkan bahwa sidang rakyat sudah dibuka. Mereka pun klaim bukan pendemo yang anarkis. "Ini sidang rakyat dan bapak-bapak harus mendengarkan. Kami menyampaikan sikap rakyat soal RUU Ciptaker di sini. Kami tidak anarkis," ujar Gerry Gunawan.
Hanya saja, Sugawa Korry tidak menggubris Gerry Gunawan cs. Bersama anggota Dewan lainnya, Sugawa Korry langsung meninggalkan Wantilan DPRD Bali. “Oh ya, kalau begitu kami DPRD Bali tidak berada di sini. Silakan kalian lanjut," sergah politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPD I Golkar Bali ini sembari meninggalkan lokasi.
Ditemui NusaBali di Lobi Gedung DPRD Bali, Sugawa Korry mengatakan sidang rakyat ala mahasiswa ditolak, bukan berarti pihaknya menolak kehadiran mahasiswa yang akan menyampaikan aspirasi. "Kalau sidang rakyat begitu, bertentangan dengan Tatib DPRD Bali. Nggak ada sidang begitu selama ini. Kalau mereka mau sampaikan aspirasi, sampai malam saya ladeni," tegas Sugawa Korry. *nat
TONTON JUGA:
Aliansi Bali Tidak Diam Kembali Gelar Aksi Demo Tolak Omnibus Law ‘Dikawal’ Ribuan Aparat
Aliansi Bali Tidak Diam Kembali Gelar Aksi Demo Tolak Omnibus Law ‘Dikawal’ Ribuan Aparat
1
Komentar