Warga Bangun Panyengker Pura, Temukan Sejumlah Arca di Bawah Pohon Jepun
Sabtu (21/11), tim dari Balai Arkeologi Denpasar menghentikan sementara proses ekskavasi karena terkendala dana. Kemarin, tim dan warga menggelar upacara pecaruan ayam brumbun dan pemlaspasan alit.
Menelusuri Jejak Kerajaan Bali Kuno di Situs Pura Gelang Agung, Desa Getasan, Petang, Kabupaten Badung
MANGUPURA, NusaBali
Tiga tahun sudah proses ekskavasi atau penggalian situs cagar budaya di Pura Gelang Agung, Banjar Buangga, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, dilakukan. Namun tim peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Denpasar belum berhasil merekonstrukti bentuk bangunan yang konon candi kuno peninggalan abad ke-14.
Tetapi Balar Denpasar memprediksi struktur candi yang ditemukan adalah bangunan suci di era zaman kerajaan Bali kuno terakhir, Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten yang istananya ada di Bedahulu (sekarang disebut Desa Bedulu), Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Penggalian ketiga tahun 2015 berlangsung 12–21 November. Penggalian dipimpin AA Gede Oka Astawa, 64, dari Balar Denpasar. Namun hingga Sabtu (21/11), tim belum berhasil merekonstruksi secara utuh bangunan yang terpendam. Untuk diketahui, areal penggalian persis di halaman dalam (jeroan) pura. Sebelah barat tembok panyengker atau di samping gedung arca yang sekarang.
Delapan orang tim dari Balar Denpasar hingga hari terakhir hanya menemukan struktur candi kuno berbentuk batu padas pada kedalaman sekitar 1 meter. Panjang kira-kira 8 meter. Diduga kuat batu padas ini adalah pondasi, sekaligus pintu masuk candi pada zaman dahulu. Menurut Oka Astawa, yang asal Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, penggalian kali ini fokus melanjutkan penelitian tahun 2014.
“Penggalian kami bagi menjadi empat kotak, masing-masing kotak 2 x 2 meter,” kata Oka Astawa didampingi Ni Luh Suwita Utami, anggota tim peneliti.
Oka Astawa menuturkan, memang tidak mudah mengungkap misteri dari bangunan peninggalan sejarah. Karena itu walau penelitian sudah terhenti, tapi dia merasa tertantang untuk melanjutkan kembali penggalian tahun depan. Penggalian yang relatif singkat ini bukan karena tim kelelahan, namun lebih karena kendala biaya. Tapi dia sendiri enggan blak-blakan.
Alhasil karena keterbatasan anggaran pula tiga tahun penggalian, tim belum dapat menguak secara pasti misteri bangunan candi kuno yang terpendam.
“Sementara ini kami hanya memperkirakan bangunan ini berasal dari abad ke-14. Atau sekitar era zaman kerajaan Bali kuno, Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten,” jelasnya.
Selanjutnya...
Komentar