Warga Bangun Panyengker Pura, Temukan Sejumlah Arca di Bawah Pohon Jepun
Sabtu (21/11), tim dari Balai Arkeologi Denpasar menghentikan sementara proses ekskavasi karena terkendala dana. Kemarin, tim dan warga menggelar upacara pecaruan ayam brumbun dan pemlaspasan alit.
Pria berkacamata itu menjelaskan, melihat dari letak pondasi yang membujur Selatan–Utara, ditemukan memiliki panjang 2,10 meter. “Itu baru panjang dari Selatan ke Utara. Kalau untuk ujung pondasi dari Barat sampai Timur, kami belum tahu,” imbuh Oka Astawa.
Tapi, kata dia, bila bangunan ini berukuran persegi, maka kemungkinan ujung pondasi dari Barat ke Timur tak jauh berbeda dengan ukuran pondasi dari Selatan ke Utara.
Oka Astawa memperkirakan ada tiga candi yang terpendam di areal Pura Gelang Agung, Banjar Buangga, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Badung. Satu candi utama dan dua candi pendamping. “Saya perkirakan umur bangunan yang tertanam ini sekitar 600 tahun. Bangunan terpendam mungkin karena gempa bumi dan letusan Gunung Batur,” ulasnya. Bahkan, kata dia, melihat dari hasil temuan yang ada sangat kuat jika candi yang tertanam itu jaraknya cukup jauh dari pemukiman warga. “Biasanya banyak sekali gerabah kami temukan setiap kali melakukan penggalian. Tapi di sini kami hanya menemukan sedikit. Kemungkinan memang jarak candi ini jauh dari rumah penduduk saat itu,” imbuhnya.
Dilihat dari temuan tim Balar Denpasar terdahulu, bangunan candi itu adalah tempat pemujaan untuk Dewa Tri Murti. Itu diperkuat dengan adanya temuan arca seperti arca Wisnu di atas Wimana, Lingga Semu, Fragmen Arca, Fragmen Ganesha, Fragmen Arca Nandi, Lingga Semu (tanpa serat). Arca-arca tersebut ditemukan pada 1985 oleh warga setempat di lokasi tak jauh dari penggalian saat ini.
“Ceritanya saat tahun 1985 itu warga yang akan membangun tembok panyengker pura berupaya menggali tanah, dan juga menggali sebatang pohon jepun. Tapi ternyata di bawahnya terdapat banyak sekali arca. Sampai sekarang totalnya sudah ada 12 buah. Nah, karena temuan itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) kemudian membikin satu gedong penyimpanan,” jelas Oka Astawa sambil menunjukkan arca-arca yang ditemukan.
Pada 2011 lalu, saat Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung bersama perwakilan Balai Arkeologi Denpasar melakukan inventarisasi peninggalan kuno di Kecamatan Petang, muncullah gagasan dari para arkeolog untuk lebih menggali situs-situs bersejarah tersebut. “Karena kami (Balai Arkeologi Denpasar) ada program untuk menggali lebih dalam lagi soal ini, makanya kami lakukan ekskavasi (penggalian),” ujarnya.
Proses penggalian ini masih panjang, untuk itu tim akan melanjutkan kembali penggalian tahun depan.
Selain penemuan arca, imbuh pria yang dikarunia dua orang anak itu, pada penggalian terdahulu juga sudah ditemukan sejumlah uang kepeng di arel Pura Gelang Agung yang memiliki luas 569,4 meter persegi. Ratusan uang kepeng China dan Vietnam abad ke 13 sampai 20. Pecahan kreweng (gerabah). Berupa bibir periuk, pedupaan, dan kendi. Uang kepeng tertua yang ditemukan adalah dari Dinasti Song (abat 13) sebanyak 220 buah.
Selanjutnya...
Komentar