Empat SMP di Karangasem Layak Belajar Tatap Muka
PBM bisa jalan, tinggal menunggu instruksi pusat melalui provinsi
AMLAPURA, NusaBali
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Bali menggelar survei kelayakan belajar tatap muka di empat SMP negeri di Karangasem awal September lalu.
Keempat SMP yang disurvei yakni SMPN 1 Selat, SMPN 2 Selat, SMPN 1 Amlapura, dan SMPN 1 Bebandem. Keempat sekolah negeri itu memenuhi syarat menggelar belajar tatap muka.
Kasek SMPN 1 Selat, I Nengah Sikiarta, mengatakan saat disurvei terungkap telah memenuhi syarat sesuai instrumen yang dibawa LPMP. “Saya tunjukkan di setiap depan ruang kelas tersedia tempat cuci tangan, saya juga tunjukkan punya thermo gun, dan siap menjalankan protokol kesehatan,” kata Nengah Sikiarta, Selasa (3/11). Selama ini prokes telah berjalan terutama saat melayani siswa yang setor tugas. “Kami juga memiliki alat semprot cairan disinfektan, secara teknis tidak ada kendala menjalankan belajar tatap muka, kami sudah siap,” tegas tokoh pendidikan asal Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat.
Hanya saja setelah disurvei, masih menunggu keputusan pusat karena Karangasem masih masuk zona oranye. SMPN 1 Selat di Banjar Gede, Desa Muncan memiliki 465 siswa, terbagai 15 rombongan belajar. Saat kondisi normal proses belajar mengajar (PBM) dibagi dua shift karena kekurangan ruang kelas. Ruang kelas tersedia 12 kelas. Terpisah, Kasek SMPN 2 Selat, I Wayan Mustara, mengaku telah disurvei rombongan LPMP Bali. “SMPN 2 Selat telah didukung fasilitas untuk menjalankan prokes sesuai yang disyaratkan LPMP. Hanya saja hasil survei tinggal menunggu keputusan dari pusat,” kata Wayan Mustara.
Siswa SMPN 2 Selat sebanyak 763 orang terbagi 25 rombongan belajar. “Walau belum menggelar PBM, kami tetap menjalankan prokses secara ketat, terutama saat melayani siswa yang setor-setor tugas,” ungkap Wayan Mustara. Sementara Kasek SMPN 1 Amlapura, I Komang Suweca, juga mengaku telah disurvei dan telah pula memenuhi syarat jika melakukan belajar tatap muka lengkap dengan fasilitas prokes. “PBM bisa jalan, tinggal menunggu instruksi pusat melalui provinsi. Asalkan dapat izin orangtua siswa dan rekomendasi dari GTPP Covid-19 Desa, kecamatan dan kabupaten,” jelas Komang Suweca. Setelah seluruh rekomendasi didapatkan, SMPN 1 Amlapura siap menjalankan PBM dengan pengawasan ketat. “Misalnya saat jam istirahat, siswa tidak boleh berkeliaran,” tegasnya. *k16
Kasek SMPN 1 Selat, I Nengah Sikiarta, mengatakan saat disurvei terungkap telah memenuhi syarat sesuai instrumen yang dibawa LPMP. “Saya tunjukkan di setiap depan ruang kelas tersedia tempat cuci tangan, saya juga tunjukkan punya thermo gun, dan siap menjalankan protokol kesehatan,” kata Nengah Sikiarta, Selasa (3/11). Selama ini prokes telah berjalan terutama saat melayani siswa yang setor tugas. “Kami juga memiliki alat semprot cairan disinfektan, secara teknis tidak ada kendala menjalankan belajar tatap muka, kami sudah siap,” tegas tokoh pendidikan asal Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat.
Hanya saja setelah disurvei, masih menunggu keputusan pusat karena Karangasem masih masuk zona oranye. SMPN 1 Selat di Banjar Gede, Desa Muncan memiliki 465 siswa, terbagai 15 rombongan belajar. Saat kondisi normal proses belajar mengajar (PBM) dibagi dua shift karena kekurangan ruang kelas. Ruang kelas tersedia 12 kelas. Terpisah, Kasek SMPN 2 Selat, I Wayan Mustara, mengaku telah disurvei rombongan LPMP Bali. “SMPN 2 Selat telah didukung fasilitas untuk menjalankan prokes sesuai yang disyaratkan LPMP. Hanya saja hasil survei tinggal menunggu keputusan dari pusat,” kata Wayan Mustara.
Siswa SMPN 2 Selat sebanyak 763 orang terbagi 25 rombongan belajar. “Walau belum menggelar PBM, kami tetap menjalankan prokses secara ketat, terutama saat melayani siswa yang setor-setor tugas,” ungkap Wayan Mustara. Sementara Kasek SMPN 1 Amlapura, I Komang Suweca, juga mengaku telah disurvei dan telah pula memenuhi syarat jika melakukan belajar tatap muka lengkap dengan fasilitas prokes. “PBM bisa jalan, tinggal menunggu instruksi pusat melalui provinsi. Asalkan dapat izin orangtua siswa dan rekomendasi dari GTPP Covid-19 Desa, kecamatan dan kabupaten,” jelas Komang Suweca. Setelah seluruh rekomendasi didapatkan, SMPN 1 Amlapura siap menjalankan PBM dengan pengawasan ketat. “Misalnya saat jam istirahat, siswa tidak boleh berkeliaran,” tegasnya. *k16
1
Komentar