Hibah Pariwisata Cair Pertengahan November, Sasar 272 Usaha Pariwisata
SINGARAJA, NusaBali
Dana hibah pariwisata dari pemerintah pusat kepala Buleleng sebesar Rp 13,42 miliar ditargetkan cair pada pertengahan November ini.
Sebanyak 272 usaha pariwisata, baik hotel dan restoran masuk dalam pemberkasan sebagai calon penerima. Hanya saja jumlah penerima masih terus diverifikasi hingga Jumat (6/11), karena 104 usaha masih berstatus Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng Made Sudama Diana, Rabu (4/10), mengatakan dari 272 usaha yang sudah masuk dalam pemberkasan baru 168 yang dinyatakan Memenuhi Syarat (MS). Jumlah tersebut terdiri dari 116 hotel dan akomodasi pariwisata dan 52 usaha restoran. Sedangkan 104 usaha lainnya masih berstatus TSM. Seratusan usaha ini pun sedang dilakukan pendekatan dan dibantu Dispar untuk melengkapi persyaratan yang belum terpenuhi.
“Kami masih beri kesempatan hingga Jumat nanti untuk melengkapi berkas. Terus kami hubungi karena kami panggil hari ini banyak yang tidak datang karena sedang melengkapi berkas sehingga kami belum tahu alasannya TSM karena apa, ini yang sedang kami upayakan dibantu hingga Jumat nanti,” kata Sudama.
Mantan Camat Busungbiu ini juga mengatakan jika sampai Jumat (6/11) nanti tak juga dilengkapi berkasnya, maka usaha yang sudah masuk pemberkasan namun masih TSM akan dikeluarkan dari daftar calon penerima. Selanjutnya setelah data final akan dibuatkan Surat Keputusan (SK) Bupati hingga pencairan dana hibah pariwisata ini diharapkan sudah dapat dilaksankan pada pertengahan November mendatang.
Skema pencairan akan dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng setelah mendapatkan transfer dari pusat. Dana itu akan masuk sebagai khas daerah, sebelum akhirnya dicairkan sesuai dengan skema yang sudah dipetakan. “Pencairannya nanti pakai sistem. Jadi basis data yang kami gunakan adalah usaha pariwisata yang merupakan wajib pajak. Pembagian dana hibah ini juga akan proporsional. Bagi usaha pariwisata yang taat dan banyak menyumbang PAD pasti mendapatkan bagian lebih banyak. Acuannya pajak tahun 2019,” imbuh Kadis Sudama.
Sementara itu hibah pariwisata sebesar Rp 13,42 miliar tak hanya 70 persennya atau Rp 9,39 miliar dicairkan ke usaha pariwisata. Sedangkan 30 persen sisanya atau Rp 4,02 miliar dikelola oleh Pemkab Buleleng dalam hal ini Dispar Buleleng pemulihan pariwisata. Namun 5 persen dari 30 persen yang dikelola pemerintah sudah disisihkan untuk evaluasi dan pengawasan dana hibah pariwisata ini. Sedangkan sisanya kurang lebih Rp 3,82 miliar akan dipakai untuk program pemulihan pariwisata di Buleleng.
Dispar menurut Sudama sudah merancang sejumlah program. Mulai dari program Eksplor Buleleng wisata gratis 3 hari 2 malam dengan melibatkan 360 orang wisatawan. Program yang terdiri dari 12 trip ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali akomodasi pariwisata selain promosi wisata Buleleng pada masyarakat lokal. Selain itu juga telah disusun program pelatihan pegawai hotel dan restoran dari Barat hingga Timur Buleleng. Pelatihan ini pun dirancang dilaksanakan di hotel secara bergilir sehingga dapat menggairahkan ekonomi pariwisata di Buleleng. Terakhir dana hibah ini juga akan dipakai untuk memenuhi sarana penunjang prokes Covid-19 di Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada, seperti pembangunan wastafel dan alat penyemprotan disinfektan.*k23
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng Made Sudama Diana, Rabu (4/10), mengatakan dari 272 usaha yang sudah masuk dalam pemberkasan baru 168 yang dinyatakan Memenuhi Syarat (MS). Jumlah tersebut terdiri dari 116 hotel dan akomodasi pariwisata dan 52 usaha restoran. Sedangkan 104 usaha lainnya masih berstatus TSM. Seratusan usaha ini pun sedang dilakukan pendekatan dan dibantu Dispar untuk melengkapi persyaratan yang belum terpenuhi.
“Kami masih beri kesempatan hingga Jumat nanti untuk melengkapi berkas. Terus kami hubungi karena kami panggil hari ini banyak yang tidak datang karena sedang melengkapi berkas sehingga kami belum tahu alasannya TSM karena apa, ini yang sedang kami upayakan dibantu hingga Jumat nanti,” kata Sudama.
Mantan Camat Busungbiu ini juga mengatakan jika sampai Jumat (6/11) nanti tak juga dilengkapi berkasnya, maka usaha yang sudah masuk pemberkasan namun masih TSM akan dikeluarkan dari daftar calon penerima. Selanjutnya setelah data final akan dibuatkan Surat Keputusan (SK) Bupati hingga pencairan dana hibah pariwisata ini diharapkan sudah dapat dilaksankan pada pertengahan November mendatang.
Skema pencairan akan dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng setelah mendapatkan transfer dari pusat. Dana itu akan masuk sebagai khas daerah, sebelum akhirnya dicairkan sesuai dengan skema yang sudah dipetakan. “Pencairannya nanti pakai sistem. Jadi basis data yang kami gunakan adalah usaha pariwisata yang merupakan wajib pajak. Pembagian dana hibah ini juga akan proporsional. Bagi usaha pariwisata yang taat dan banyak menyumbang PAD pasti mendapatkan bagian lebih banyak. Acuannya pajak tahun 2019,” imbuh Kadis Sudama.
Sementara itu hibah pariwisata sebesar Rp 13,42 miliar tak hanya 70 persennya atau Rp 9,39 miliar dicairkan ke usaha pariwisata. Sedangkan 30 persen sisanya atau Rp 4,02 miliar dikelola oleh Pemkab Buleleng dalam hal ini Dispar Buleleng pemulihan pariwisata. Namun 5 persen dari 30 persen yang dikelola pemerintah sudah disisihkan untuk evaluasi dan pengawasan dana hibah pariwisata ini. Sedangkan sisanya kurang lebih Rp 3,82 miliar akan dipakai untuk program pemulihan pariwisata di Buleleng.
Dispar menurut Sudama sudah merancang sejumlah program. Mulai dari program Eksplor Buleleng wisata gratis 3 hari 2 malam dengan melibatkan 360 orang wisatawan. Program yang terdiri dari 12 trip ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali akomodasi pariwisata selain promosi wisata Buleleng pada masyarakat lokal. Selain itu juga telah disusun program pelatihan pegawai hotel dan restoran dari Barat hingga Timur Buleleng. Pelatihan ini pun dirancang dilaksanakan di hotel secara bergilir sehingga dapat menggairahkan ekonomi pariwisata di Buleleng. Terakhir dana hibah ini juga akan dipakai untuk memenuhi sarana penunjang prokes Covid-19 di Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada, seperti pembangunan wastafel dan alat penyemprotan disinfektan.*k23
1
Komentar