Ekonomi Bali di Triwulan III-2020 Minus 12,28 Persen
DENPASAR, NusaBali
Pertumbuhan perekonomian Bali pada Triwulan III-2020 kembali mecatat rekor terdalam dibanding periode sama tahun 2019.
Kepastian ini didapat setelah rilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), Kamis (5/11), Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengumumkan PDB Bali pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 12,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/y-on-y).
Pertumbuhan negatif ini menjadi kontraksi ketiga di Bali sepanjang tahun 2020, setelah Triwulan I output ekonomi Bali tumbuh negatif 1,14% dan di Triwulan II 10,98% y-on-y. Jika dibandingkan dengan nasional, kontraksi Bali yang mengandalkan sektor pariwisata memang jauh lebih jeblok.
Secara nasional, BPS mengumumkan PDB Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 3,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menjadi kontraksi kedua setelah kuartal sebelumnya output ekonomi tumbuh negatif 5,32% y-on-y. Dengan beruntunnya pertumbuhan minus selama dua triwulan beruntun, maka Indonesia sah masuk jurang resesi untuk kali pertama sejak 1999.
Di balik kontraksi yang begitu dalam, sejatinya terasa pergerakan ekonomi di Bali pada Triwulan III dibandingkan Triwulan sebelumnya. “Ekonomi Bali triwulan III-2020 tercatat tumbuh sebesar 1,66 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Capaian ini mencerminkan ekonomi Bali yang secara perlahan kembali berdenyut di tengah tekanan pandemi Covid-19,” demikian terungkap dalam Berita Resmi Statistik Provinsi Bali yang diterbitkan pada Kamis (5/11).
Penerapan tatanan kehidupan era baru (new normal) diduga memberikan ruang bagi sebagian besar lapangan usaha untuk dapat meningkatkan produksi. BPS mencatat 11 kategori lapangan usaha tumbuh positif. Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 3,98 persen, jasa lainnya tumbuh sebesar 3,86 persen, dan kategori informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 3,78 persen.
Selain itu, terdapat realisasi gaji ke-13 untuk belanja pegawai pada triwulan III-2020 yang merupakan komponen dari penciptaan nilai tambah bruto pada lapangan usaha kategori jasa pendidikan. Sehingga, peningkatannya mendorong tercatatnya pertumbuhan tertinggi secara q-to-q pada lapangan usaha jasa pendidikan di Triwulan III-2020 ini. Jasa lainnya juga tumbuh karena berkaitan erat dengan dibukanya pariwisata Bali pada era new normal untuk wisatawan domestik yang dimulai sejak tanggal 31 Juli 2020.
Aktivitas rekreasi dan hiburan pada objek-objek wisata di masing-masing kabupaten/kota di Bali secara bertahap mulai dibuka setelah mendapatkan sertifikasi dari dinas pariwisata setempat. Libur cuti bersama yang ditetapkan pemerintah pada periode Triwulan III-2020 tampaknya juga cukup efektif membangkitkan kembali aktivitas pariwisata Bali walaupun tidak terlalu signifikan karena hanya berasal dari wisatawan domestik.
Dari sisi produksi, struktur ekonomi Bali pada Triwulan III-2020 disebutkan dalam Berita Resmi Statistik BPS Bali, masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi sebesar 17,46 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 54,06 persen. Sementara itu total perekonomian Bali pada triwulan III-2020 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 55,37 triliun. Atau jika diukur atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali tersebut tercatat sebesar Rp 36,44 triliun.*mao
Pertumbuhan negatif ini menjadi kontraksi ketiga di Bali sepanjang tahun 2020, setelah Triwulan I output ekonomi Bali tumbuh negatif 1,14% dan di Triwulan II 10,98% y-on-y. Jika dibandingkan dengan nasional, kontraksi Bali yang mengandalkan sektor pariwisata memang jauh lebih jeblok.
Secara nasional, BPS mengumumkan PDB Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 3,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menjadi kontraksi kedua setelah kuartal sebelumnya output ekonomi tumbuh negatif 5,32% y-on-y. Dengan beruntunnya pertumbuhan minus selama dua triwulan beruntun, maka Indonesia sah masuk jurang resesi untuk kali pertama sejak 1999.
Di balik kontraksi yang begitu dalam, sejatinya terasa pergerakan ekonomi di Bali pada Triwulan III dibandingkan Triwulan sebelumnya. “Ekonomi Bali triwulan III-2020 tercatat tumbuh sebesar 1,66 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Capaian ini mencerminkan ekonomi Bali yang secara perlahan kembali berdenyut di tengah tekanan pandemi Covid-19,” demikian terungkap dalam Berita Resmi Statistik Provinsi Bali yang diterbitkan pada Kamis (5/11).
Penerapan tatanan kehidupan era baru (new normal) diduga memberikan ruang bagi sebagian besar lapangan usaha untuk dapat meningkatkan produksi. BPS mencatat 11 kategori lapangan usaha tumbuh positif. Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 3,98 persen, jasa lainnya tumbuh sebesar 3,86 persen, dan kategori informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 3,78 persen.
Selain itu, terdapat realisasi gaji ke-13 untuk belanja pegawai pada triwulan III-2020 yang merupakan komponen dari penciptaan nilai tambah bruto pada lapangan usaha kategori jasa pendidikan. Sehingga, peningkatannya mendorong tercatatnya pertumbuhan tertinggi secara q-to-q pada lapangan usaha jasa pendidikan di Triwulan III-2020 ini. Jasa lainnya juga tumbuh karena berkaitan erat dengan dibukanya pariwisata Bali pada era new normal untuk wisatawan domestik yang dimulai sejak tanggal 31 Juli 2020.
Aktivitas rekreasi dan hiburan pada objek-objek wisata di masing-masing kabupaten/kota di Bali secara bertahap mulai dibuka setelah mendapatkan sertifikasi dari dinas pariwisata setempat. Libur cuti bersama yang ditetapkan pemerintah pada periode Triwulan III-2020 tampaknya juga cukup efektif membangkitkan kembali aktivitas pariwisata Bali walaupun tidak terlalu signifikan karena hanya berasal dari wisatawan domestik.
Dari sisi produksi, struktur ekonomi Bali pada Triwulan III-2020 disebutkan dalam Berita Resmi Statistik BPS Bali, masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi sebesar 17,46 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 54,06 persen. Sementara itu total perekonomian Bali pada triwulan III-2020 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 55,37 triliun. Atau jika diukur atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali tersebut tercatat sebesar Rp 36,44 triliun.*mao
Komentar