OJK Dukung Ekonomi Bali Segera Bangkit
Dorong Sektor Non Pariwisata Jadi Alternatif Pemulihan Ekonomi
Wimboh Santoso menjelaskan perekonomian Bali yang didominasi pariwisata masih akan terdampak cukup lama akibat Covid-19.
DENPASAR, NusaBali
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pemulihan ekonomi Bali pada masa pandemi Covid-19. Dukungan tersebut menyusul pertemuan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (7/11). Keduanya mendiskusikan upaya pemulihan ekonomi Bali dari dampak pandemi Covid-19.
“Kami menawarkan apa yang bisa kami bantu dan kami akan dukung, supaya ekonomi Bali cepat bangkit,” kata Wimboh dalam pertemuan dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Direksi BPD Bali serta bank BUMN di Kantor Regional 8 OJK Denpasar.
Pertemuan dengan Gubernur Bali ini merupakan rangkaian kunjungan Ketua Dewan Komisioner OJK untuk melihat langsung kondisi perekonomian daerah dan mendiskusikan program-program pemulihan ekonomi yang bisa dilakukan OJK bersama Pemda dan Industri Jasa Keuangan. Sebelumnya pada, Jumat (6/11) Wimboh Santoso melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat di Labuan Bajo, NTT.
Wimboh Santoso menjelaskan perekonomian Bali yang didominasi pariwisata masih akan terdampak cukup lama akibat Covid-19, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk mendorong sektor ekonomi lain seperti perikanan dan pertanian menjadi menjadi alternatif pemulihan ekonomi di Bali.
“Kami ingin ekonomi Bali bertahan seraya menunggu sektor pariwisata pulih sejalan dengan meredanya Covid-19 dengan memperbesar porsi sektor perikanan dan pertanian. Kita juga harapkan wisatawan domestik mulai kembali memenuhi Bali,” katanya.
Secara nasional kebijakan restrukturisasi kredit yang dikeluarkan OJK pada Maret lalu telah berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan. Hingga 5 Oktober 2020 realisasi restrukturisasi kredit sektor perbankan mencapai Rp914,65 triliun untuk 7,53 juta debitur yang terdiri dari 5,88 juta debitur UMKM senilai Rp361,98 triliun dan 1,65 juta debitur non UMKM senilai Rp552,69 triliun.
Gubernur Bali, Wayan Koster dalam kesempatan itu menjelaskan, perekonomian Bali membutuhkan bantuan agar para pelaku usaha pariwisata dan usaha dukungan pariwisata tetap bertahan sambil menunggu hilangnya pandemi Covid 19 yang menurunkan jumlah wisatawan asing. “Kami perkirakan sektor pariwisata baru pulih di 2022 atau di 2023 sehingga dibutuhkan bantuan semacam pinjaman lunak dari pemerintah untuk membantu mereka agar tidak bangkrut atau melakukan PHK,” katanya. Selain itu, untuk sektor ekonomi lain seperti perikanan dan pertanian, Pemprov Bali sudah mendorong UMKM dan koperasi untuk melakukan ekspor langsung ke berbagai negara.
Wayan Koster menyatakan OJK selama ini sangat kooperatif dalam mendukung berbagai program dan kebijakan Pemprov Bali termasuk dalam menerapkan kebijakan stimulus ekonomi dari OJK dan Pemerintah. *k17
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pemulihan ekonomi Bali pada masa pandemi Covid-19. Dukungan tersebut menyusul pertemuan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (7/11). Keduanya mendiskusikan upaya pemulihan ekonomi Bali dari dampak pandemi Covid-19.
“Kami menawarkan apa yang bisa kami bantu dan kami akan dukung, supaya ekonomi Bali cepat bangkit,” kata Wimboh dalam pertemuan dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Direksi BPD Bali serta bank BUMN di Kantor Regional 8 OJK Denpasar.
Pertemuan dengan Gubernur Bali ini merupakan rangkaian kunjungan Ketua Dewan Komisioner OJK untuk melihat langsung kondisi perekonomian daerah dan mendiskusikan program-program pemulihan ekonomi yang bisa dilakukan OJK bersama Pemda dan Industri Jasa Keuangan. Sebelumnya pada, Jumat (6/11) Wimboh Santoso melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat di Labuan Bajo, NTT.
Wimboh Santoso menjelaskan perekonomian Bali yang didominasi pariwisata masih akan terdampak cukup lama akibat Covid-19, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk mendorong sektor ekonomi lain seperti perikanan dan pertanian menjadi menjadi alternatif pemulihan ekonomi di Bali.
“Kami ingin ekonomi Bali bertahan seraya menunggu sektor pariwisata pulih sejalan dengan meredanya Covid-19 dengan memperbesar porsi sektor perikanan dan pertanian. Kita juga harapkan wisatawan domestik mulai kembali memenuhi Bali,” katanya.
Secara nasional kebijakan restrukturisasi kredit yang dikeluarkan OJK pada Maret lalu telah berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan. Hingga 5 Oktober 2020 realisasi restrukturisasi kredit sektor perbankan mencapai Rp914,65 triliun untuk 7,53 juta debitur yang terdiri dari 5,88 juta debitur UMKM senilai Rp361,98 triliun dan 1,65 juta debitur non UMKM senilai Rp552,69 triliun.
Gubernur Bali, Wayan Koster dalam kesempatan itu menjelaskan, perekonomian Bali membutuhkan bantuan agar para pelaku usaha pariwisata dan usaha dukungan pariwisata tetap bertahan sambil menunggu hilangnya pandemi Covid 19 yang menurunkan jumlah wisatawan asing. “Kami perkirakan sektor pariwisata baru pulih di 2022 atau di 2023 sehingga dibutuhkan bantuan semacam pinjaman lunak dari pemerintah untuk membantu mereka agar tidak bangkrut atau melakukan PHK,” katanya. Selain itu, untuk sektor ekonomi lain seperti perikanan dan pertanian, Pemprov Bali sudah mendorong UMKM dan koperasi untuk melakukan ekspor langsung ke berbagai negara.
Wayan Koster menyatakan OJK selama ini sangat kooperatif dalam mendukung berbagai program dan kebijakan Pemprov Bali termasuk dalam menerapkan kebijakan stimulus ekonomi dari OJK dan Pemerintah. *k17
Komentar