Dua Remaja Ngeraja Singa di Geria Tengah
AMLAPURA, NusaBali
Dua remaja mengikuti upacara ngeraja singa (upacara menek kelih atau beranjak dewasa) di Geria Tengah Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Saniscara Paing Merakih, Sabtu (7/11).
Kedua remaja itu yakni Ida Made Ari Kesawa, anak dari pasangan Ida Wayan Gotama Adi Putra dengan Ida Ayu Kinon dan Ida Wayan Bagus Putra Santosa anak dari Ida Nyoman Santosa dengan I Dewa Ayu Mirah. Upacara ngeraja singa dipuput Ida Pedanda Jelantik Karang.
Ida Pedanda Jelantik Karang menjelaskan, upacara ngeraja singa sebagai pertanda titik balik seorang anak beranjak remaja. Prosesinya diawali dengan memercikkan tirtha panglukatan kepada kedua remaja itu, mabiakala, ngayab banten durmanggala, prayascita, natab banten semara ratih, dan banten ngeraja singa. Tujuannya membersihkan diri secara bathin agar unsur bhuta kala tidak melekat di badan. “Tanda-tanda dari anak menuju remaja, terutama laki-laki ditandai terjadinya perubahan suara, tumbuh jakun di leher, kalau perempuan ditandai dengan akil balik,” jelas Pedanda Jelantik Karang.
Ida Made Amitaba, salah seorang keluarga yang ikut ngeraja singa menambahkan, upacara ngeraja singa untuk laki-laki dan ngeraja swala untuk perempuan rutin digelar di Desa Budakeling. “Rutin dan wajib dilaksanakan untuk membersihkan anak-anak secara bathin melalui upacara mabiakala,” jelas Ida Made Amitaba. Saat upacara dilaksanakan, menyembah Ida Bhatara Sang Hyang Semara dan Ida Bhatari Dewi Ratih. Sejak menginjak remaja itulah, anak-anak tersebut mulai mengenal cinta, dan mulai merasakan getaran dengan lawan jenisnya. Mulai mengemban tanggungjawab terhadap dirinya dan kepada orang-orang di sekitarnya. *k16
Ida Pedanda Jelantik Karang menjelaskan, upacara ngeraja singa sebagai pertanda titik balik seorang anak beranjak remaja. Prosesinya diawali dengan memercikkan tirtha panglukatan kepada kedua remaja itu, mabiakala, ngayab banten durmanggala, prayascita, natab banten semara ratih, dan banten ngeraja singa. Tujuannya membersihkan diri secara bathin agar unsur bhuta kala tidak melekat di badan. “Tanda-tanda dari anak menuju remaja, terutama laki-laki ditandai terjadinya perubahan suara, tumbuh jakun di leher, kalau perempuan ditandai dengan akil balik,” jelas Pedanda Jelantik Karang.
Ida Made Amitaba, salah seorang keluarga yang ikut ngeraja singa menambahkan, upacara ngeraja singa untuk laki-laki dan ngeraja swala untuk perempuan rutin digelar di Desa Budakeling. “Rutin dan wajib dilaksanakan untuk membersihkan anak-anak secara bathin melalui upacara mabiakala,” jelas Ida Made Amitaba. Saat upacara dilaksanakan, menyembah Ida Bhatara Sang Hyang Semara dan Ida Bhatari Dewi Ratih. Sejak menginjak remaja itulah, anak-anak tersebut mulai mengenal cinta, dan mulai merasakan getaran dengan lawan jenisnya. Mulai mengemban tanggungjawab terhadap dirinya dan kepada orang-orang di sekitarnya. *k16
1
Komentar