Koster Komit Wadahi Seni Modern-Tradisi Secara Seimbang
Festival Seni Bali Jani II Ditutup, 10 Tokoh Terima Penghargaan Bali Jani Nugraha
DENPASAR, NusaBali
Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020 secara resmi ditutup Gubernur Wayan Koster, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Jalan Nusa Indah Denpasar, Sabtu (7/11) malam.
Saat itu pula 10 tokoh diberi Penghargaan Bali Jani Nugraha. Gubernur Koster menegaskan, hadirnya FSBJ yang baru kedua kalinya digelar ini merupakan komiten Pemprov Bali dalam menyeimbangkan wadah untuk kesenian tradisi dan kesenian modern-kontemporer, agar sama-sama membentuk ekosistem kesenian yang baik di masa depan.
FSBJ II 2020 dilakasanakan sejak 31 Oktober lalu, dalam rangka pemajuan seni modern, kontemporer, dan karya-karya bersifat inovatif. Festival kali ini mengusung tema ‘Candika Jiwa Puitika Atma Kerthi’, yang bermakna ‘semesta kreativitas terkini untuk mencandikan jiwa spirit, taksu atau ide-ide cemerlang dalam platform konsep eksplorasi, eksperimentasi, lintas batas, kontekstual, dan kolaborasi’.
Saat menutup secara resmi FSBJ II 2020, Sabtu malam, Gubernur Koster sekaligus melaunching tema untuk FSBJ III Tahun 2021 yakni ‘Janggala Sutra Susastra Wana Kerthi, yang bermakna ‘semesta kreativitas terkini tentang harmoni diri bersama alam-bumi’.
Gubernur Koster mengatakan, FSBJ yang digagas oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini, setahun lalu ini merupakan wadah bagi seniman modern untuk menuangkan apresiasi dan inovasinya yang kreatif, tanpa lupa melestarikan budaya Bali. Dengan kehadiran FSBJ, kini dua jenis kesenian di Bali (seni tradisi dan seni moderan) telah diberikan ruang. Untuk seni tradisi, diwadahi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB), sementara kesenian modern diwadahi dalam Festival Seni Bali Jani (FSBJ).
Menurut Gubernur Koster, dua agenda besar ini diperkuat keberadaannya dengan payung hukum yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. “Saya amati, pelaksanaan FSBJ II 2020 sudah cukup baik, meskipun di tengah pandemi Covid-19. Anak-anak muda milenial Bali memiliki potensi kreativitas seni modern. Ini menjadi awal untuk kita sama-sama memajukan seni tradisi dan modern di Bali,” tegas Koster.
Koster menambahkan, FSBJ adalah ruang dan wadah yang disiapkan bagi pencinta seni Bali sebagai upaya bersama dalam memperkuat dan memajukan budaya yang ada di Provinsi Bali. Baik seni tradisi maupun seni modern sama-sama memiliki gengsi yang berkualitas untuk turut berpartisipasi dalam peradaban dunia. Apalagi, kata Koster, Bali dikenal hingga kancah internasional karena budayanya yang kuat dan adiluhung, sehingga akan terus berkembang, berkelanjutan, dan menjadi keunggulan Bali di tingkat nasional maupun internasional.
Menurut Koster, budaya adalah keunggulan Bali. Bali dengan jumlah penduduknya yang hampir 5 juta jiwa, tidak memiliki kekayaan alam seperti batubara, minyak bumi, emas, pertambangan, dan lainnya. Namun, jika budaya dikuatkan, maka budaya tidak akan pernah habis dan seluruh komponen yang menggeluti seni semakin menunjukkan kualitas karyanya dan membangun ekosistem dalam berkesenian, baik kesenian tradisional ataupun modern.
“Jangan pernah bosan dalam membangun seni dan budaya di Provinsi Bali, sehingga mampu membangun eksistensi dan daya saing yang menjadi sumber kehidupan di masa datang. Dengan lahir dan munculnya karya inovatif dan kreatif, maka juga akan muncul individu-individu yang memiliki gagasan kaya dengan ide-ide baru,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster menerangkan, salah satu ciri peradaban bangsa yang maju adalah banyaknya penulis buku berkualitas, yang lahir di daerah tertentu. Koster pun meminta agar pada pelaksanaan FSBJ III 2021 mendatang diisi dengan pameran buku bertaraf internasional. Koster berharap kehadiran FSBJ juga menjadi jejak sejarah Bali menuju pusat peradaban dunia, yakni Padma Bhuawana.
“Gunakan panggung ini dengan maksimal untuk mengkolaborasikan kesenian secara kolektif dan berkelompok, sehingga mutu dan kualitas yang tampil juga mampu berdaya saing di tingkat yang lebih tinggi,” tandas politisi senior yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana SSn MSn, dalam laporannya menyampaikan selama 8 hari pelaksanaan FSBJ II 2020, dimaknai sebagai momentum penting lahirnya seni vitual secara masif. Hal ini tergambar dari antusias para pekerja seni di Bali, yang mana sebanyak 295 peserta ikut dalam 8 jenis lomba, 1.000 seniman dari 45 komunitas seni ikut terlibat dalam pagelaran seni.
Selain itu, kata Kun Adnyana, ada 45 perupa dan satu komunitas mural menampilkan karyanya dalam Pameran Megarupa. Juga terdapat 17 penerbit buku pada beranda pustaka, dengan 341 presentasi judul, baik fiksi maupun non fiksi. “Pada Festival Seni Bali Jani II 2020 juga ditetapkan 10 tokoh dari lintas daerah yang berdedikasi sebagai penerima anugerah ‘Bali Jani Nugraha 2020’. Mereka diapresiasi dan diakui prestasi dan dedikasinya,” papar Kun Adnyana.
Para tokoh yang terima Penghargaan Bali Jani Nugraha, masing-masing Umbu Wulang Landu Paranggi (sastrawan), Warih Wisatsana (sastrawan), Putu Satria Kusuma (sastrawan), Frans Nadjira (sastrawan), Wayan Suardika (sastrawan), Dewa Gede Komarsana (sastrawan), Wayan Jengki Sunarta (sastrawan), Nyoman Wirata (sastrawan), Ida Bagus Martinaya (sastrawan), Ida Bagus Ketut Dharma Santika Putra (sastrawan).
Menurut Kun Adnyana, Penghargaan Bali Jani Nugraha sebagai apresiasi kepada para seniman dan kritikus dalam pengembangan seni modern, kontemporer, dan inovasi. Mereka semua cukup bagus dari sisi ketokohan, dedikasi, dan prestasi. “Yang dilihat adalah bagaimana dedikasi dan prestasinya dalam memajukan ekosistem seni modern di Bali,” katanya.
Sementara, saat acara penutupan SSBJ II 2020, Sabtu malam, Ny Suastini Koster berkolaborasi dengan Balawan membawakan puisi berjudul ‘Agustus’. Nyonya Suastini Koster yang kini Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, notabene merupakan istri Gubernur Koster.
Malam itu juga digelar pertunjukan bertajuk ‘Alun Bali Bangkit’, yang dibawakan oleh Sanggar Rare Sejati berkolaborasi dengan sejumlah seniman Bali lainnya, seperi Lolot Band, The Hydrant, Meiska Adinda, Blackstarboys, Avara, DJ Performance, Percussion Instrument, dan Bartender Instrument. *ind
FSBJ II 2020 dilakasanakan sejak 31 Oktober lalu, dalam rangka pemajuan seni modern, kontemporer, dan karya-karya bersifat inovatif. Festival kali ini mengusung tema ‘Candika Jiwa Puitika Atma Kerthi’, yang bermakna ‘semesta kreativitas terkini untuk mencandikan jiwa spirit, taksu atau ide-ide cemerlang dalam platform konsep eksplorasi, eksperimentasi, lintas batas, kontekstual, dan kolaborasi’.
Saat menutup secara resmi FSBJ II 2020, Sabtu malam, Gubernur Koster sekaligus melaunching tema untuk FSBJ III Tahun 2021 yakni ‘Janggala Sutra Susastra Wana Kerthi, yang bermakna ‘semesta kreativitas terkini tentang harmoni diri bersama alam-bumi’.
Gubernur Koster mengatakan, FSBJ yang digagas oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini, setahun lalu ini merupakan wadah bagi seniman modern untuk menuangkan apresiasi dan inovasinya yang kreatif, tanpa lupa melestarikan budaya Bali. Dengan kehadiran FSBJ, kini dua jenis kesenian di Bali (seni tradisi dan seni moderan) telah diberikan ruang. Untuk seni tradisi, diwadahi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB), sementara kesenian modern diwadahi dalam Festival Seni Bali Jani (FSBJ).
Menurut Gubernur Koster, dua agenda besar ini diperkuat keberadaannya dengan payung hukum yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. “Saya amati, pelaksanaan FSBJ II 2020 sudah cukup baik, meskipun di tengah pandemi Covid-19. Anak-anak muda milenial Bali memiliki potensi kreativitas seni modern. Ini menjadi awal untuk kita sama-sama memajukan seni tradisi dan modern di Bali,” tegas Koster.
Koster menambahkan, FSBJ adalah ruang dan wadah yang disiapkan bagi pencinta seni Bali sebagai upaya bersama dalam memperkuat dan memajukan budaya yang ada di Provinsi Bali. Baik seni tradisi maupun seni modern sama-sama memiliki gengsi yang berkualitas untuk turut berpartisipasi dalam peradaban dunia. Apalagi, kata Koster, Bali dikenal hingga kancah internasional karena budayanya yang kuat dan adiluhung, sehingga akan terus berkembang, berkelanjutan, dan menjadi keunggulan Bali di tingkat nasional maupun internasional.
Menurut Koster, budaya adalah keunggulan Bali. Bali dengan jumlah penduduknya yang hampir 5 juta jiwa, tidak memiliki kekayaan alam seperti batubara, minyak bumi, emas, pertambangan, dan lainnya. Namun, jika budaya dikuatkan, maka budaya tidak akan pernah habis dan seluruh komponen yang menggeluti seni semakin menunjukkan kualitas karyanya dan membangun ekosistem dalam berkesenian, baik kesenian tradisional ataupun modern.
“Jangan pernah bosan dalam membangun seni dan budaya di Provinsi Bali, sehingga mampu membangun eksistensi dan daya saing yang menjadi sumber kehidupan di masa datang. Dengan lahir dan munculnya karya inovatif dan kreatif, maka juga akan muncul individu-individu yang memiliki gagasan kaya dengan ide-ide baru,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster menerangkan, salah satu ciri peradaban bangsa yang maju adalah banyaknya penulis buku berkualitas, yang lahir di daerah tertentu. Koster pun meminta agar pada pelaksanaan FSBJ III 2021 mendatang diisi dengan pameran buku bertaraf internasional. Koster berharap kehadiran FSBJ juga menjadi jejak sejarah Bali menuju pusat peradaban dunia, yakni Padma Bhuawana.
“Gunakan panggung ini dengan maksimal untuk mengkolaborasikan kesenian secara kolektif dan berkelompok, sehingga mutu dan kualitas yang tampil juga mampu berdaya saing di tingkat yang lebih tinggi,” tandas politisi senior yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana SSn MSn, dalam laporannya menyampaikan selama 8 hari pelaksanaan FSBJ II 2020, dimaknai sebagai momentum penting lahirnya seni vitual secara masif. Hal ini tergambar dari antusias para pekerja seni di Bali, yang mana sebanyak 295 peserta ikut dalam 8 jenis lomba, 1.000 seniman dari 45 komunitas seni ikut terlibat dalam pagelaran seni.
Selain itu, kata Kun Adnyana, ada 45 perupa dan satu komunitas mural menampilkan karyanya dalam Pameran Megarupa. Juga terdapat 17 penerbit buku pada beranda pustaka, dengan 341 presentasi judul, baik fiksi maupun non fiksi. “Pada Festival Seni Bali Jani II 2020 juga ditetapkan 10 tokoh dari lintas daerah yang berdedikasi sebagai penerima anugerah ‘Bali Jani Nugraha 2020’. Mereka diapresiasi dan diakui prestasi dan dedikasinya,” papar Kun Adnyana.
Para tokoh yang terima Penghargaan Bali Jani Nugraha, masing-masing Umbu Wulang Landu Paranggi (sastrawan), Warih Wisatsana (sastrawan), Putu Satria Kusuma (sastrawan), Frans Nadjira (sastrawan), Wayan Suardika (sastrawan), Dewa Gede Komarsana (sastrawan), Wayan Jengki Sunarta (sastrawan), Nyoman Wirata (sastrawan), Ida Bagus Martinaya (sastrawan), Ida Bagus Ketut Dharma Santika Putra (sastrawan).
Menurut Kun Adnyana, Penghargaan Bali Jani Nugraha sebagai apresiasi kepada para seniman dan kritikus dalam pengembangan seni modern, kontemporer, dan inovasi. Mereka semua cukup bagus dari sisi ketokohan, dedikasi, dan prestasi. “Yang dilihat adalah bagaimana dedikasi dan prestasinya dalam memajukan ekosistem seni modern di Bali,” katanya.
Sementara, saat acara penutupan SSBJ II 2020, Sabtu malam, Ny Suastini Koster berkolaborasi dengan Balawan membawakan puisi berjudul ‘Agustus’. Nyonya Suastini Koster yang kini Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, notabene merupakan istri Gubernur Koster.
Malam itu juga digelar pertunjukan bertajuk ‘Alun Bali Bangkit’, yang dibawakan oleh Sanggar Rare Sejati berkolaborasi dengan sejumlah seniman Bali lainnya, seperi Lolot Band, The Hydrant, Meiska Adinda, Blackstarboys, Avara, DJ Performance, Percussion Instrument, dan Bartender Instrument. *ind
Komentar