Kadiskes: Hati-hati Fogging Gadungan
Fogging yang dilakukan pemerintah tidak dikenakan biaya alias gratis. Kasus DB di Badung tahun 2016 meningkat dibanding tahun lalu.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung mengingatkan masyarakat agar waspada selama musim penghujan, karena saat rawan merebaknya kasus demam berdarah (DB). Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Kadiskes Badung dr Gede Putra Suteja juga minta warga waspada karena beredar kabar ada oknum petugas fogging abal-abal, yang meminta bayaran. Padahal fogging yang dilakukan pemerintah tidak dipungut biaya.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada sejak dini. Apalagi sekarang telah memasuki musim hujan yang tergolong rawan DB,” kata Suteja pada wartawan, Rabu (26/10). Apa upaya dari pemerintah? Suteja menegaskan rutin melakukan fogging untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Fogging dilakukan tanpa dipungut biaya apapun. “Itu (fogging) gratis alias tidak dipungut biaya,” katanya.
Terkait dengan keluhan masyarakat ada oknum yang meminta sejumlah uang agar bisa dilaksanakan fogging? Suteja menegaskan, fogging dari pemerintah gratis. Meski begitu, pihaknya meminta agar masyarakat berhati-hati, karena khawatir muncul petugas fogging gadungan yang meminta uang.
“Hati-hati nanti ada (petugas) fogging gadungan. Bila ada masyarakat yang menemukan itu (fogging gadungan) langsung saja melapor ke polisi,” tegasnya.
Selain melakukan fogging, yang juga penting dilakukan masyarakat adalah kebersihan lingkungan sekitar. Genangan air diakui dapat memicu berkembangbiaknya jentik nyamuk. Untuk itu, masyarakat harus betul-betul menjaga lingkungan masing-masing. Salah satu yang harus dilakukan masyarakat, adalah dengan melakukan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur. Sehingga rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas.
Di Badung kasus DB dalam 10 bulan terakhir (Januari-Oktober 2016) tercatat ada 3.581 kasus. Dari jumlah kasus kasus itu, 10 orang dinyatakan meninggal. Data dari Diskes Badung tersebut menunjukkan ada tanda peningkatan ketimbang tahun lalu. Kasus DB di tahun 2015 yang berjumlah 2.178 kasus dan meninggal enam orang.
Dalam 10 bulan terakhir dari data Diskes tersebut perinciannya sebagai berikut, di Kuta (147 kasus), Kuta Utara (396 kasus), Kuta Selatan (1.106 kasus), Mengwi (1.084 kasus), Abiansemal (770 kasus), Petang (78 kasus). asa
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada sejak dini. Apalagi sekarang telah memasuki musim hujan yang tergolong rawan DB,” kata Suteja pada wartawan, Rabu (26/10). Apa upaya dari pemerintah? Suteja menegaskan rutin melakukan fogging untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Fogging dilakukan tanpa dipungut biaya apapun. “Itu (fogging) gratis alias tidak dipungut biaya,” katanya.
Terkait dengan keluhan masyarakat ada oknum yang meminta sejumlah uang agar bisa dilaksanakan fogging? Suteja menegaskan, fogging dari pemerintah gratis. Meski begitu, pihaknya meminta agar masyarakat berhati-hati, karena khawatir muncul petugas fogging gadungan yang meminta uang.
“Hati-hati nanti ada (petugas) fogging gadungan. Bila ada masyarakat yang menemukan itu (fogging gadungan) langsung saja melapor ke polisi,” tegasnya.
Selain melakukan fogging, yang juga penting dilakukan masyarakat adalah kebersihan lingkungan sekitar. Genangan air diakui dapat memicu berkembangbiaknya jentik nyamuk. Untuk itu, masyarakat harus betul-betul menjaga lingkungan masing-masing. Salah satu yang harus dilakukan masyarakat, adalah dengan melakukan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur. Sehingga rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas.
Di Badung kasus DB dalam 10 bulan terakhir (Januari-Oktober 2016) tercatat ada 3.581 kasus. Dari jumlah kasus kasus itu, 10 orang dinyatakan meninggal. Data dari Diskes Badung tersebut menunjukkan ada tanda peningkatan ketimbang tahun lalu. Kasus DB di tahun 2015 yang berjumlah 2.178 kasus dan meninggal enam orang.
Dalam 10 bulan terakhir dari data Diskes tersebut perinciannya sebagai berikut, di Kuta (147 kasus), Kuta Utara (396 kasus), Kuta Selatan (1.106 kasus), Mengwi (1.084 kasus), Abiansemal (770 kasus), Petang (78 kasus). asa
1
Komentar