Koleksi Benda-benda Bersejarah Dipamerkan
Untuk Peringati Hari Pahlawan, Pameran Digelar 10-20 November
Dipamerkan benda-benda peninggalan 17 pahlawan kemerdekaan di Bali yang dulunya digunakan saat memperjuangkan kemerdekaan.
DENPASAR, NusaBali
Benda-benda peninggalan para pejuang di Bali menjadi memorabilia yang tak terpisahkan dalam upaya kemerdekaan Republik Indonesia. Menyambut Hari Pahlawan, benda-benda bersejarah itu dipamerkan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Denpasar. Dalam Pameran Koleksi Benda-Benda Pelaku Sejarah yang berlangsung 10-20 November 2020, benda-benda peninggalan antara lain berupa seragam tentara, senjata, mesin tik kuno, kamera tempo doeloe, dan benda-benda lainnya seolah mengajak berjalan di situasi lampau. Pengunjung tidak dikenakan biaya alias gratis dan pameran dibuka untuk umum mulai pukul 08.00-15.30 Wita.
Secara keseluruhan terdapat benda-benda peninggalan 17 pahlawan kemerdekaan di Bali yang dulunya digunakan saat memperjuangkan kemerdekaan di Bali. Turut hadir para keturunan dari 17 pahlawan yang benda-benda peninggalannya ditampilkan pada pameran ini.
Salah satunya, yakni Wayan Astawa Jaya SH, yang merupakan putra ketiga dari I Nengah Wirtha Tamu atau yang juga dikenal dengan nama Tjilik, seorang tokoh perjuangan kemerdekaan asal Liligundi, Singaraja. I Nengah Wirtha Tamu juga merupakan salah satu tokoh pencetus berdirinya Candi Pahlawan Margarana.
Benda-benda miliknya yang dihadirkan dalam pameran ini berupa seragam, hingga ikat kepala merah putih, dan kamera tempo doeloe. Oleh Wayan Astawa Jaya, terungkap bahwa benda-benda ini dulunya sempat berada di Museum Angkatan 45 Jogjakarta. Benda-benda ini juga sempat diminta untuk ditempatkan di Candi Pahlawan Margarana.
“Jadi ini semua adalah peninggalan bapak kami, dan tentunya masih banyak ada, yaitu mesin tik, kemudian pistolnya bapak ada. Kemudian ada keranjang, jadi ini baru hanya sebagian kecil daripada benda-bendanya peninggalan dari bapak kami. Jadi ini salah satu bukti bahwa beliau ikut berjuang di dalam kemerdekaan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Yudana, mengungkapkan bahwa pameran ini memiliki pesan khususnya kepada generasi muda. “Makna pahlawan, yaitu bagaimana generasi muda mengingat, bagaimana orang tua kita mempertahankan kemerdekaan. Dan yang paling penting, bagaimana menggelorakan semangat perjuangan. Karena itu sangat dibutuhkan di mana di masa pandemi ini semangat perjuangan itu perlu untuk mendisiplinkan kita,” ujar I Gusti Ngurah Gede Yudana yang juga merupakan putra dari pahlawan I Gusti Ngurah Rai.
Team Leader pameran ini, I Gusti Ngurah Putrawan mengatakan bahwa ketujuh belas tokoh yang memorabilianya dihadirkan dalam pameran ini merupakan tokoh-tokoh yang merupakan pimpinan unit di masing-masing wilayahnya. Benda-benda ini sebelumnya disimpan oleh pihak keluarga, namun ada juga yang sebelumnya telah tersimpan di museum.
Disebutkan, proses pengumpulan memorabilia ini membutuhkan waktu selama kurang lebih dua bulan. “Kebetulan di masing-masing wilayah itu ada Pemuda Panca Marga. Kami begitu mendapat info dari Dinas Kebudayaan kami sambut baik tugas negara untuk mengambil benda-benda ini,” imbuh Putrawan.
Pembukaan Pameran Koleksi Benda-Benda Pelaku Sejarah dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Kun Adnyana, Selasa (10/11), dengan penancapan keris ke batu, dan dilanjutkan dengan pemotongan pita yang menuju ke ruang pameran. "Jadi ini kami ikhtiarkan untuk generasi muda Bali, kalangan milenial, untuk bisa mengapresiasi sekaligus bisa membangun memori terkait dengan jiwa-jiwa kepahlawanan oleh pahlawan kemerdekaan di Bali ini," ujar Kun Adnyana.
Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini juga mengapresiasi pihak UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali. “Saya kira ini inisiatif yang bagus yang dilakukan UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali sehingga bagaimana edukasi dan juga pemasyarakatan nilai-nilai kepahlawanan itu menjadi aktual seiring dengan disodorkannya benda-benda koleksi sejarah pahlawan perjuangan ini di hadapan masyarakat umum, sehingga ada memori kepahlawanan yang bisa disampaikan kepada generasi muda Bali,” tandasnya. *cr74
Benda-benda peninggalan para pejuang di Bali menjadi memorabilia yang tak terpisahkan dalam upaya kemerdekaan Republik Indonesia. Menyambut Hari Pahlawan, benda-benda bersejarah itu dipamerkan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Denpasar. Dalam Pameran Koleksi Benda-Benda Pelaku Sejarah yang berlangsung 10-20 November 2020, benda-benda peninggalan antara lain berupa seragam tentara, senjata, mesin tik kuno, kamera tempo doeloe, dan benda-benda lainnya seolah mengajak berjalan di situasi lampau. Pengunjung tidak dikenakan biaya alias gratis dan pameran dibuka untuk umum mulai pukul 08.00-15.30 Wita.
Secara keseluruhan terdapat benda-benda peninggalan 17 pahlawan kemerdekaan di Bali yang dulunya digunakan saat memperjuangkan kemerdekaan di Bali. Turut hadir para keturunan dari 17 pahlawan yang benda-benda peninggalannya ditampilkan pada pameran ini.
Salah satunya, yakni Wayan Astawa Jaya SH, yang merupakan putra ketiga dari I Nengah Wirtha Tamu atau yang juga dikenal dengan nama Tjilik, seorang tokoh perjuangan kemerdekaan asal Liligundi, Singaraja. I Nengah Wirtha Tamu juga merupakan salah satu tokoh pencetus berdirinya Candi Pahlawan Margarana.
Benda-benda miliknya yang dihadirkan dalam pameran ini berupa seragam, hingga ikat kepala merah putih, dan kamera tempo doeloe. Oleh Wayan Astawa Jaya, terungkap bahwa benda-benda ini dulunya sempat berada di Museum Angkatan 45 Jogjakarta. Benda-benda ini juga sempat diminta untuk ditempatkan di Candi Pahlawan Margarana.
“Jadi ini semua adalah peninggalan bapak kami, dan tentunya masih banyak ada, yaitu mesin tik, kemudian pistolnya bapak ada. Kemudian ada keranjang, jadi ini baru hanya sebagian kecil daripada benda-bendanya peninggalan dari bapak kami. Jadi ini salah satu bukti bahwa beliau ikut berjuang di dalam kemerdekaan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Yudana, mengungkapkan bahwa pameran ini memiliki pesan khususnya kepada generasi muda. “Makna pahlawan, yaitu bagaimana generasi muda mengingat, bagaimana orang tua kita mempertahankan kemerdekaan. Dan yang paling penting, bagaimana menggelorakan semangat perjuangan. Karena itu sangat dibutuhkan di mana di masa pandemi ini semangat perjuangan itu perlu untuk mendisiplinkan kita,” ujar I Gusti Ngurah Gede Yudana yang juga merupakan putra dari pahlawan I Gusti Ngurah Rai.
Team Leader pameran ini, I Gusti Ngurah Putrawan mengatakan bahwa ketujuh belas tokoh yang memorabilianya dihadirkan dalam pameran ini merupakan tokoh-tokoh yang merupakan pimpinan unit di masing-masing wilayahnya. Benda-benda ini sebelumnya disimpan oleh pihak keluarga, namun ada juga yang sebelumnya telah tersimpan di museum.
Disebutkan, proses pengumpulan memorabilia ini membutuhkan waktu selama kurang lebih dua bulan. “Kebetulan di masing-masing wilayah itu ada Pemuda Panca Marga. Kami begitu mendapat info dari Dinas Kebudayaan kami sambut baik tugas negara untuk mengambil benda-benda ini,” imbuh Putrawan.
Pembukaan Pameran Koleksi Benda-Benda Pelaku Sejarah dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Kun Adnyana, Selasa (10/11), dengan penancapan keris ke batu, dan dilanjutkan dengan pemotongan pita yang menuju ke ruang pameran. "Jadi ini kami ikhtiarkan untuk generasi muda Bali, kalangan milenial, untuk bisa mengapresiasi sekaligus bisa membangun memori terkait dengan jiwa-jiwa kepahlawanan oleh pahlawan kemerdekaan di Bali ini," ujar Kun Adnyana.
Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini juga mengapresiasi pihak UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali. “Saya kira ini inisiatif yang bagus yang dilakukan UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali sehingga bagaimana edukasi dan juga pemasyarakatan nilai-nilai kepahlawanan itu menjadi aktual seiring dengan disodorkannya benda-benda koleksi sejarah pahlawan perjuangan ini di hadapan masyarakat umum, sehingga ada memori kepahlawanan yang bisa disampaikan kepada generasi muda Bali,” tandasnya. *cr74
Komentar