Bikin Iritasi, Imbangi Penggunaan Hand Sanitizer dengan Pelembab
DENPASAR, NusaBali
Protokol kesehatan (Prokes) mewajibkan setiap orang untuk sering mencuci tangan. Penggunaan hand sanitizer saat ini juga meningkat.
Tidak disadari, terlalu sering menggunakan hand sanitizer termasuk sering mencuci tangan dengan sabun bisa menyebabkan iritasi dan kering pada tangan. Karena itu, dibutuhkan pelembab atau moisturizer untuk mengimbanginya.
Spesialis Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah, dr IGAA Praharsini SpKK (K), menjelaskan, hand sanitizer berbasis alkohol menjadi populer sebagai alternatif pengganti cuci tangan menggunakan sabun dan air. Efek samping peningkatan pemakaian hand sanitizer ini tangan bisa kering, gatal dan perih.
“Karena bisa menyebabkan telapak tangan iritasi dan kering, maka perlu pelembab atau moisturizer yang membuat permukaan kulit menjadi lembab, lembut dan lentur,” jelasnya dalam tayangan youtube Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Sanglah.
Dikatakan, pelembab dapat mencegah dan mengobati kekeringan karena mengandung air dan menjaga stabilitas air, sehingga kelembaban terjaga. Untuk kulit yang sehat disarankan memakai pelembab dalam bentuk krim. Sedangkan untuk kulit yang kering disarankan memakai oil moisturizer. “Dianjurkan pelembab yang bebas pewangi, bebas pewarna, tidak mengandung paraben,” ungkap dr Praharsini.
Adapun pelembab dioleskan sebelum menggunakan sarung tangan atau setelah mencuci tangan. Penggunaan yang tepat adalah sebanyak 1 gram untuk satu telapak tangan per sekali pemakaian. Oleskan secara merata, tipis, dan mengenai seluruh jari dan permukaan tangan. “Setelah dioleskan, tunggu sekitar 3 menit sebelum melakukan aktivitas. Pengolesan pelembab dapat dilakukan setiap 3 sampai 4 jam, atau setiap kali selesai cuci tangan. Pelembab juga dioleskan sebelum tidur malam,” imbuhnya.
Pelembab yang bagus, kata dr Praharsini, adalah yang mengandung minyak mineral misalnya minyak zaitun atau minyak kelapa. Tidak disarankan menggunakan pelembab saat menggunakan sarung tangan berbahan latex atau karet karena akan mengganggu intensitas dari sarung tangan itu sendiri. “Jika iritasi tangan menunjukkan tingkat keparahan lebih lanjut, segera konsultasikan kepada dokter spesialis kulit dan kelamin,” tandas dr Praharsini. *ind
Spesialis Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah, dr IGAA Praharsini SpKK (K), menjelaskan, hand sanitizer berbasis alkohol menjadi populer sebagai alternatif pengganti cuci tangan menggunakan sabun dan air. Efek samping peningkatan pemakaian hand sanitizer ini tangan bisa kering, gatal dan perih.
“Karena bisa menyebabkan telapak tangan iritasi dan kering, maka perlu pelembab atau moisturizer yang membuat permukaan kulit menjadi lembab, lembut dan lentur,” jelasnya dalam tayangan youtube Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Sanglah.
Dikatakan, pelembab dapat mencegah dan mengobati kekeringan karena mengandung air dan menjaga stabilitas air, sehingga kelembaban terjaga. Untuk kulit yang sehat disarankan memakai pelembab dalam bentuk krim. Sedangkan untuk kulit yang kering disarankan memakai oil moisturizer. “Dianjurkan pelembab yang bebas pewangi, bebas pewarna, tidak mengandung paraben,” ungkap dr Praharsini.
Adapun pelembab dioleskan sebelum menggunakan sarung tangan atau setelah mencuci tangan. Penggunaan yang tepat adalah sebanyak 1 gram untuk satu telapak tangan per sekali pemakaian. Oleskan secara merata, tipis, dan mengenai seluruh jari dan permukaan tangan. “Setelah dioleskan, tunggu sekitar 3 menit sebelum melakukan aktivitas. Pengolesan pelembab dapat dilakukan setiap 3 sampai 4 jam, atau setiap kali selesai cuci tangan. Pelembab juga dioleskan sebelum tidur malam,” imbuhnya.
Pelembab yang bagus, kata dr Praharsini, adalah yang mengandung minyak mineral misalnya minyak zaitun atau minyak kelapa. Tidak disarankan menggunakan pelembab saat menggunakan sarung tangan berbahan latex atau karet karena akan mengganggu intensitas dari sarung tangan itu sendiri. “Jika iritasi tangan menunjukkan tingkat keparahan lebih lanjut, segera konsultasikan kepada dokter spesialis kulit dan kelamin,” tandas dr Praharsini. *ind
1
Komentar