Ruang Bagian KLK Dikosongkan
Pasca PNS Badan PMD Tewas Gantung Diri
Nanti kalau sudah dilakukan upacara pembersihan, ruangan itu kembali di gunakan. Apalagi korban gantung diri persis di depan ruang Kabid KLK.
AMLAPURA, NusaBali
Staf Bagian KLK (Kewaspadaan dan Lembaga Kemasyarakatan) Badan PMD (Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Karangasem I Ketut Suparma,45, tewas gantung diri di ruang kerjanya, Jalan Ahmad Yani, Amlapura, Rabu (11/11). Akibatnya, ruang KLK ini terpaksa dikosongkan untuk sementara karena menunggu upacara pembersihan.
Sementara itu, jenazah PNS yang tinggal di BTN Wahyu Subagan Blok O Kav I, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem ini, akan dikubur di Setra (kuburan) Desa Adat Muncan, Banjar Adat Yangapi, Desa Muncan, Kecamatan Selat pada Sukra Pon Tambir, Jumat (13/11) ini.
Salah satu adik korban, I Wayan Sinarta,43, menyampaikan hal itu di Kantor Badan PBM Karangasem, Kamis (12/11). Disebutkan, awalnya ada rencana menggelar upacara kremasi jenazah korban di Desa Punduk Dawa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Namun kremasi itu batal sehingga dikubur di setra kampungnya sendiri dengan makingsan ring pertiwi. Korban berasal dari Banjar Meranggi, Desa Muncan, Kecamatan Selat.
Sementara jenazahnya masih dititipkan di kamar jenazah RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, "Begitu upacara dimulai, jenazah diantar dari RSUD langsung ke Setra Desa Adat Muncan," katanya.
Korban meninggalkan seorang istri atas nama Ni Ketut Arsani sebagai ibu rumah tangga dan tiga anak laki-laki, salah satunya telah tamat SMA.
Korban tidak memiliki ibu kandung karena telah meningga, dan masih punya ayah kandung, I Nyoman Sura, tinggal di Banjar Meranggi, Desa Muncan. I Nyoman Sura juga tidak mengetahui persoalan membelit anaknya. Apalagi dirinya hanya tinggal di kampung sedangkan anaknya tinggal di Amlapura.
Bendesa Desa Adat Muncan Jro Gede Suwena Upadesa mengatakan, sebenarnya menguburkan jenazah pada Sukra Pon Tambir, Jumat (13/11), bukan hari baik. "Sehingga namanya upacara makingsan ring pertiwi. Hari baiknya, Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11)." jelas Jro Gede Suwena Upadesa.
Di bagian lain, Kepala BPMD I Nengah Mindra masih mencari hari baik ke orang pintar, untuk melakukan upacara pembersihan di ruang Bagian KLK, sehubungan sempat jadi tempat bunuh diri. Hal itu perlu dilakukan untuk membersihkan ruangan secara niskala. "Upacara membersihkan ruang kerja karena terjadi musibah, dilakukan Redite Kliwon Medangkungan, Minggu (15/11)," kata I Nengah Mindra.
Kepala Bagian KLK Badan PBD I Wayan Wendra Ariawan mengatakan, selama ini almarhum baik-baik saja, rajin ke kantor, dan tidak pernah ada keluhan soal kerja, Juga tidak pernah curhat mengenai masalah dialami korban. "Bahkan setiap hari datang ke kantor, terlebih dahulu rutin menggelar persembahyangan di palinggih padmasana. Saya sama sekali tidak menyangka nekat bunuh diri di ruang kerjanya sendiri," kata I Wayan Wendra Ariawan.
Disinggung, apakah sempat melihat saat kerja, Rabu (11/12) almarhum membawa tali plastik biru diselipkan di tasnya. "Mana saya tahu, yang jelas tidak ada memperlihatkan hal-hal yang mencurigakan. Padahal biasa ngobrol, sesekali diselingi tertawa," tambah I Wayan Wendra Ariawan.
kata Wendra Ariawan, ruangan Bagian KLK dikosongkan sementara, aktivitas dipindah ke ruang lain. "Nanti kalau sudah dilakukan upacara pembersihan, ruangan itu kembali di gunakan. Apalagi korban gantung diri persis di depan ruang Kabid KLK," tambahnya. Wendra Ariawan mengaku tidak akan ada trauma bekerja di ruang itu, setelah secara niskala telah dibersihkan. *k16
Staf Bagian KLK (Kewaspadaan dan Lembaga Kemasyarakatan) Badan PMD (Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Karangasem I Ketut Suparma,45, tewas gantung diri di ruang kerjanya, Jalan Ahmad Yani, Amlapura, Rabu (11/11). Akibatnya, ruang KLK ini terpaksa dikosongkan untuk sementara karena menunggu upacara pembersihan.
Sementara itu, jenazah PNS yang tinggal di BTN Wahyu Subagan Blok O Kav I, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem ini, akan dikubur di Setra (kuburan) Desa Adat Muncan, Banjar Adat Yangapi, Desa Muncan, Kecamatan Selat pada Sukra Pon Tambir, Jumat (13/11) ini.
Salah satu adik korban, I Wayan Sinarta,43, menyampaikan hal itu di Kantor Badan PBM Karangasem, Kamis (12/11). Disebutkan, awalnya ada rencana menggelar upacara kremasi jenazah korban di Desa Punduk Dawa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Namun kremasi itu batal sehingga dikubur di setra kampungnya sendiri dengan makingsan ring pertiwi. Korban berasal dari Banjar Meranggi, Desa Muncan, Kecamatan Selat.
Sementara jenazahnya masih dititipkan di kamar jenazah RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, "Begitu upacara dimulai, jenazah diantar dari RSUD langsung ke Setra Desa Adat Muncan," katanya.
Korban meninggalkan seorang istri atas nama Ni Ketut Arsani sebagai ibu rumah tangga dan tiga anak laki-laki, salah satunya telah tamat SMA.
Korban tidak memiliki ibu kandung karena telah meningga, dan masih punya ayah kandung, I Nyoman Sura, tinggal di Banjar Meranggi, Desa Muncan. I Nyoman Sura juga tidak mengetahui persoalan membelit anaknya. Apalagi dirinya hanya tinggal di kampung sedangkan anaknya tinggal di Amlapura.
Bendesa Desa Adat Muncan Jro Gede Suwena Upadesa mengatakan, sebenarnya menguburkan jenazah pada Sukra Pon Tambir, Jumat (13/11), bukan hari baik. "Sehingga namanya upacara makingsan ring pertiwi. Hari baiknya, Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11)." jelas Jro Gede Suwena Upadesa.
Di bagian lain, Kepala BPMD I Nengah Mindra masih mencari hari baik ke orang pintar, untuk melakukan upacara pembersihan di ruang Bagian KLK, sehubungan sempat jadi tempat bunuh diri. Hal itu perlu dilakukan untuk membersihkan ruangan secara niskala. "Upacara membersihkan ruang kerja karena terjadi musibah, dilakukan Redite Kliwon Medangkungan, Minggu (15/11)," kata I Nengah Mindra.
Kepala Bagian KLK Badan PBD I Wayan Wendra Ariawan mengatakan, selama ini almarhum baik-baik saja, rajin ke kantor, dan tidak pernah ada keluhan soal kerja, Juga tidak pernah curhat mengenai masalah dialami korban. "Bahkan setiap hari datang ke kantor, terlebih dahulu rutin menggelar persembahyangan di palinggih padmasana. Saya sama sekali tidak menyangka nekat bunuh diri di ruang kerjanya sendiri," kata I Wayan Wendra Ariawan.
Disinggung, apakah sempat melihat saat kerja, Rabu (11/12) almarhum membawa tali plastik biru diselipkan di tasnya. "Mana saya tahu, yang jelas tidak ada memperlihatkan hal-hal yang mencurigakan. Padahal biasa ngobrol, sesekali diselingi tertawa," tambah I Wayan Wendra Ariawan.
kata Wendra Ariawan, ruangan Bagian KLK dikosongkan sementara, aktivitas dipindah ke ruang lain. "Nanti kalau sudah dilakukan upacara pembersihan, ruangan itu kembali di gunakan. Apalagi korban gantung diri persis di depan ruang Kabid KLK," tambahnya. Wendra Ariawan mengaku tidak akan ada trauma bekerja di ruang itu, setelah secara niskala telah dibersihkan. *k16
Komentar