nusabali

Aktif di Kegiatan Umat Hindu, Jelang Meninggal Pimpin Rapat Organisasi Anti Narkoba

Mayjen Pol (Purn) Putera Astaman Meninggal di Usia 82 Tahun, Akan Dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta

  • www.nusabali.com-aktif-di-kegiatan-umat-hindu-jelang-meninggal-pimpin-rapat-organisasi-anti-narkoba

Mantan Ketum PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma, menyebutkan terbaru, Putera Astaman merupakan salah satu tokoh yang memberikan rekomendasi agar PHDI tidak mengayomi aliran Hare Krisna.

JAKARTA, NusaBali
Salah satu tokoh Bali yang juga tokoh nasional, Mayjen Pol (Purn) Drs I Gusti Made Putra Astaman, meninggal dunia pada, Jumat (13/11) malam pukul 19.00 WIB di RS Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Putera Astaman menghembuskan napas terakhirnya pada usia 82 tahun. Rencananya Putera Astaman akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (18/11) mendatang.

Kini jenazah pria dari Banjar Kaliungu Kaja, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar ini disemayamkan di kediamannya di Jalan Durian No 12, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pantauan NusaBali, Sabtu (14/11) hingga sore kemarin, sepanjang jalan menuju rumah Putera Astaman dipenuhi karangan bunga baik dari tokoh-tokoh Bali maupun tokoh nasional.

Tokoh nasional antara lain dari Kapolri Jenderal (Pol) Idham Aziz dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo. Nampak pelayat tiada henti-hentinya datang ke rumah Putera Astaman. Protokol kesehatan pun diterapkan dengan memakai masker, mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk dan menjaga jarak. Terlihat mantan Ketua PHDI Pusat yang sekaligus Dirut MNC TV Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan RI Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana datang melayat ke rumah duka. Keduanya mengaku memiliki kenangan tersendiri dengan almarhum Putera Astaman.

"Beliau merupakan teman ayah saya. Saya mengenal beliau sebagai sosok yang punya semangat dan leadership tinggi. Orangnya tidak kenal menyerah bersama umat Hindu lainnya dalam menjalankan agama. Beliau adalah orang luar biasa," ujar Letjen Purwalaksana di sela-sela melayat di rumah duka, Sabtu kemarin.

Selain itu, lanjut anak dari Letjen TNI (Purn) Ida Bagus Sudjana ini, Putera Astaman juga rajin hadir di kegiatan umat Hindu maupun acara lainnya. "Ketika ibu saya meninggal tahun 2018 lalu, beliau datang. Saat acara persiapan Dharmasanti Nyepi pada Maret 2020 lalu, beliau aktif pula," kata Purwalaksana.

Sementara Sang Nyoman Suwisma mengenang, Putera Astaman sebagai orang potensial secara nasional, di Kepolisian maupun bagi umat Hindu. "Gagasan-gagasan yang diberikan banyak, seperti mengembangkan Samsat," kata Suwisma.

Di lingkungan masyarakat, Putera Astaman aktif dalam Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA). Organisasi tersebut aktif dalam mensosialisasikan bahaya narkoba sehingga orang awam pun mengetahui tentang itu. Alhasil mereka tidak kecanduan serta menghindari narkoba.

Di keumatan, lanjut Suwisma, Putera Astaman sangat berorientasi dalam pengembangan kesejahteraan umat. Kemudian dalam kegiatan agama Hindu semisal Dharmasanti Nyepi dan penguatan infrastruktur persembahyangan, Putera Astaman selalu berpartisipasi.

Terbaru, kata Suwisma, Putera Astaman merupakan salah satu tokoh yang memberikan rekomendasi agar PHDI tidak mengayomi aliran Hare Krisna. "Dua minggu lalu saya terakhir bertemu beliau. Kami bersama tokoh-tokoh umat lainnya di Jakarta membahas itu (polemik Hare Krisna, red)," ucap Suwisma. Suwisma pun merasa kehilangan atas kepergian Putera Astaman. "Intinya umat Hindu kehilangan beliau. Apalagi beliau kita kenal selalu sehat walafiat. Namun beliau meninggalnya mendadak," ucap Suwisma.

Putera Astaman, kelahiran 10 Juni 1938. Dia anak kedua dari enam bersaudara. Tiga adiknya masih hidup dan ada yang tinggal di Bali serta Jakarta. Putera Astaman meninggalkan delapan orang cucu, satu orang istri bernama I Gusti Ayu Made Sutiti yang merupakan ibu rumah tangga. Kemudian empat orang anak, yakni AA Ngurah Wirawan, AA Mas Wirajaya, AA Mayun Wirastiti dan AA Ngurah Agung Wirayudha. Anak pertama Putera Astaman, AA Ngurah Wirawan, mengatakan pihak keluarga kaget dan tidak menyangka ayah mereka meninggal dunia begitu mendadak. Lantaran selama ini Putera Astaman nampak bugar dan sehat. Bahkan pada Jumat sore masih aktif memimpin rapat organisasi BERSAMA, di mana Putera Astaman menjabat sebagai Ketua Umum.

"Pas Magrib, beliau merasa sesak dan limbung. Lalu pingsan dan dibawa ke RS oleh ajudan. Dalam perjalanan, nyawa beliau sudah tidak ada lagi. Beliau meninggal pukul 19.00 WIB. Analisa dokter, bapak mendapat serangan jantung," jelas Ngurah Wirawan.

Ngurah Wirawan memohon maaf jika ada kekhilafan dan kesalahan Putera Astaman selama hidup. Bagi Ngurah Wirawan, Putera Astaman adalah ayah yang selalu positif dan optimis dalam menjalani hidup. Putera Astaman juga menyukai bergerak sehingga selalu berolahraga. Sampai-sampai dipercaya menjadi Ketum PB POBSI periode 1998-2002 dan 2002-2006. "Dari kecil, kami senang dengan sifat beliau yang mendorong kita untuk bergerak setelah tidur. Bergerak itu, baik di rumah, sekolah, kampus maupun tempat kerja sehingga ada nilai tambah," kata Ngurah Wirawan.

Hal itu pun dilakukan oleh Putera Astaman pasca pensiun dari Kepolisian tahun 1993 silam. Dia aktif dalam berbagai kegiatan keumatan maupun sosial masyarakat. Bahkan menjelang meninggal, dia masih bekerja memikirkan bangsa dan negara organisasi BERSAMA untuk mensosialisasikan bahaya narkoba.

Sedangkan menantu Putera Astaman, Laksmi Vidjajanti, mengatakan mertuanya adalah sosok yang disiplin. Setiap hari selalu menyempatkan olahraga seperti renang. Hal tersebut ditularkan ke anak-anak dan menantunya agar selalu hidup sehat.

"Bapak hidupnya sangat sehat. Oleh karena itu, kami kaget mendengar beliau meninggal. Beliau adalah mertua yang baik. Saya sangat bersyukur sekali mendapat mertua seperti beliau, karena sayang sekali dengan menantu serta menganggap mantu sebagai anak sendiri," imbuh istri dari anak kedua Putera Astaman, AA Mas Wirajaya ini.

Ketua Banjar Jakarta Selatan (Jaksel), Wisnu Wardana menuturkan Putera Astaman merupakan salah satu dari 565 KK yang tinggal di banjar Jaksel. Dia mengenang Putera Astaman sebagai sosok menginspirasi. Lantaran semangat ngayah dan gotong-royongnya luar biasa.

"Beliau menjadi rujukan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan," ucap Wisnu Wardana. Terkait agenda yang akan dilaksanakan hingga menanti pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Rabu nanti, Wisnu Wardana menyatakan ada pitra puja untuk mendoakan Putera Astaman. Setelah itu prosesi pitra yadnya nitip pertiwi. *k22

Komentar