Menpora Optimis Renovasi Stadion Dipta Rampung 6 Bulan
Pertandingan Piala Dunia U-20 Terancam Tanpa Penonton
GIANYAR, NusaBali
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali, Sabtu (14/11) pukul 14.00 Wita mengunjungi proses renovasi pembangunan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar.
Stadion yang terletak di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar ini akan digunakan sebagai venue utama pelaksanaan Piala Dunia U-20 tahun 2021. Dalam kunjungan tersebut Menpora optimis proses pengerjaan renovasi venue utama Piala Dunia rampung dikerjakan sebelum Piala Dunia digulirkan pada bulan Mei-Juni 2021.
"Kami sangat yakin akan dapat digunakan pada saatnya nanti. Dan, sekarang memang baru proses awal. Sehingga belum bisa dilihat sejauhmana progressnya. Baru rumput saja yang terlihat mau diganti," ungkap Zainudin Amali yang kemarin disambut manajemen Bali United, Pieter Tanuri, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, dan Ketua Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana.
Tapi semangat untuk mengerjakan tentu sangat terlihat di Bali ini. Apalagi ini pertama kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Tentu masyarakat diharapkan mendukung penuh, dan menjadi tuan rumah yang baik. Mengingat dalam 10-20 tahun ke depan, belum tentu mendapat kesempatan lagi sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia. Untuk itu, ini bukan pekerjaan Pemprov Bali atau Pemerintah Pusat saja, melainkan semua bangsa Indonesia untuk mensukseskan Piala Dunia U-20 tahun 2021. "Bali jelas menjadi daya tarik tersendiri, karena ada wisatawan di sini. Makanya, beberapa bulan lagi akan kami cek kembali progress renovasi Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar ini. Sejauhmana perkembangannya, akan kami terus pantau. Karena pekerjaan pembangunan menjadi tanggungjawab penuh Kementerian PUPR, kita Menpora sebagai penyelenggara, dan PSSI tugasnya menyiapkan tim," tegas Zainuddin Amali.
Dipastikan sampai saat ini gelaran Piala Dunia U-20 masih sesuai jadwal awal. Belum ada pembahasan akan ditunda. Dan itu sudah resmi menjadi kalender FIFA. Sementara itu soal peluang Bali sebagai tempat pembukaan, semuanya memiliki peluang yang sama. Belum ada pembahasan soal tempat pembukaan. Artinya, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Jakabaring Palembang, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar masih memiliki kesempatan yang sama sebagai tempat pembukaan. Hanya saja untuk upacara pembukaan nanti tidak akan semewah saat gelaran Asian Games tahun 2018 lalu. Sebab, dari rapat terbatas (Ratas) kabinet diputuskan semuanya akan dikemas secara sederhana.
"Yang jelas saat pembukaan itu, kemasannya adalah pertandingan awal di masing-masing venue Piala Dunia. Makanya, stadion mana yang dipilih sebagai tempat pembukaan, kita tentukan setelah proses renovasi stadion semuanya selesai," kata politisi Partai Golkar ini.
Untuk itu, dia berharap Pandemi Covid-19 agar mereda minimal di awal tahun 2021 nanti. Sehingga ada kemungkinan untuk bisa disaksikan penonton langsung. "Untuk penonton boleh hadir atau tidak, kita belum bisa pastikan. Semua itu masih melihat perkembangan yang ada. Saya harap Pandemi Covid-19 mereda dulu, baru kita putuskan kemudian. Jadi soal penonton tunggu dulu," beber Zainuddin Amali. Sedangkan soal akses parkir, karena ini pekerjaan bersama tentu ada tugas dan kewajiban pemerintah daerah dalam hal itu. Yang jelas semua standar yang ditetapkan oleh FIFA akan diikuti dengan baik.
Hal itu akan dicek langsung oleh PSSI agar semua standar yang ditetapkan oleh FIFA bisa dipenuhi. Sehingga nanti pada bulan Mei bisa digunakan untuk pertandingan Piala Dunia U-20. Selain melakukan renovasi utama terhadap Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, juga ada renovasi 4 lapangan penunjang atau lapangan latihan, yakni Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Stadion Kompyang Sujana Denpasar, Stadion Gelora Tri Sakti, Legian, Badung dan Stadion Samudra, Kuta, Badung. Renovasi satu lapangan utama dan 4 lapangan penunjang itu menelan anggaran senilai Rp 152 miliar.
Dikerjakan dengan durasi 6 bulan ke depan atau 180 hari. Sementara itu jika Pandemi Covid-19 masih terjadi, Piala Dunia U-20 tahun 2021 kemungkinan besar terancam tanpa penonton. Kemungkinan itu melihat belum meredanya kasus Covid-19. Jika dipaksakan akan berpotensi menjadi klaster baru.
Sementara itu Ketua Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana, bersyukur perjuangan dari awal akhirnya sudah mendekati kenyataan. Terutama renovasi venue utama dan 4 lapangan latihan lainnya. Pihaknya sangat yakin asas manfaat ke depannya setelah Piala Dunia U-20.
Event ini sangat bagus jadi momentum kebangkitan sepakbola dan ekonomi khususnya pariwisata. “Mudah-mudahan saja Covid-19 segera berakhir. Sehingga nantinya bisa disaksikan oleh penonton. Kenapa demikian, karena ini hajatan yang sangat ditunggu masyarakat," kata pria asal Ubud, Gianyar ini. *dek
"Kami sangat yakin akan dapat digunakan pada saatnya nanti. Dan, sekarang memang baru proses awal. Sehingga belum bisa dilihat sejauhmana progressnya. Baru rumput saja yang terlihat mau diganti," ungkap Zainudin Amali yang kemarin disambut manajemen Bali United, Pieter Tanuri, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, dan Ketua Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana.
Tapi semangat untuk mengerjakan tentu sangat terlihat di Bali ini. Apalagi ini pertama kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Tentu masyarakat diharapkan mendukung penuh, dan menjadi tuan rumah yang baik. Mengingat dalam 10-20 tahun ke depan, belum tentu mendapat kesempatan lagi sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia. Untuk itu, ini bukan pekerjaan Pemprov Bali atau Pemerintah Pusat saja, melainkan semua bangsa Indonesia untuk mensukseskan Piala Dunia U-20 tahun 2021. "Bali jelas menjadi daya tarik tersendiri, karena ada wisatawan di sini. Makanya, beberapa bulan lagi akan kami cek kembali progress renovasi Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar ini. Sejauhmana perkembangannya, akan kami terus pantau. Karena pekerjaan pembangunan menjadi tanggungjawab penuh Kementerian PUPR, kita Menpora sebagai penyelenggara, dan PSSI tugasnya menyiapkan tim," tegas Zainuddin Amali.
Dipastikan sampai saat ini gelaran Piala Dunia U-20 masih sesuai jadwal awal. Belum ada pembahasan akan ditunda. Dan itu sudah resmi menjadi kalender FIFA. Sementara itu soal peluang Bali sebagai tempat pembukaan, semuanya memiliki peluang yang sama. Belum ada pembahasan soal tempat pembukaan. Artinya, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Jakabaring Palembang, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar masih memiliki kesempatan yang sama sebagai tempat pembukaan. Hanya saja untuk upacara pembukaan nanti tidak akan semewah saat gelaran Asian Games tahun 2018 lalu. Sebab, dari rapat terbatas (Ratas) kabinet diputuskan semuanya akan dikemas secara sederhana.
"Yang jelas saat pembukaan itu, kemasannya adalah pertandingan awal di masing-masing venue Piala Dunia. Makanya, stadion mana yang dipilih sebagai tempat pembukaan, kita tentukan setelah proses renovasi stadion semuanya selesai," kata politisi Partai Golkar ini.
Untuk itu, dia berharap Pandemi Covid-19 agar mereda minimal di awal tahun 2021 nanti. Sehingga ada kemungkinan untuk bisa disaksikan penonton langsung. "Untuk penonton boleh hadir atau tidak, kita belum bisa pastikan. Semua itu masih melihat perkembangan yang ada. Saya harap Pandemi Covid-19 mereda dulu, baru kita putuskan kemudian. Jadi soal penonton tunggu dulu," beber Zainuddin Amali. Sedangkan soal akses parkir, karena ini pekerjaan bersama tentu ada tugas dan kewajiban pemerintah daerah dalam hal itu. Yang jelas semua standar yang ditetapkan oleh FIFA akan diikuti dengan baik.
Hal itu akan dicek langsung oleh PSSI agar semua standar yang ditetapkan oleh FIFA bisa dipenuhi. Sehingga nanti pada bulan Mei bisa digunakan untuk pertandingan Piala Dunia U-20. Selain melakukan renovasi utama terhadap Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, juga ada renovasi 4 lapangan penunjang atau lapangan latihan, yakni Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Stadion Kompyang Sujana Denpasar, Stadion Gelora Tri Sakti, Legian, Badung dan Stadion Samudra, Kuta, Badung. Renovasi satu lapangan utama dan 4 lapangan penunjang itu menelan anggaran senilai Rp 152 miliar.
Dikerjakan dengan durasi 6 bulan ke depan atau 180 hari. Sementara itu jika Pandemi Covid-19 masih terjadi, Piala Dunia U-20 tahun 2021 kemungkinan besar terancam tanpa penonton. Kemungkinan itu melihat belum meredanya kasus Covid-19. Jika dipaksakan akan berpotensi menjadi klaster baru.
Sementara itu Ketua Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana, bersyukur perjuangan dari awal akhirnya sudah mendekati kenyataan. Terutama renovasi venue utama dan 4 lapangan latihan lainnya. Pihaknya sangat yakin asas manfaat ke depannya setelah Piala Dunia U-20.
Event ini sangat bagus jadi momentum kebangkitan sepakbola dan ekonomi khususnya pariwisata. “Mudah-mudahan saja Covid-19 segera berakhir. Sehingga nantinya bisa disaksikan oleh penonton. Kenapa demikian, karena ini hajatan yang sangat ditunggu masyarakat," kata pria asal Ubud, Gianyar ini. *dek
1
Komentar