Penabuh Drum di Bali seperti Intan Sedang Terkubur
DENPASAR, NusaBali
Gebrax Drum Competition 2020, sebuah kompetisi musik se-Bali dan Nusa Tenggara yang digagas DeBeat Bali telah memasuki babak pengumuman pemenang.
Para pemenang telah diumumkan dan hadiahnya diserahkan di kawasan Sanur, Denpasar, Kamis (12/11). Menurut penggagas acara, Deky Tawas, potensi para penggebuk drum di Bali seperti intan yang sedang terkubur,
“Seperti intan yang sedang terkubur. Banyak sekali talenta yang ada tapi belum banyak terekspose. Sehingga tugas kami adalah mewadahi dan mengekspose mereka ini,” ujarnya.
Bahkan Deky mengaku kalau dewan juri sempat kebingungan untuk menentukan juara. Kompetisi yang digelar untuk pertama kali ini diikuti oleh 40 peserta dari dua kategori yakni anak-anak (maksimal 11 tahun saat melakukan pendaftaran) dan dewasa (lebih dari 11 tahun saat mendaftar). “Talenta yang ikut baik dari kategori anak-anak ataupun dewasa sangat bagus. Ini sangat di luar ekspektasi kami, kualitas dan skill mereka ini tak bisa dipandang sebelah mata,” ungkapnya.
Mekanisme dari kompetisi ini, seluruh peserta mengisi bagian drumless dari lagu ‘Growing Up’ milik Kotak dan direkam secara live di studio yang telah ditunjuk oleh panitia. Saat melakukan take peserta diberikan satu kali percobaan untuk menyesuaikan dan mencari kenyamanan dari alat yang disediakan. Setelah itu para peserta bermain sekali take.
Dari hasil penjurian, terpilih tiga terbaik kategori anak-anak antara lain Rayhan Athalla S sebagai juara I (Badung), I Gusti Agung Bagus Satria VK juara II (Denpasar) serta Made Gede Khrisna AP sebagai juara III (Denpasar). Sementara untuk kategori umum diraih Made Githa Nada RD dari Badung sebagai juara I, Lalu Damar Wanggih dari Lombok Tengah, NTB sebagai juara II, dan I Made Dwikayana Putra dari Denpasar sebagai juara III. Tak lupa juga ada juara favorit yang dimenangkan oleh Rayhan Athalla S dari Badung.
Deky menambahkan, penilaian ini berdasarkan penampilan para peserta finalis Gebrax Drum Competition yang diadakan pada tanggal 7 November di Studio Versal Denpasar sebagai final online dan pada tanggal 8 November final live streaming di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, event ini juga menjadi bagian dari acara Denpasar Festival.
Diakui Deky, event yang digelar se-Bali dan Nusa Tenggara ini masih banyak kekurangan. Tentunya ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan berikutnya. Menurutnya, event bergengsi tersebut tidak akan diadakan setiap tahun melainkan 2 atau 3 tahun sekali untuk menjaring potensi yang ada. Namun selama menunggu kompetisi itu, tetap akan diadakan semacam pre-event yang menjaring kompetisi dari bidang lain semisal vocal atau alat musik selain drum. “Kami masih banyak berbenah. Masukan yang kami terima pun sangat bermanfaat untuk kami,” tandasnya. *ind
“Seperti intan yang sedang terkubur. Banyak sekali talenta yang ada tapi belum banyak terekspose. Sehingga tugas kami adalah mewadahi dan mengekspose mereka ini,” ujarnya.
Bahkan Deky mengaku kalau dewan juri sempat kebingungan untuk menentukan juara. Kompetisi yang digelar untuk pertama kali ini diikuti oleh 40 peserta dari dua kategori yakni anak-anak (maksimal 11 tahun saat melakukan pendaftaran) dan dewasa (lebih dari 11 tahun saat mendaftar). “Talenta yang ikut baik dari kategori anak-anak ataupun dewasa sangat bagus. Ini sangat di luar ekspektasi kami, kualitas dan skill mereka ini tak bisa dipandang sebelah mata,” ungkapnya.
Mekanisme dari kompetisi ini, seluruh peserta mengisi bagian drumless dari lagu ‘Growing Up’ milik Kotak dan direkam secara live di studio yang telah ditunjuk oleh panitia. Saat melakukan take peserta diberikan satu kali percobaan untuk menyesuaikan dan mencari kenyamanan dari alat yang disediakan. Setelah itu para peserta bermain sekali take.
Dari hasil penjurian, terpilih tiga terbaik kategori anak-anak antara lain Rayhan Athalla S sebagai juara I (Badung), I Gusti Agung Bagus Satria VK juara II (Denpasar) serta Made Gede Khrisna AP sebagai juara III (Denpasar). Sementara untuk kategori umum diraih Made Githa Nada RD dari Badung sebagai juara I, Lalu Damar Wanggih dari Lombok Tengah, NTB sebagai juara II, dan I Made Dwikayana Putra dari Denpasar sebagai juara III. Tak lupa juga ada juara favorit yang dimenangkan oleh Rayhan Athalla S dari Badung.
Deky menambahkan, penilaian ini berdasarkan penampilan para peserta finalis Gebrax Drum Competition yang diadakan pada tanggal 7 November di Studio Versal Denpasar sebagai final online dan pada tanggal 8 November final live streaming di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, event ini juga menjadi bagian dari acara Denpasar Festival.
Diakui Deky, event yang digelar se-Bali dan Nusa Tenggara ini masih banyak kekurangan. Tentunya ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan berikutnya. Menurutnya, event bergengsi tersebut tidak akan diadakan setiap tahun melainkan 2 atau 3 tahun sekali untuk menjaring potensi yang ada. Namun selama menunggu kompetisi itu, tetap akan diadakan semacam pre-event yang menjaring kompetisi dari bidang lain semisal vocal atau alat musik selain drum. “Kami masih banyak berbenah. Masukan yang kami terima pun sangat bermanfaat untuk kami,” tandasnya. *ind
Komentar