Gede Sutada, Raja Makorot Buleleng 2016
Gede Sutada alias Janur,30, dari Komunitas Anak Layangan (Alay), Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, berhasil menyabet gelar Raja Makorot 2016.
SINGARAJA, NusaBali
Predikat ini diraih setelah ia berhasil menumbangkan sekitar 500 peserta dalam Makorot Festival 2016 di Lapangan Mayor Metra, Singaraja, Buleleng, Jumat (28/10) siang. Ia juga menang saat diadu dengan Raja Makorot 2015, Satria Wibawa Putra alias Komo dari Lingkungan Satelit, Kelurahan Banyuasri, Buleleng,
Makorot Festival III tersebut, Jumat kemarin, dengan babak semi final dan final. Pada Kamis (27/10), babak penyisihan melibatkan 500 peserta se-Bali. Peserta yang lolos ke babak semi final sudah mulai ramai dengan suporter masing-masing hingga memenuhi Lapangan Mayor Metra. Situasi semakin memanas ketika perlombaan dimulai pada pukul 09.00 Wita.
Dalam babak semi final, empat peserta terbaik diadu menjadi dua babak. Babak pertama, Gede Sutada melawan Nyoman Suarsana, pekorot asal Lingkungan Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Buleleng. Sutada berhasil menumbangkan Suarsana hanya dengan waktu kurang dari lima menit. Selanjutnya, di babak kedua, Ahmad Sugianto, pakorot asal Lingkungan Satelit, Kelurahan Banyuasri, Buleleng, melawan Putu Budiasa dari Komunitas Alay, Kelurahan Banjar Tegal.
Pertarungan makin seru, ditambah alunan gambelan Baleganjur yang mengiri pertandingan. Akhirnya, Ahmat Sugiato yang berstatus mahasiswa tersebut mengalahkan Budiasa, hingga ia meraih tiket ke babak final.
Di babak final, Ahmad Sugianto harus mengakui kelihaian Sutada dalam mengendalikan layang-layang di udara. Sutada yang berhasil sebagai juara lomba kembali diadu dengan Raja Makorot tahun 2015, Satria Wibawa Putra alias Komo. Mereka berdua beradu makorot layang-layang dengan tiga babak. Babak pertama Sutada berhasil memutuskan benang layangan Satria. Posisi pun sempat terbalik ketika di baba kedua Satria membalas memutuskan benang Sutada. Hingga di babak ketiga babak yang paling mendebarkan Sutada berhasil mengalahkan Satria dengan memutus kembali benang layangan Satria. Keduanya sempat mengalami kendala karena arus angina yang agak lemah.
Ketua Panitia Makorot Festival 2016 Eka Kresnawan ditemui di lokasi, mengatakan kemenangan Sutada tersebut dengan skor 2-1, hingga ia berhak dengan gelar Raja Makorot 2016. Selain meraih piagam penghargaan, tropi, uang pembinaan, ia juga berhak atas cincin makorot yang terbuat dari platina dan emas.
Eka mengaku sangat puas karena jumlah peserta dan penyelenggaran yang sangat lancar. Artinya, permainan tradisional makorot masih menjadi permainan favorit. Hanya saja selama ini tidak ada wadah. ‘’Dengan agenda tahunan seperti ini mudah-mudahan pelestarian permainan tradisional khas Buleleng ini dapat terus terjaga,” kata dia. k23
Predikat ini diraih setelah ia berhasil menumbangkan sekitar 500 peserta dalam Makorot Festival 2016 di Lapangan Mayor Metra, Singaraja, Buleleng, Jumat (28/10) siang. Ia juga menang saat diadu dengan Raja Makorot 2015, Satria Wibawa Putra alias Komo dari Lingkungan Satelit, Kelurahan Banyuasri, Buleleng,
Makorot Festival III tersebut, Jumat kemarin, dengan babak semi final dan final. Pada Kamis (27/10), babak penyisihan melibatkan 500 peserta se-Bali. Peserta yang lolos ke babak semi final sudah mulai ramai dengan suporter masing-masing hingga memenuhi Lapangan Mayor Metra. Situasi semakin memanas ketika perlombaan dimulai pada pukul 09.00 Wita.
Dalam babak semi final, empat peserta terbaik diadu menjadi dua babak. Babak pertama, Gede Sutada melawan Nyoman Suarsana, pekorot asal Lingkungan Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Buleleng. Sutada berhasil menumbangkan Suarsana hanya dengan waktu kurang dari lima menit. Selanjutnya, di babak kedua, Ahmad Sugianto, pakorot asal Lingkungan Satelit, Kelurahan Banyuasri, Buleleng, melawan Putu Budiasa dari Komunitas Alay, Kelurahan Banjar Tegal.
Pertarungan makin seru, ditambah alunan gambelan Baleganjur yang mengiri pertandingan. Akhirnya, Ahmat Sugiato yang berstatus mahasiswa tersebut mengalahkan Budiasa, hingga ia meraih tiket ke babak final.
Di babak final, Ahmad Sugianto harus mengakui kelihaian Sutada dalam mengendalikan layang-layang di udara. Sutada yang berhasil sebagai juara lomba kembali diadu dengan Raja Makorot tahun 2015, Satria Wibawa Putra alias Komo. Mereka berdua beradu makorot layang-layang dengan tiga babak. Babak pertama Sutada berhasil memutuskan benang layangan Satria. Posisi pun sempat terbalik ketika di baba kedua Satria membalas memutuskan benang Sutada. Hingga di babak ketiga babak yang paling mendebarkan Sutada berhasil mengalahkan Satria dengan memutus kembali benang layangan Satria. Keduanya sempat mengalami kendala karena arus angina yang agak lemah.
Ketua Panitia Makorot Festival 2016 Eka Kresnawan ditemui di lokasi, mengatakan kemenangan Sutada tersebut dengan skor 2-1, hingga ia berhak dengan gelar Raja Makorot 2016. Selain meraih piagam penghargaan, tropi, uang pembinaan, ia juga berhak atas cincin makorot yang terbuat dari platina dan emas.
Eka mengaku sangat puas karena jumlah peserta dan penyelenggaran yang sangat lancar. Artinya, permainan tradisional makorot masih menjadi permainan favorit. Hanya saja selama ini tidak ada wadah. ‘’Dengan agenda tahunan seperti ini mudah-mudahan pelestarian permainan tradisional khas Buleleng ini dapat terus terjaga,” kata dia. k23
1
Komentar