Tewas Dianiaya Tetangga
Insiden Maut di Dusun Kubuanyar, Desa Kubutambahan
Korban Gede Mertayasa diserang menggunakan senjata badik saat baru datang ke rumah pelaku Ketut Mudrayasa untuk tanyakan masalah adiknya
SINGARAJA, NusaBali
Aksi penganiayaan maut terjadi di Dusun Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (16/11) sore. Korbannya adalah I Gede Mertayasa alias Tangkas, 38, yang tewas dianiaya tetangganya, I Ketut Mudrayasa alias Anton, 35, diduga karena dendam lama.
Informasi di lapangan, insiden maut yang menewaskan Gede Mertayasa terjadi di rumah pelaku Ketut Mudrayasa, Senin sore sekitar pukul 17.30 Wita. Peristiwa maut berawal ketika korban Mertayasa mendatangi pelaku Mudrayasa. Tujuannya, untuk menanyakan permasalahan antara pelaku dengan adik korban.
Namun, belum sempat menyampaikan maksud kedatangannya, korban Mertayasa langsung diserang oleh pelaku Mudrayasa tepat di depan pintu masuk rumahnya. Korban diserang menggunakan senjata badik. Korban Mertayasa pun tewas mengenaskan dengan luka robek pada bagian dada, luka robek di perut hingga ususnya terburai, selain juga luka parah pada kedua tangannya.
Korban Mertayasa langsung terkapar bersimbah darah dalam kondisi pingsan. Sejumlah tetangga pelaku kemudian bergegas melarikan korban IGD RSUD Buleleng dio Singaraja untuk mendapatkan penanganan medis. Sayangnya, saat tiba di RSUD Buleleng, pria berusia 38 tahun ini keburu meninggal akibat kehabisan darah oleh luka-luka di sekujur tubuhnya. Hingga tadi malam, jenazah korban penganiayaan inu masih dititip di RSUD Buleleng.
Sebaliknya, pelaku Mudrayasa kemarin sore langsung menyerahkan diri ke Polsek Kubutambahan, setelah menganiaya tetangganya hingga tewas. Pelaku Mudrayasa diamankan polisi berikut barang buktinya berupa sebilah senjata badik yang digunakan untuk menebas korban.
"Pelaku (Mudrayasa) sudah kami amankan di Mapolres Buleleng. Kami akan melimpahkan kasus ini ke Sat Reskrim Polres Buleleng untuk penanganannya lebih lanjut," ungkap Kapolsek Kubutambahan, AKP Ketut Wisnaya, saat dikonfirmasi tadi malam.
AKP Wisnaya belum bisa memastikan apa motif di balik aksi penganiayaan hingga mmenewaskan korban Mertayasa ini. Namun, dugaan sementara, kasus ini dipicu dendam lama. "Antara pelaku dan korban tidak ada hubungan keluarga. Dugaan sementara, ada dendam lama di antara mereka," jelas AKP Wisnaya.
Menurut AKP Wisnaya, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas insiden maut aniaya rekan sebanjar hingga tewas ini. Hingga tadi malam, petugas kepolisian masih melakukan olah TKP di lokasi kejadian, yakni di rumah pelaku Ketut Mudrayasa.
"Motif detailnya masih dalam penyelidikan. Informasinya, ada saling tantang hingga akhirnya korban datang ke rumah pelaku. Kemudian, pelaku menyerang korban persis di depan pintu rumahnya,” katanya. “Kasus ini masih dalam pengembangan, untuk mengetahui apakah pelaku ada unsur perencanaan atau tidak," lanjut AKP Wisnaya, sembari menyebut pelaku Ketut Mudrayasa belum resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Kubutambahan, Gede Pariadnyana, mengaku belum mengetahui pasti apa penyebab aksi penganiayaan sesama warga desanya ini. Menurut Gede Pariadnyana, baik pelaku Ketut Mudrayasa maupun korban Gede Mertayasa kesehariannya bekerja sebagai nelayan.
"Apa masalahnya hingga terjadi kasus seperti ini, belum kami tahui," ungkap Pariadnyhana saat ditemui NusaBali di RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, usai melihat kondisi korban Mertayasa, tadi malam.
Pariadnyana sendiri mengaku mendapat kabar peristiwa maut yang menewaskan Mertayasa ini, Senin petang sekitar pukul 18.30 Wita. Setelah mendapatkan informasi, Pariadnyana langsung menuju lokasi kejadian di rumah pelaku Mudrayasa. Namun, sesampainya di lokasi, korban Mertayasa sudah dilarikan ke RSUD Buleleng.
"Awalnya, saya dapat telepon ada kejadian perkelahian atau penganiayaan. Langsung saya lari ke lokasi kejadian. Tapi, saat saya tiba di lokasi, korban sudah dibawa ke RSUD Buleleng. Saya pun susul ke rumah sakit,” tandas Perbekel Kubutambahan ini. *cr75
Aksi penganiayaan maut terjadi di Dusun Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (16/11) sore. Korbannya adalah I Gede Mertayasa alias Tangkas, 38, yang tewas dianiaya tetangganya, I Ketut Mudrayasa alias Anton, 35, diduga karena dendam lama.
Informasi di lapangan, insiden maut yang menewaskan Gede Mertayasa terjadi di rumah pelaku Ketut Mudrayasa, Senin sore sekitar pukul 17.30 Wita. Peristiwa maut berawal ketika korban Mertayasa mendatangi pelaku Mudrayasa. Tujuannya, untuk menanyakan permasalahan antara pelaku dengan adik korban.
Namun, belum sempat menyampaikan maksud kedatangannya, korban Mertayasa langsung diserang oleh pelaku Mudrayasa tepat di depan pintu masuk rumahnya. Korban diserang menggunakan senjata badik. Korban Mertayasa pun tewas mengenaskan dengan luka robek pada bagian dada, luka robek di perut hingga ususnya terburai, selain juga luka parah pada kedua tangannya.
Korban Mertayasa langsung terkapar bersimbah darah dalam kondisi pingsan. Sejumlah tetangga pelaku kemudian bergegas melarikan korban IGD RSUD Buleleng dio Singaraja untuk mendapatkan penanganan medis. Sayangnya, saat tiba di RSUD Buleleng, pria berusia 38 tahun ini keburu meninggal akibat kehabisan darah oleh luka-luka di sekujur tubuhnya. Hingga tadi malam, jenazah korban penganiayaan inu masih dititip di RSUD Buleleng.
Sebaliknya, pelaku Mudrayasa kemarin sore langsung menyerahkan diri ke Polsek Kubutambahan, setelah menganiaya tetangganya hingga tewas. Pelaku Mudrayasa diamankan polisi berikut barang buktinya berupa sebilah senjata badik yang digunakan untuk menebas korban.
"Pelaku (Mudrayasa) sudah kami amankan di Mapolres Buleleng. Kami akan melimpahkan kasus ini ke Sat Reskrim Polres Buleleng untuk penanganannya lebih lanjut," ungkap Kapolsek Kubutambahan, AKP Ketut Wisnaya, saat dikonfirmasi tadi malam.
AKP Wisnaya belum bisa memastikan apa motif di balik aksi penganiayaan hingga mmenewaskan korban Mertayasa ini. Namun, dugaan sementara, kasus ini dipicu dendam lama. "Antara pelaku dan korban tidak ada hubungan keluarga. Dugaan sementara, ada dendam lama di antara mereka," jelas AKP Wisnaya.
Menurut AKP Wisnaya, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas insiden maut aniaya rekan sebanjar hingga tewas ini. Hingga tadi malam, petugas kepolisian masih melakukan olah TKP di lokasi kejadian, yakni di rumah pelaku Ketut Mudrayasa.
"Motif detailnya masih dalam penyelidikan. Informasinya, ada saling tantang hingga akhirnya korban datang ke rumah pelaku. Kemudian, pelaku menyerang korban persis di depan pintu rumahnya,” katanya. “Kasus ini masih dalam pengembangan, untuk mengetahui apakah pelaku ada unsur perencanaan atau tidak," lanjut AKP Wisnaya, sembari menyebut pelaku Ketut Mudrayasa belum resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Kubutambahan, Gede Pariadnyana, mengaku belum mengetahui pasti apa penyebab aksi penganiayaan sesama warga desanya ini. Menurut Gede Pariadnyana, baik pelaku Ketut Mudrayasa maupun korban Gede Mertayasa kesehariannya bekerja sebagai nelayan.
"Apa masalahnya hingga terjadi kasus seperti ini, belum kami tahui," ungkap Pariadnyhana saat ditemui NusaBali di RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, usai melihat kondisi korban Mertayasa, tadi malam.
Pariadnyana sendiri mengaku mendapat kabar peristiwa maut yang menewaskan Mertayasa ini, Senin petang sekitar pukul 18.30 Wita. Setelah mendapatkan informasi, Pariadnyana langsung menuju lokasi kejadian di rumah pelaku Mudrayasa. Namun, sesampainya di lokasi, korban Mertayasa sudah dilarikan ke RSUD Buleleng.
"Awalnya, saya dapat telepon ada kejadian perkelahian atau penganiayaan. Langsung saya lari ke lokasi kejadian. Tapi, saat saya tiba di lokasi, korban sudah dibawa ke RSUD Buleleng. Saya pun susul ke rumah sakit,” tandas Perbekel Kubutambahan ini. *cr75
Komentar