Bangkitkan Pariwisata Bali, Ikuti Arahan Pemerintah
I Komang Nurjaya Mahartha SS, Ketua Depeta DPD Asita Bali
DENPASAR, NusaBali
Bukan hanya hotel, restoran, ataupun daya tarik wisata (DTW) yang mengalami babak belur di masa pandemi Covid-19.
Pelaku pariwisata yang bergerak di bidang travel agent pun mengalami masa-masa sulit. Dari 403 anggota yang terdaftar pada Asita (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies), sekitar separonya masih tutup.
“Kondisinya memang berat, dan sampai saat ini masih sekitar separo travel agent yang masih tutup operasional. Mereka masih menunggu situasi membuka usahanya kembali,” kata I Komang Nurjaya Mahartha SS, Ketua Depeta (Dewan Pengawas Tata Krama) DPD Asita Bali, Senin (16/11).
Pada masa pandemi, travel agent memang tak berkutik. Padahal selama ini travel agent adalah ujung tombak pariwisata Bali karena dari sinilah muasal wisatawan masuk hotel, restoran, DTW dan-lain-lainnya. “Memang, hotel sudah ada yang langsung menerima pemesanan secara online. Namun data menunjukkan bahwa 70 persen tamu hotel masih dihandle travel agent,” ungkap owner PT Bali Flamboyan Tour ini.
Alhasil saat ini ada ribuan pekerja travel agent yang ‘menganggur.’ Jumlah pekerja travel agent sendiri bervariasi antar perusahaan, bisa hanya sekadar 2-3 orang. Namun untuk perusahaan besar bisa mencapai ratusan tenaga kerja. “Jika pukul rata masing-masing 10 pekerja, berarti terdata ada 4.000 orang terlibat di travel agent. Dan mereka adalah tulang punggung keluarga,” ungkap Komang Nurjaya.
Karena itu Komang Nurjaya mengingatkan agar travel agent juga tidak terlupakan dalam program stimulus pemulihan pariwisata Bali. “Program hibah pariwisata yang menyasar hotel dan restoran, diharapkan juga menjangkau travel agent yang selama ini menjadi ujung tombak pariwisata Bali,” imbaunya.
Di sisi lain, Komang Nurjaya menyatakan menyambut gembira langkah yang dilakukan Kemenparekraf untuk mendorong wisatawan Nusantara berbondong-bondong ke Bali. “Di saat kondisi seperti ini, memang wisatawan Nusantara yang menjadi tumpuan. Dan program seperti Big Promo berupa diskon hotel hingga kerajinan yang ditanggung pemerintah pusat akan sangat membantu,” ujarnya.
Pria yang menekuni dunia pariwisata sejak 10 tahun silam itu sendiri mengaku selama ini berfokus pada wisatawan mancanegara, khususnya Rusia. Diakui wisatawan yang didatangkan sebelum pandemi tergolong luxury dengan lenght of stay mencapai 10-14 hari. “Dulu dalam setahun bisa mendatangkan 10.000 wisatawan Rusia, sekarang kami harus menyesuaikan ikut membidik wisatawan Nusantara,” tutur insan pariwisata yang juga Kelian Banjar Eka Dharma, Desa Sumertha Kauh, Denpasar Timur ini.
Soal harapan terhadap wisatawan mancanegara, suami dari Ni Wayan Sumiati ini pun mengaku berharap 1 Desember 2020 menjadi saat wisman masuk kembali ke Bali. “Tapi itu kan juga menunggu keputusan pemerintah. Kami selalu sinergi dengan cara mendukung. Karena pemerintah pasti sudah mengkaji dan penuh pertimbangan. Jadi kami bisa memakluminya,” ujarnya.
Sementara itu terkait posisinya sekarang yang dipercaya sebagai Ketua Depeta Asita Bali, Komang Nurjaya menegaskan siap bersinergi dengan DPD Asita yang diketuai oleh Komang Takuaki Banuartha. “Kita harus bersama-sama memajukan pariwisata Bali, apalagi situasi saat ini masih pandemi. Oleh Karena itu mari bersatu bangkit gerakkan pariwisata Bali,” pinta pengusaha yang juga bergerak di usaha villa dan manajemen villa ini.
Depeta sendiri dalam struktur keorganisasian Asita sejajar dengan Ketua Asita atau mirip hubungan antara eksekutif dan legislatif dalam kepemerintahan. “Termasuk juga ketika nanti roda pariwisata sudah berjalan normal, apabila ada agen yang bodong, guide liar yang tidak sesuai legalitas, adalah kewenangan Depeta bersinergi dengan pemerintah, Satpol PP dan Polda Bali,” urainya. *mao
“Kondisinya memang berat, dan sampai saat ini masih sekitar separo travel agent yang masih tutup operasional. Mereka masih menunggu situasi membuka usahanya kembali,” kata I Komang Nurjaya Mahartha SS, Ketua Depeta (Dewan Pengawas Tata Krama) DPD Asita Bali, Senin (16/11).
Pada masa pandemi, travel agent memang tak berkutik. Padahal selama ini travel agent adalah ujung tombak pariwisata Bali karena dari sinilah muasal wisatawan masuk hotel, restoran, DTW dan-lain-lainnya. “Memang, hotel sudah ada yang langsung menerima pemesanan secara online. Namun data menunjukkan bahwa 70 persen tamu hotel masih dihandle travel agent,” ungkap owner PT Bali Flamboyan Tour ini.
Alhasil saat ini ada ribuan pekerja travel agent yang ‘menganggur.’ Jumlah pekerja travel agent sendiri bervariasi antar perusahaan, bisa hanya sekadar 2-3 orang. Namun untuk perusahaan besar bisa mencapai ratusan tenaga kerja. “Jika pukul rata masing-masing 10 pekerja, berarti terdata ada 4.000 orang terlibat di travel agent. Dan mereka adalah tulang punggung keluarga,” ungkap Komang Nurjaya.
Karena itu Komang Nurjaya mengingatkan agar travel agent juga tidak terlupakan dalam program stimulus pemulihan pariwisata Bali. “Program hibah pariwisata yang menyasar hotel dan restoran, diharapkan juga menjangkau travel agent yang selama ini menjadi ujung tombak pariwisata Bali,” imbaunya.
Di sisi lain, Komang Nurjaya menyatakan menyambut gembira langkah yang dilakukan Kemenparekraf untuk mendorong wisatawan Nusantara berbondong-bondong ke Bali. “Di saat kondisi seperti ini, memang wisatawan Nusantara yang menjadi tumpuan. Dan program seperti Big Promo berupa diskon hotel hingga kerajinan yang ditanggung pemerintah pusat akan sangat membantu,” ujarnya.
Pria yang menekuni dunia pariwisata sejak 10 tahun silam itu sendiri mengaku selama ini berfokus pada wisatawan mancanegara, khususnya Rusia. Diakui wisatawan yang didatangkan sebelum pandemi tergolong luxury dengan lenght of stay mencapai 10-14 hari. “Dulu dalam setahun bisa mendatangkan 10.000 wisatawan Rusia, sekarang kami harus menyesuaikan ikut membidik wisatawan Nusantara,” tutur insan pariwisata yang juga Kelian Banjar Eka Dharma, Desa Sumertha Kauh, Denpasar Timur ini.
Soal harapan terhadap wisatawan mancanegara, suami dari Ni Wayan Sumiati ini pun mengaku berharap 1 Desember 2020 menjadi saat wisman masuk kembali ke Bali. “Tapi itu kan juga menunggu keputusan pemerintah. Kami selalu sinergi dengan cara mendukung. Karena pemerintah pasti sudah mengkaji dan penuh pertimbangan. Jadi kami bisa memakluminya,” ujarnya.
Sementara itu terkait posisinya sekarang yang dipercaya sebagai Ketua Depeta Asita Bali, Komang Nurjaya menegaskan siap bersinergi dengan DPD Asita yang diketuai oleh Komang Takuaki Banuartha. “Kita harus bersama-sama memajukan pariwisata Bali, apalagi situasi saat ini masih pandemi. Oleh Karena itu mari bersatu bangkit gerakkan pariwisata Bali,” pinta pengusaha yang juga bergerak di usaha villa dan manajemen villa ini.
Depeta sendiri dalam struktur keorganisasian Asita sejajar dengan Ketua Asita atau mirip hubungan antara eksekutif dan legislatif dalam kepemerintahan. “Termasuk juga ketika nanti roda pariwisata sudah berjalan normal, apabila ada agen yang bodong, guide liar yang tidak sesuai legalitas, adalah kewenangan Depeta bersinergi dengan pemerintah, Satpol PP dan Polda Bali,” urainya. *mao
Komentar