Dua Bocah Keracunan Ikan Buntek, 1 Tewas
SINGARAJA, NusaBali
Dua bocah perempuan bersaudara sepupu di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng diduga keracunan usai santap kerupuk kulit ikan buntek, Selasa (17/11).
Korban Putu Ayu Mita Sari, 11, akhirnya meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng di Singaraja. Sedangkan adik sepupunya, Ketut Alistya Tini Putri, 5, selamat dari maut dan kini masih dalam perawatan di RSUD Buleleng.
Informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa maut dua bocah ini ber-mula Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita ketika korban Putu Ayu Mita Sari bermain ke rumah bocah Ketut Alisya Tini Putri di Banjar Dinas Yeh Oanes, Desa Pemuteran. Kedua bocah ini kemudian memakan kerupuk kulit ikan buntek dalam toples di rumah korban Ketut Alistya.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 08.00 Wita, kedua bocah perempuan beda usia terpaut 6 tahun ini mulai merasakan gejala keracunan. Ketut Ayu Mita, bocah SD berusia 11 tahun, mengalami muntah-muntah dan langsung lemas. Demikian pula korban Ketut Alistya, bocah perempuan berusia 5 tahun. Melihat kejadian tersebut, ayah dari Ketut Alistya, yakni Kadek Swandia, mengajak kedua bocah tersebut ke Puskesmas II Gerokgak di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, untuk mendapatkan penanganan medis.
Karena kondisinya cukup parah, kedua bocah keracunan ini kemudian diujuk ke RSUD Buleleng di Singaraja oleh petugas medis Puskesmas II Gerokgak. Sayangnya, nyawa korban Ketut Ayu gagal diselamatkan. Bocah berusia 11 tahun ini dinyatakan meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng, Selasa siang sekitar pukul 12.30 Wita. Sorenya, jenazah bocah Ketut Ayu dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Loka Segara, Desa Pemuteran. Sebaliknya, bocah Ketut Alistya masih dirawat di RSUD Buleleng. Bocah berusia 5 tahun ini kemarin dalam kondisi sa-dar.
Kapolsek Gerokgak, Kompol Made Widana, mengatakan pihaknya mendapat laporan peristiwa dugaan keracunan kerupuk kulit ikat buntek tersebut Selasa siang sekitar pukul 13.00 Wita. "Kedua bocah korban keracunan ini masih ada hubungan keluarga dekat. Keluarga mereka sudah menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tidak tuntut menuntut," ungkap Kompol Widana saat dihubungi di Singaraja, kemarin sore.
Kompol Widana mengaku sudah mendatangi rumah duka di Banjar Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak untuk berbela sungkawa, sekaligus juga memberikam tali kasih berupa bantuan sembako. Bantuan diserahkan kepada ayah korban Ketut Ayu, Gede Arya. "Kami berharap keluarga yang ditinggalkan korban diberikan ketabahan," harap Kompol Widana.
Sementara itu, Camat Gerokgak, Made Juartawan, mengatakan jenazah bocah korban keracunan sudah dibawa keluarganya dario RSUD Buleleng ke rumah duka di Banjar Loka Segara, Desa Pemuteran, Selasa sore, untuk disemayamkan. Rencananya, jenazah korban akan diupacari keluarganya pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11) besok. “Ya, jenazah akan diupacari hari Kamis,” jelas Camat Made Juartawan saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa sore.
Juartawan mengimbau masyarakat di Kecamatan Gerokgak agar tidak sembarangan mengkonsumsi makanan olahan ikan buntek, supaya tidak terulang musibah serupa. “Ikan buntek berbahaya untuk dikonsumsi jika tidak diolah atau dipotong dengan benar, karena beberapa bagian mengandung racun,” katanya. *cr75
Informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa maut dua bocah ini ber-mula Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita ketika korban Putu Ayu Mita Sari bermain ke rumah bocah Ketut Alisya Tini Putri di Banjar Dinas Yeh Oanes, Desa Pemuteran. Kedua bocah ini kemudian memakan kerupuk kulit ikan buntek dalam toples di rumah korban Ketut Alistya.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 08.00 Wita, kedua bocah perempuan beda usia terpaut 6 tahun ini mulai merasakan gejala keracunan. Ketut Ayu Mita, bocah SD berusia 11 tahun, mengalami muntah-muntah dan langsung lemas. Demikian pula korban Ketut Alistya, bocah perempuan berusia 5 tahun. Melihat kejadian tersebut, ayah dari Ketut Alistya, yakni Kadek Swandia, mengajak kedua bocah tersebut ke Puskesmas II Gerokgak di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, untuk mendapatkan penanganan medis.
Karena kondisinya cukup parah, kedua bocah keracunan ini kemudian diujuk ke RSUD Buleleng di Singaraja oleh petugas medis Puskesmas II Gerokgak. Sayangnya, nyawa korban Ketut Ayu gagal diselamatkan. Bocah berusia 11 tahun ini dinyatakan meninggal dalam perawatan di RSUD Buleleng, Selasa siang sekitar pukul 12.30 Wita. Sorenya, jenazah bocah Ketut Ayu dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Loka Segara, Desa Pemuteran. Sebaliknya, bocah Ketut Alistya masih dirawat di RSUD Buleleng. Bocah berusia 5 tahun ini kemarin dalam kondisi sa-dar.
Kapolsek Gerokgak, Kompol Made Widana, mengatakan pihaknya mendapat laporan peristiwa dugaan keracunan kerupuk kulit ikat buntek tersebut Selasa siang sekitar pukul 13.00 Wita. "Kedua bocah korban keracunan ini masih ada hubungan keluarga dekat. Keluarga mereka sudah menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tidak tuntut menuntut," ungkap Kompol Widana saat dihubungi di Singaraja, kemarin sore.
Kompol Widana mengaku sudah mendatangi rumah duka di Banjar Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak untuk berbela sungkawa, sekaligus juga memberikam tali kasih berupa bantuan sembako. Bantuan diserahkan kepada ayah korban Ketut Ayu, Gede Arya. "Kami berharap keluarga yang ditinggalkan korban diberikan ketabahan," harap Kompol Widana.
Sementara itu, Camat Gerokgak, Made Juartawan, mengatakan jenazah bocah korban keracunan sudah dibawa keluarganya dario RSUD Buleleng ke rumah duka di Banjar Loka Segara, Desa Pemuteran, Selasa sore, untuk disemayamkan. Rencananya, jenazah korban akan diupacari keluarganya pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11) besok. “Ya, jenazah akan diupacari hari Kamis,” jelas Camat Made Juartawan saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa sore.
Juartawan mengimbau masyarakat di Kecamatan Gerokgak agar tidak sembarangan mengkonsumsi makanan olahan ikan buntek, supaya tidak terulang musibah serupa. “Ikan buntek berbahaya untuk dikonsumsi jika tidak diolah atau dipotong dengan benar, karena beberapa bagian mengandung racun,” katanya. *cr75
1
Komentar