VesBar, Bar Minuman Tanpa Alkohol di Atas Vespa Jadul
DENPASAR, NusaBali
Saat mendengar kata bar, pikiran masyarakat pada umumnya akan tertuju pada sebuah tempat memesan minuman yang identik dengan alkohol.
Namun, tidak demikian halnya dengan VesBar atau Vespa Bar, sebuah bar keliling di atas vespa. Vespa Super tahun 1977 yang memuat bar di atasnya ini merupakan inisiatif dari Made Sudarsana dan Putu Yukti Prayoga. Made Sudarsana, merupakan seorang musisi yang sebelumnya aktif mengisi acara musik di kafe-kafe, sementara Putu Yukti Prayoga adalah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dipulangkan karena pandemi Covid-19.
Berbekal keterampilan bermusik oleh Made Sudarsana dan meracik minuman oleh Putu Yukti Prayoga, keduanya menggabungkan ide ini. Sebelumnya, beberapa perlengkapan telah dimiliki, seperti vespa dan sound system milik Made Sudarsana, dan peralatan bar yang dimiliki oleh Yukti Prayoga.
Modifikasi pada vespa kemudian dilakukan untuk menambah gerobak bar, yang menghabiskan modal sekitar Rp 2,5 juta. Dan jadilah, Vespa Bar ini mulai beroperasi di bulan Juli 2020. “Ini dengan desainnya dari saya, dan dia (Yukti) ngasih tahu ini tempat botol nanti di sini, tempat shaker di sini,” ujar Made Sudarsana.
“Karena saya basic-nya di bar jadi tahulah tempat minuman seperti di bar-bar itu, saya kasih desainnya seperti ini, ada tempat jus, tempat es,” lanjut Yukti Prayoga saat keduanya ditemui di lokasinya berjualan, Jalan Bukit Tunggal, Denpasar Barat, Selasa (17/11).
Minuman-minuman yang dihadirkan merupakan kreasi mocktail dengan nama-nama yang mendeskripsikan Bali. Seperti Bali Green yang terinspirasi dari ungkapan Go Green oleh rekan-rekan musisinya, Bali Ocean yang bernuansa biru, Bali Sunset yang merepresentasikan sunset di Bali, mojito, dan kopi ala coffee shop.
Jadi, meski bernamakan bar, namun minuman-minuman yang disajikan di sini jauh dari kata alkohol. “Nama Vesbar itu sangat catchy (menarik) banget, jadi cepat diingat di kepala orang. Asumsi orang itu berpikir VesBar itu pasti jual alkohol. Nah itu yang masih sulit buat kami untuk membuat image kalau ini bukan bar alkohol,” jelas Sudarsana.
Dalam memperkenalkan VesBar yang menu-menunya tanpa alkohol dan ramah untuk segala usia ini, Made Sudarsana memiliki sebuah program. Program tersebut, yakni adanya music class gratis selama 30 menit oleh Made Sudarsana kepada anak-anak umur 5-10 tahun setiap pembelian 1 cup minuman VesBar.
Pelatihan musik gitar dan keyboard ini dilakukan di rumahnya yang juga berlokasi di Jalan Bukit Tunggal, di dekat lokasinya biasa berjualan. “On the spot, di sini setiap hari kita buka. Jadi saya mengubah pemikiran orang bahwa ini bar bukan alkohol, jadi saya buka untuk anak-anak,” terang pria yang juga seorang musisi dan MC ini.
Pada dua bulan awal beroperasinya, Vespa Bar berjualan di Lapangan Puputan. Sempat pula VesBar ini beroperasi di Pantai Kuta. Namun di kedua lokasi tersebut VesBar dan pedagang-pedagang lainnya kerap dikejar-kejar oleh petugas Satpol PP. “Akhirnya kita menuju teman-teman musisi saya yang latihan musik, saya telepon semua yang punya studio. Kalau studionya ramai, kita boleh nggak nongkrong. Akhirnya dikasih sama teman-teman musisi,” kenang Sudarsana.
Sering pula, VesBar berkolaborasi dengan angkringan-angkringan penjual makanan lainnya. Kini, selain rajin mangkal di Sunday Market hari Minggu di Kebon Vintage Cars dan lokasi biasanya di Jalan Bukit Tunggal, Denpasar Barat, Vespa Bar sering menerima panggilan untuk mengisi acara-acara tertentu. “Acara-acara ulang tahun, nikahan, arisan, apalagi itu yang muda-muda suka manggang di rumah, kita siap dipanggil, dibooking, di-BO,” seloroh Yukti Prayoga. *cr74
Berbekal keterampilan bermusik oleh Made Sudarsana dan meracik minuman oleh Putu Yukti Prayoga, keduanya menggabungkan ide ini. Sebelumnya, beberapa perlengkapan telah dimiliki, seperti vespa dan sound system milik Made Sudarsana, dan peralatan bar yang dimiliki oleh Yukti Prayoga.
Modifikasi pada vespa kemudian dilakukan untuk menambah gerobak bar, yang menghabiskan modal sekitar Rp 2,5 juta. Dan jadilah, Vespa Bar ini mulai beroperasi di bulan Juli 2020. “Ini dengan desainnya dari saya, dan dia (Yukti) ngasih tahu ini tempat botol nanti di sini, tempat shaker di sini,” ujar Made Sudarsana.
“Karena saya basic-nya di bar jadi tahulah tempat minuman seperti di bar-bar itu, saya kasih desainnya seperti ini, ada tempat jus, tempat es,” lanjut Yukti Prayoga saat keduanya ditemui di lokasinya berjualan, Jalan Bukit Tunggal, Denpasar Barat, Selasa (17/11).
Minuman-minuman yang dihadirkan merupakan kreasi mocktail dengan nama-nama yang mendeskripsikan Bali. Seperti Bali Green yang terinspirasi dari ungkapan Go Green oleh rekan-rekan musisinya, Bali Ocean yang bernuansa biru, Bali Sunset yang merepresentasikan sunset di Bali, mojito, dan kopi ala coffee shop.
Jadi, meski bernamakan bar, namun minuman-minuman yang disajikan di sini jauh dari kata alkohol. “Nama Vesbar itu sangat catchy (menarik) banget, jadi cepat diingat di kepala orang. Asumsi orang itu berpikir VesBar itu pasti jual alkohol. Nah itu yang masih sulit buat kami untuk membuat image kalau ini bukan bar alkohol,” jelas Sudarsana.
Dalam memperkenalkan VesBar yang menu-menunya tanpa alkohol dan ramah untuk segala usia ini, Made Sudarsana memiliki sebuah program. Program tersebut, yakni adanya music class gratis selama 30 menit oleh Made Sudarsana kepada anak-anak umur 5-10 tahun setiap pembelian 1 cup minuman VesBar.
Pelatihan musik gitar dan keyboard ini dilakukan di rumahnya yang juga berlokasi di Jalan Bukit Tunggal, di dekat lokasinya biasa berjualan. “On the spot, di sini setiap hari kita buka. Jadi saya mengubah pemikiran orang bahwa ini bar bukan alkohol, jadi saya buka untuk anak-anak,” terang pria yang juga seorang musisi dan MC ini.
Pada dua bulan awal beroperasinya, Vespa Bar berjualan di Lapangan Puputan. Sempat pula VesBar ini beroperasi di Pantai Kuta. Namun di kedua lokasi tersebut VesBar dan pedagang-pedagang lainnya kerap dikejar-kejar oleh petugas Satpol PP. “Akhirnya kita menuju teman-teman musisi saya yang latihan musik, saya telepon semua yang punya studio. Kalau studionya ramai, kita boleh nggak nongkrong. Akhirnya dikasih sama teman-teman musisi,” kenang Sudarsana.
Sering pula, VesBar berkolaborasi dengan angkringan-angkringan penjual makanan lainnya. Kini, selain rajin mangkal di Sunday Market hari Minggu di Kebon Vintage Cars dan lokasi biasanya di Jalan Bukit Tunggal, Denpasar Barat, Vespa Bar sering menerima panggilan untuk mengisi acara-acara tertentu. “Acara-acara ulang tahun, nikahan, arisan, apalagi itu yang muda-muda suka manggang di rumah, kita siap dipanggil, dibooking, di-BO,” seloroh Yukti Prayoga. *cr74
1
Komentar