Pemakaman Dihadiri Try Sutrisno hingga Agum Gumelar
Jenazah Putera Astaman Dimakamkan secara Militer di TMK Kalibata
JAKARTA, NusaBali
Jenazah Mayjen Pol (Purn) Drs I Gusti Made Putera Astaman, 82, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (18/11) siang.
Pemakaman jenazah salah satu putra terbaik Bali di TMP Kalibata, kemarin siang pukul 11.30 WIB, dihadiri langsung Wakil Presiden RI 1993-1998, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.
Makam IGM Putera Astaman di Blok HI TMP Kalibata posisinya bersebelahan dengan Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) 2016-2019, Mayjen (Purn) Dr I Gde Nyoman Arsana SE MM PSC, yang telah lebih dulu meninggal 13 Juli 2020 lalu. Jenazah Putera Astaman dimakamkan secara militer. Ketika meninggalkan rumah duka di Jalan Durian No 12 Jagakarsa, Jakarta Selatan, jenazah dilepas secara militer oleh Irjen Pol Tomsi Tohir. Saat rombongan keluarga sampai di lokasi TMP Kalibata, juga langsung disambut petugas kepolisian untuk menuju liang lahat.
Pantauan NusaBali, selain Wapres Try Sutrisno, pemakaman jenazah Putera Astaman juga dihadiri mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri, mantan Kadiv Hubungan Internasional Mabes Polri Irjen Pol (Purn) I Ketut Untung Yoga Ana, Ketua PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Jendral TNI (Purn) Agum Gumelar, hingga musisi I Wayan Balawan.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Militer adalah Staf Ahli Sosbud Kapolri Irjen Pol Drs Priyo Widyanto MM. Menurut Irjen Priyo, Putera Astaman adalah sosok purnawirawan Polri yang bisa menjadi panutan bagi para anggota yang masih aktif di kepolisian.
"Mudah-mudahan apa yang telah beliau torehkan mendapat ganjaran setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami yang aktif, semoga bisa mengikuti jejak dan langkah beliau selama aktif di kepolisian," ujar Irjen Priyo usai pemakaman di TMP Kalibata kemarin. Irjen Priyo mengaku punya kesamaan dengan Putera Astaman. "Kami sama-sama mantan Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel). Saya sendiri sebagai Kapolda Sumsel tahun 2019 lalu," katanya.
Sedangkan Wapres (1993-1998) Try Sutrisno mengaku banyak memiliki kenangan bersama almarhum Putera Astaman. Try Sutrisni mengenal Putera Astaman sejak masih muda. Baginya, Putera Astaman adalah orang yang selalu aktif. Bahkan, menjelang meninggal dunia di IGD RS Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/11) malam pukul 19.00 WIB, Putera Astama masih aktif dalam kegiatan Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), organisasi yang selalu sosialisasikan bahaya narkoba, didirikan oleh Ibu Tien Soeharto tahun 1978. Putera Astaman adalah Ketua Umum BERSAMA dua kali periode (1994-1998, 2016-2020).
"Beliau pejuang tulen. Aktif sampai purnawira serta setia kepada nusa dan bangsa. Dulu beliau pembina Pramuka, kemudian BERSAMA. Beliau meninggal saat memimpin rapat BERSAMA," papar Try Sutrisno.
Terakhir, Try Sutrisno bertemu Putera Astaman Oktober 2020 lalu. "Saya ketemu beliau terakhir saat peringatan Ultah BERSAMA. Beliau sebagai ketua umum, saya Pembina BERSAMA. Beliau kader yang teladan. Semoga generasi muda bisa mencontoh keteladanannya," tegas mantan Panglima ABRI ini.
Sedangkan Ketum Pepabri, Agum Gumelar, menyatakan dirinya dan Putera Astaman sama-sama aktif di Pepabri, sehingga punya banyak kenangan. Putera Astaman disebutnya sebagai purnawirawan Polri yang sangat idealis. "Jika melihat yang tidak benar, ada rasa kuat beliau ingin memperbaiki. Itu sifat idealismenya. Di Pepabri, beliau sebagai Wantim. Ketika rapat, beliau selalui mewarnai suasana. Jadi, rapat lebih dinamis jika ada beliau," kenang Agum Gumelar.
Sementara itu, anak sulung Putera Astaman, AA Ngurah Wirawan, sangat berterima kasih atas kedatangan para tokoh nasional dan masyarakat saat acara pemakaman jenazah ayahnya. Wirawan tidak mengira atensi para tokoh nasional cukup besar, meski sebenarnya dilakukan pembatasan jumlah hadirin lantaran masih pandemi Covid-19. "Saya berterimakasih dan bersyukur sekali atas atensi yang tinggi dari Pak Try Sutrisno, Pak Agum Gumelar, Pak Hendarso, dan masyarakat lain yang hadir di pemakaman," ujar Wirawan
Putera Astama sendiri adalah purnawirawan perwiri tinggi Polri kelahiran Denpasar, 10 Juni 1938. Tokoh asal Banjar Kaliungu Kaja, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini merupakan anak kedua dari 6 bersaudara pasangan AA Ketut Mas Tokar dan AA Putu Rai. Dari pernikahannya dengan I Gusti Ayu Made Sutiti, Putera Astaman dikaruniai 4 orang anak, masing-masing AA Ngurah Wirawan, AA Mas Wirajaya, AA Mayun Wirastiti, dan AA Ngurah Agung Wirayudha.
Hingga meninggal dunia, 13 November 2020 lalu, Putera Astaman masih menjabat Ketua Umum Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA). Saat masih dinas di kepolisian, Putra Astama sempat menjadi Kapolda Sulselra (1986-1988) dan Kapolda Sumbagsel (1989-1991). Almarhum sempat menerima Bintang Bhayang-kara Pratama dari Presiden RI. *k22
Makam IGM Putera Astaman di Blok HI TMP Kalibata posisinya bersebelahan dengan Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) 2016-2019, Mayjen (Purn) Dr I Gde Nyoman Arsana SE MM PSC, yang telah lebih dulu meninggal 13 Juli 2020 lalu. Jenazah Putera Astaman dimakamkan secara militer. Ketika meninggalkan rumah duka di Jalan Durian No 12 Jagakarsa, Jakarta Selatan, jenazah dilepas secara militer oleh Irjen Pol Tomsi Tohir. Saat rombongan keluarga sampai di lokasi TMP Kalibata, juga langsung disambut petugas kepolisian untuk menuju liang lahat.
Pantauan NusaBali, selain Wapres Try Sutrisno, pemakaman jenazah Putera Astaman juga dihadiri mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri, mantan Kadiv Hubungan Internasional Mabes Polri Irjen Pol (Purn) I Ketut Untung Yoga Ana, Ketua PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Jendral TNI (Purn) Agum Gumelar, hingga musisi I Wayan Balawan.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Militer adalah Staf Ahli Sosbud Kapolri Irjen Pol Drs Priyo Widyanto MM. Menurut Irjen Priyo, Putera Astaman adalah sosok purnawirawan Polri yang bisa menjadi panutan bagi para anggota yang masih aktif di kepolisian.
"Mudah-mudahan apa yang telah beliau torehkan mendapat ganjaran setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami yang aktif, semoga bisa mengikuti jejak dan langkah beliau selama aktif di kepolisian," ujar Irjen Priyo usai pemakaman di TMP Kalibata kemarin. Irjen Priyo mengaku punya kesamaan dengan Putera Astaman. "Kami sama-sama mantan Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel). Saya sendiri sebagai Kapolda Sumsel tahun 2019 lalu," katanya.
Sedangkan Wapres (1993-1998) Try Sutrisno mengaku banyak memiliki kenangan bersama almarhum Putera Astaman. Try Sutrisni mengenal Putera Astaman sejak masih muda. Baginya, Putera Astaman adalah orang yang selalu aktif. Bahkan, menjelang meninggal dunia di IGD RS Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/11) malam pukul 19.00 WIB, Putera Astama masih aktif dalam kegiatan Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), organisasi yang selalu sosialisasikan bahaya narkoba, didirikan oleh Ibu Tien Soeharto tahun 1978. Putera Astaman adalah Ketua Umum BERSAMA dua kali periode (1994-1998, 2016-2020).
"Beliau pejuang tulen. Aktif sampai purnawira serta setia kepada nusa dan bangsa. Dulu beliau pembina Pramuka, kemudian BERSAMA. Beliau meninggal saat memimpin rapat BERSAMA," papar Try Sutrisno.
Terakhir, Try Sutrisno bertemu Putera Astaman Oktober 2020 lalu. "Saya ketemu beliau terakhir saat peringatan Ultah BERSAMA. Beliau sebagai ketua umum, saya Pembina BERSAMA. Beliau kader yang teladan. Semoga generasi muda bisa mencontoh keteladanannya," tegas mantan Panglima ABRI ini.
Sedangkan Ketum Pepabri, Agum Gumelar, menyatakan dirinya dan Putera Astaman sama-sama aktif di Pepabri, sehingga punya banyak kenangan. Putera Astaman disebutnya sebagai purnawirawan Polri yang sangat idealis. "Jika melihat yang tidak benar, ada rasa kuat beliau ingin memperbaiki. Itu sifat idealismenya. Di Pepabri, beliau sebagai Wantim. Ketika rapat, beliau selalui mewarnai suasana. Jadi, rapat lebih dinamis jika ada beliau," kenang Agum Gumelar.
Sementara itu, anak sulung Putera Astaman, AA Ngurah Wirawan, sangat berterima kasih atas kedatangan para tokoh nasional dan masyarakat saat acara pemakaman jenazah ayahnya. Wirawan tidak mengira atensi para tokoh nasional cukup besar, meski sebenarnya dilakukan pembatasan jumlah hadirin lantaran masih pandemi Covid-19. "Saya berterimakasih dan bersyukur sekali atas atensi yang tinggi dari Pak Try Sutrisno, Pak Agum Gumelar, Pak Hendarso, dan masyarakat lain yang hadir di pemakaman," ujar Wirawan
Putera Astama sendiri adalah purnawirawan perwiri tinggi Polri kelahiran Denpasar, 10 Juni 1938. Tokoh asal Banjar Kaliungu Kaja, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini merupakan anak kedua dari 6 bersaudara pasangan AA Ketut Mas Tokar dan AA Putu Rai. Dari pernikahannya dengan I Gusti Ayu Made Sutiti, Putera Astaman dikaruniai 4 orang anak, masing-masing AA Ngurah Wirawan, AA Mas Wirajaya, AA Mayun Wirastiti, dan AA Ngurah Agung Wirayudha.
Hingga meninggal dunia, 13 November 2020 lalu, Putera Astaman masih menjabat Ketua Umum Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA). Saat masih dinas di kepolisian, Putra Astama sempat menjadi Kapolda Sulselra (1986-1988) dan Kapolda Sumbagsel (1989-1991). Almarhum sempat menerima Bintang Bhayang-kara Pratama dari Presiden RI. *k22
1
Komentar