Pesilat PON Bali Minta Lapangan Umum Dibuka
DENPASAR, NusaBali
Pesilat peraih tiket PON Papua XX/2021 berharap lapangan umum dibuka kembali.
Pasalnya, pasca Pandemi Covid-19 lapangan umum seperti Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar ditutup.
Padahal lapangan itu digunakan sebagai tempat latihan atlet PON Bali. Akibatnya, atlet yang selama ini menjalani latihan di lapangan itu terpaksa menjalani latihan mandiri di rumah. Sebab, jika dipaksakan menggelar latihan di tempat tertutup seperti GOR ada kekawatiran tersendiri, sehingga menggunakan lapangan umum terbuka.
"Para pesilat memang menginginkan lapangan umum segera dibuka. Karena akan digunakan sebagai tempat latihan. Kalau tempatnya tertutup, kami was-was. Apalagi ventilasinya sangat terbatas. Makanya, latihan di tempat terbuka jadi opsi utama," ucap pelatih kepala Pencak Silat PON Bali, I Gusti Made Semarajaya, Kamis (19/11).
Selama lapangan umum ditutup karena Covid-19, Made Semarajaya meminta untuk sementara latihan individu atlet dilaporkan lewat WhatsApp Group. Semua itu karena lapangan umum masih ditutup. Padahal atlet sudah berkeinginan melakukan latihan tatap muka kembali.
"Sebelumnya sudah sempat katihan bersama. Tapi lapangan malah ditutup kembali," tegas Gusti Semarajaya.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Provinsi Bali itu menyebutkan, kenapa harus latihan bersama, karena pencak silat memiliki beban yang berat di PON Papua. Sebab para pesilat ditarget meraih 4 medali emas, sehingga harus kerja keras saat latihan.
"Kalau latihan saja tidak maksimal, kami cenderung pesimis dengan beban target empat emas itu. Dan, untuk menambah keyakinan mewujudkan 4 medali emas, latihan harus dimaksimalkan. Solusinya, latihan saat ini digelar di tempat terbuka. Sehingga udara tetap lancar," terang Gusti Semarajaya.
Pria asal Petang Badung itu berharap minimal atlet dapat latihan tatap muka dua kali sebulan. Lalu volume latihan ditingkatkan. Menurut Semarajaya, dirinya memiliki keyakinan kemampuan atletnya. SebaDinilai semuanya memiliki tanggungjawab sendiri, sehingga keinginan itu muncul dari atlet itu sendiri. *dek
Padahal lapangan itu digunakan sebagai tempat latihan atlet PON Bali. Akibatnya, atlet yang selama ini menjalani latihan di lapangan itu terpaksa menjalani latihan mandiri di rumah. Sebab, jika dipaksakan menggelar latihan di tempat tertutup seperti GOR ada kekawatiran tersendiri, sehingga menggunakan lapangan umum terbuka.
"Para pesilat memang menginginkan lapangan umum segera dibuka. Karena akan digunakan sebagai tempat latihan. Kalau tempatnya tertutup, kami was-was. Apalagi ventilasinya sangat terbatas. Makanya, latihan di tempat terbuka jadi opsi utama," ucap pelatih kepala Pencak Silat PON Bali, I Gusti Made Semarajaya, Kamis (19/11).
Selama lapangan umum ditutup karena Covid-19, Made Semarajaya meminta untuk sementara latihan individu atlet dilaporkan lewat WhatsApp Group. Semua itu karena lapangan umum masih ditutup. Padahal atlet sudah berkeinginan melakukan latihan tatap muka kembali.
"Sebelumnya sudah sempat katihan bersama. Tapi lapangan malah ditutup kembali," tegas Gusti Semarajaya.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Provinsi Bali itu menyebutkan, kenapa harus latihan bersama, karena pencak silat memiliki beban yang berat di PON Papua. Sebab para pesilat ditarget meraih 4 medali emas, sehingga harus kerja keras saat latihan.
"Kalau latihan saja tidak maksimal, kami cenderung pesimis dengan beban target empat emas itu. Dan, untuk menambah keyakinan mewujudkan 4 medali emas, latihan harus dimaksimalkan. Solusinya, latihan saat ini digelar di tempat terbuka. Sehingga udara tetap lancar," terang Gusti Semarajaya.
Pria asal Petang Badung itu berharap minimal atlet dapat latihan tatap muka dua kali sebulan. Lalu volume latihan ditingkatkan. Menurut Semarajaya, dirinya memiliki keyakinan kemampuan atletnya. SebaDinilai semuanya memiliki tanggungjawab sendiri, sehingga keinginan itu muncul dari atlet itu sendiri. *dek
1
Komentar