Hujan Es Bikin Geger Warga di Desa Pelaga
MANGUPURA, NusaBali
Geger hujan es terjadi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (19/11) siang sekitar pukul 13.00 Wita.
Hujan es hanya terjadi di dua banjar bertetangga di Desa Pelaga, yakni Banjar Tinggan dan Banjar Pelaga. Versi BBMKG Wilayah III Denpasar, hujan es ini adalah fenomena biasa yang dipicu adanya awan konvektif.
Menurut keterangan seorang warga Desa Pelaga, I Wayan Arsa, sebelum hujan es, awalnya terjadi hujan lebat disertai angin kencang. “Kemudian, siang sekitar pukul 13.00 Wita mulai berjatuhan es sebesar kelereng,” ungkap Wayan Arsa. Menurut Wayan Arsa, hujan es ini bgerlangsung sekitar 30 menit sampai pukul 13.30 Wita. “Habis itu, hujan reda, tak ada lagi es berjatuhan,” katanya.
Paparan senada juga disampaikan I Made Dwiky Diaz Sukarma, warga Desa Pelaga lainnya. Diaz Sukarma mengatakan, hujan es itu terjadi hanya terjadi di dua banjar. Awalnya hujanya seperti biasa, lalu terjadi hujan es di mana esnya kecil-kecil," kata Sukarma saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.
Dikonfirmasi terpisah, Pejabat Perbekel Pelaga, I Made Sandu, juga membenarkan telah terjadi hujan es di wilayahnya. “Benar tadi sempat terjadi hujan es yang disertai angin kencang,” kata Made Sindu.
Menurut Made Sindu, hingga kemarin sore pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh hujan es tersebut. “Butiran es yang jatuh langsung pecah. Sejauh ini belum ada laporan kerusakan bangunan atau rumah warga akibat hujan es reda," katanya.
Video fenomena langka hujan es di Desa Pelaga itu sendiri viral melalui media sosial. Banyak etizen yang memberikan komentar kondisi sebaliknya di Kota Denpasar, yang cuacanya justru panas, Kamis kemarin.
Sementara itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyatakan periostiwa hujan es di Desa Pelaga merupakan cuaca alamiah yang biasa. Fenomena hujan es terjadi karena adanya awan konvektif yang ada di sekitar wilayah terdampak.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman, mengatakan awan konvektif yang memunculkan hujan es biasanya terjadi saat musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Bisa juga terjadi saat musim hujan.
Iman menyebutkan, biasanya awan konvektif itu menyebabkan hujan lebat disertai kilat, angin kencang, dan juga hujan es yang berdurasi singkat. "Kenapa sampai ada awan konvektif itu? Ya, karena akumulasi uap air jadi awan yang terjadi di wilayah yang mengalami hujan es itu," papar Iman saat dikonfirmasui NusaBali, tadi malam.
Menurut Iman, berdasarkan pantauan yangnya melalui citra satelit, awan konvektif di wilayah Kecamatan Petang, Kamis kemarin, terjadi antara pukul 13.00 Wita hingga 14.00 Wita. Dari pengamatan citra radar cuaca, tertangkap ada fenomena hujan lebat yang bisa saja hujan es. "Fenomena hujan es itu biasa saja. Tidak ada menunjukkan pratanda atau kejadian lainnya. Ya, murni karena adanya awan konvektif tadi," beber Iman.
Iman berharap masyarakat Desa Pelaga tidak resah, apalagi panik, dengan kondisi hujan es kemarin. Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan sumber informasi dari instansi berwenang. "Jangan sampai termakan hoax, karena informasi kejadian seperti ini bisa saja dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk kinin resah," katanya. *dar
1
Komentar