Terminal Loka Srana Berstatus 'Terminal Sementara'
Terminal Loka Srana Bangli hanya berstatus ‘terminal sementara’, karena belum berfungsi maksimal.
BANGLI, NusaBali
Bagian terminal hanya areal bagian timur. Selebihnya sekitar tiga perempat dari keselurahan areal terminal masih menjadi pasar, yakni pasar umum dan pasar senggol. Informasinya, tidak banyak armada angkutan desa (angdes) yang mau mangkal. Hal itu disebabkan areal terminal yang dirasakan tidak nyaman, karena kondisinya belum tertata. “Hampir tidak angkot (angdes) yang masuk mangkal ke sana,” ujar sumber di Bangli, Minggu (30/10).
Lanjutnya, para awak angkot lebih suka antre di jalanan di sebelah timur terminal, menanti penumpang yang sebagian besar dari Pasar Kidul Bangli. Hal itu dilakukan kalangan sopir angkot sejak Terminal Loka Srana berubah fungsi jadi pasar, setelah terbakarnya Pasar Kidul 2012. “Kalau dulu angkot memang masuk terminal. Setelah Pasar Kidul terbakar, tidak lagi,” ungkapnya.
Dikatakan, belakangan para awak angkot diminta masuk terminal untuk antre. Tujuannya untuk membiasakan kembali awak angkot antre di dalam terminal, tidak lagi ‘ngetem’ (tunggu penumpang) di pinggir jalan. “Belum banyak yang masuk terminal,” tambah sumber tersebut.
Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Kadishubkominfo) Kabupaten Bangli I Gede Arta, menyatakan, penetapan ‘terminal sementara’ sudah sejak beberapa waktu lalu. Status terminal sementara, sampai nanti rampungnya perbaikan Pasar Kidul dan relokasi pedagang secara keseluruhan. Di Terminal Loka Srana juga akan dilakukan perbaikan. “Tahun 2017 nanti,” imbuhnya.
Meski berstatus sementara, Arta menyatakan sistem antrean sudah berlaku. Semua angkot sudah masuk ke terminal menunggu giliran antrean. “Kalau dulu memang di luar antrenya,” kata Arta. Hanya memang, antrean berlangsung setengah hari saja, yakni dari pagi sampai siang hari. Sedang sore, tidak lagi dengan sistem antre. “Karena itu sore hari pasti sepi di terminal,” ujarnya. k17
Bagian terminal hanya areal bagian timur. Selebihnya sekitar tiga perempat dari keselurahan areal terminal masih menjadi pasar, yakni pasar umum dan pasar senggol. Informasinya, tidak banyak armada angkutan desa (angdes) yang mau mangkal. Hal itu disebabkan areal terminal yang dirasakan tidak nyaman, karena kondisinya belum tertata. “Hampir tidak angkot (angdes) yang masuk mangkal ke sana,” ujar sumber di Bangli, Minggu (30/10).
Lanjutnya, para awak angkot lebih suka antre di jalanan di sebelah timur terminal, menanti penumpang yang sebagian besar dari Pasar Kidul Bangli. Hal itu dilakukan kalangan sopir angkot sejak Terminal Loka Srana berubah fungsi jadi pasar, setelah terbakarnya Pasar Kidul 2012. “Kalau dulu angkot memang masuk terminal. Setelah Pasar Kidul terbakar, tidak lagi,” ungkapnya.
Dikatakan, belakangan para awak angkot diminta masuk terminal untuk antre. Tujuannya untuk membiasakan kembali awak angkot antre di dalam terminal, tidak lagi ‘ngetem’ (tunggu penumpang) di pinggir jalan. “Belum banyak yang masuk terminal,” tambah sumber tersebut.
Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Kadishubkominfo) Kabupaten Bangli I Gede Arta, menyatakan, penetapan ‘terminal sementara’ sudah sejak beberapa waktu lalu. Status terminal sementara, sampai nanti rampungnya perbaikan Pasar Kidul dan relokasi pedagang secara keseluruhan. Di Terminal Loka Srana juga akan dilakukan perbaikan. “Tahun 2017 nanti,” imbuhnya.
Meski berstatus sementara, Arta menyatakan sistem antrean sudah berlaku. Semua angkot sudah masuk ke terminal menunggu giliran antrean. “Kalau dulu memang di luar antrenya,” kata Arta. Hanya memang, antrean berlangsung setengah hari saja, yakni dari pagi sampai siang hari. Sedang sore, tidak lagi dengan sistem antre. “Karena itu sore hari pasti sepi di terminal,” ujarnya. k17
1
Komentar